Epilogue

4K 443 23
                                    

Ah, Halo. Dengan Park Seokjin disini.

Uhm, Jadi.. Bisakah aku menceritakan sedikit isi benakku di buku ini?

Jadi aku akan menceritakan tentang sosok laki-laki yang usianya terpaut tiga tahun lebih muda dariku.

Kata orang, anak itu adalah jelmaan malaikat yang selalu menebar kebahagiaan dan kehangatan bagi orang lain yang melihatnya.

Namun bagiku, bocah itu tak lebih dari seorang bocah ingusan yang cengeng dan jahil. Setan kecil yang sangat hobi menggangguku dimanapun.

Dia adalah seorang anak kecil yang mudah terbawa emosi.
Dia sangat pintar membuat dirinya terlihat lebih baik dariku didepan orang lain.

Dia adalah bocah dengan banyak pertanyaan yang melintasi otak kecilnya. Dan meski dia sudah menanyakan satu hal berulang kali, Ia tak akan pernah bosan untuk terus menanyakan hal yang sama hingga membuatku pusing tujuh keliling hanya untuk menjawabnya.

Namun dia akan selalu bersembunyi jika sedang merasa sedih. Dan selalu, tak pernah ketahuan. Kenapa dia pintar sekali menyembunyikan itu semua?

Bocah itu lebih memilih cara paling menyakitkan untuk menyembunyikan sakitnya. Ia selalu tersenyum seakan semua terlihat baik-baik saja didepan matanya.

Dan aku tak pernah tahu jika selama ini ada beban berpuluh ton tengah singgah di kedua pundak rapuhnya. Saat itu Ia bilang, "Hyung. Aku lelah."

Ingatkan aku untuk membuatnya tersenyum lagi.
Senyum paling indah dan tulus yang pernah ada sepanjang waktu.

Ingatkan aku lagi tentang bagaimana manisnya tawa yang tak pernah absen menghiasi bibirnya. Tawa riang yang akan selalu mengembang bak gula kapas di musim semi.

Malam itu, Ia memohon sebuah permintaan padaku. Yang ternyata adalah permintaannya yang paling berarti. Satu-satunya permintaannya yang dapat kukabulkan untuk yang terakhir kalinya.

Dan hari itu, adalah satu-satunya hari yang dengan tega membuat seluruh hatiku tercabik dengan sempurna.

Namun aku berusaha untuk bangkit. Membangun lagi sebuah kebahagiaan dan terus berjuang untuk meraihnya. Karena bagaimanapun, ini merupakan sebuah pembelajaran berharga bagi siapapun kalian yang membaca kisah ini.

Aku menulis pengalamanku tentang menjadi seorang kakak yang gagal disini adalah karena aku ingin mengingatkan satu hal pada kalian semua.

Sayangi orang-orang berharga disekitar kalian. Buat mereka nyaman dan lebih terbuka pada kalian. Karena terkadang mereka yang teramat rapuh selalu terlihat kokoh dari luar. Agar tak ada lagi kejadian pembullyan seperti yang dialami adikku, jaga orang-orang disekitar kalian.


Dan, untuk kalian para pem-bully. Berhentilah. Kalian tak akan mendapat manfaat apapun dari kegiatan tak bermoral seperti itu. Karma itu ada. Jangan membuat hidup kalian susah akibat ulah kalian sendiri.

Jika merasa marah, lampiaskan dengan cara yang baik tanpa menggunakan kekerasan. Seperti mendaki gunung, atau memancing di danau, misalnya.

Dan bocah kecil menyebalkan yang sempat kuceritakan tadi adalah adikku. Namanya Park Jimin. Ia adalah setan kecil sekaligus malaikat paling rapuh yang pernah dititipkan oleh Tuhan padaku.


Terima kasih, Tuhan.
Terima kasih sudah pernah mengijinkan malaikatmu untuk singgah dan mengepakkan sayap rapuhnya di sisiku.

Semoga Engkau memperkokoh sayapnya dan memberi malaikat itu tempat pulang yang lebih baik dari tempat terindah manapun yang ada di dunia ini.

Tenang disana, adikku. Bebaslah seperti yang kamu inginkan selama ini.

Aku mencintaimu.

Park Jimin (1995-2017)

Park Seokjin words tribute to his brother, Park Jimin who has passed away three years ago

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Park Seokjin words tribute to his brother, Park Jimin who has passed away three years ago.

-Fin-

Lil DAngel [✔] || 나의 동생Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang