19 - Really?

14 2 0
                                    

"Omg daffa. Bisa bisa ih bikin aku deg degan. Lagi akting ngambek juga, ada aja godaannya.. daffa daffa.. I love you too daffa, tapi hanya sekedar sahabat aja daffa gak lebih." Ucap nabilah di depan jendela kamarnya saat melihat daffa pergi dari pekarangan rumahnya.

***

"Hm, aku harus mencari tau apa yang sebenarnya terjadi. Aku butuh penjelasan nabilah sekarang. Ya, aku akan telpon dia." Ucap andre.

Tutttt tuuutttt

"Ya assalamu'ailkum."

"Wa'alaikumussalam, Alhamdulillah."

"Hm? An.. andre?"

"Iya azizi ini aku andre."

"Maaf aku ngantuk. Assalamu'alaikum."

"Azizi, azizi tunggu seb..."

Belum selesai tujuan andre mempertanyakan semua pertanyaan yang ada di kepalanya, nabilah menutup telepon tersebut secara sepihak.

"Astagfirullah." Ucap andre.

Disisi lain, nabilah menangis. Ia tak sanggup bila harus mendengar suara indah dari andre. Dia tak sanggup bila harus terus menerus bertemu andre.

"Tenang bil. Tenang. Ini buat kak daffa. Ini buat kak daffa. Agar kak daffa bahagia, aku rela jauhin andre. Maafin aku andre..... hiks hiks.." ucap nabilah menangis sambil menutupi wajahnya dengan bantal.

Mendengar tangisan anaknya, meli ibu dari nabilah, bergegas menuju kamar anaknya. Ia takut, terjadi sesuatu dengan anak nya.

"Sayang, nabilah.. cantik.. buka pintu nya sayang. Jangan di kunci, Mama mau bicara sama kamu sayang." Ucap meli yang terus menerus mengetuk pintu kamar anaknya.

Nabilah sulit untuk mengungkapkan perasaannya saat ini. Dia bingung, dia harus cerita pada siapa? Mama? Apa mama percaya kalo daffa kena kanker? Tasya? Dia kan gak kenal daffa.

"Iya ma.. sebentar." Ucap nabilah berdiri dari ranjang nya dan segera membukakan pintu untuk mamanya.

"Astagfirullah sayang, kamu kenapa? Sini sini duduk. Cerita sama mama sayang, sini cerita." Ucap meli khawatir.

"Ma..." ucap nabilah serak.

"Iya."

Nabilah bingung, ia takut mamanya malah marah pada daffa. Dia takut, kalau mamanya malah berpikiran bahwa daffa berbohong atas penyakitnya itu.

"Mah, kak daffa.."

"Daffa? Kenapa daffa sayang? Oh iya kenapa daffa ga dateng ke rumah kita malem ini?"

"Mah.. jangan marah sama daffa ya.."

Mendengar ucapan anaknya, meli bingung, kenapa daffa? Ada apa dengan daffa?

"Iya sayang gak akan."

"Mah kak daffa kena kanker darah." Ucap nabilah sambil menundukan kepalanya.

"Hah? Kok bisa? Kata siapa? Dari kapan dia kaya gitu." Ucap meli bertubi tubi.

"Stop ma! Jangan potong pembicaraan aku." Ucap nabilah mengangkat kepalanya.

I Promise I Will ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang