Aku bahagia jika kamu bahagia
Walau aku harus merelakan kebahagiaanku,
Demi kamu (.)***
Embun : maaf
Notif pesan itu sudah muncul di layar handphone Senja. Hanya saja, ia sengaja tak membaca nya agar tak terlihat terlalu bersemangat.
Senja : untuk?
Embun : kantin jam istirahat ke 2 :)Embun butuh waktu yang sangat panjang sebenarnya untuk memulai percakapan dengan Senja walau hanya melalui aplikasi chat dan hanya sesingkat itu. Tapi, setidaknya Senja telah tahu bahwa Embun mengajak bertemu di kantin pada jam istirahat kedua. Kenapa harus jam kedua? Karena, jika jam istirahat pertama pasti masih ads Langit yang tak mau Embun dan Senja berjumpa.
Senja, ia yang menerima pesan itu saat sedang bermain gitar bingung tujuan Embun mengajak bertemu, jujur ia malas ke kantin belakangan ini. Biarlah, setidaknya ia akan berbicara lagi dengan temannya lagi walau mungkin hanya akan ada percakapan tentang konflik hari Rabu lalu. Senja tetap akan menerima ajakan Embun esok hari.
" gue bakal ngobrol sama Embun lagi, nih? "
"Harus gimana ya? Cuek? Ah, kasihan. Girang? Lah dikira apaan. Datar aja kali ya muka gua kayak orang tak bersalah" Ucap Senja pada dirinya sendiri sambil terkekeh. Mungkin di meja kantin nanti akan ada hawa tegang antara keduanya, haha.***
Esok nya
-kantin-" rame " batin Senja melihat ke sekelilingkantin yang di dominasi murid perempuan.
" es teh stunggal , nganggo plastik wae " pesan Senja. Sudah lama ia tak minum es teh yang ia beli di kantin kesukaannya.
( es teh satu, pake plastik aja )
" udah lama gak ke kantin " ucap Pak Makmur, si penjual es teh sambil memberikan plastik berisi teh pesanan Senja. Senja menanggapinya dengan senyuman seadanya lalu membayar dengan uang pas.
Senja sengaja beli minum, biar pas ngobrol gak tegang. Kalau tegang, tinggal minum tehnya. Ia melihat Embun yang duduk di bangku paling pojok. Terlalu jauh, Senja malas ke tempat pojok itu. Lagipula kenapa harus di pojok? Kayak serius banget.
" to the point " sergah Senja menyeruput es nya kembali.
Senja duduk bersebrangan dengan Embun. Beberapa hari lalu sebelum insiden 'itu' , Senja pasti duduk bersebelahan dengan Embun. Tapi situasinya kini sudah berbeda.
" makasih kadonya, maaf aku cengeng, maaf aku jauhin kamu, Langit yang nyuruh" jelas Embun
" rapopo, aku meh balik " ucap Senja lalu meninggalkan Embun yang masih duduk terdiamdi bangku pojok.
( gak apa-apa, aku mau balik )Embun : makasih waktu nya tadi
Embun : gua seneng bisa ngobrol lagiRead
Sial, niatnya Senja akan lama membalas pesan Embun, tapi tanpa sengaja ia membuka pesan itu. Telanjur, ya sudahlah.
Embun : nanti pulang bareng, mau?
2 menit kemudian..
Senja : gw brg Esok, l brg Langit aj.
Sengaja loh ini, sangat sengaja.
Embun : cemburu ga sih lo gua sama Langit?
Senja : g. Naik go jek aj.
Senja : klo l suka ama langit. Gw iklas.Setelah ia mengirim pesan itu, Senja menyimpan handphone nya tak peduli balasan selanjutnyadari Embun.
Sahabat memang prioritas. Tapi, bagaimana jika sahabat yang justru menghamcurkan rasa kepercayaan? Mungkin, tak ada kata prioritas bagi sahabat lagi. Bisa saja, Senja memprioritaskan pramuka yang sudah menjadi kegemarannya itu. Scout is not bad . Takdir tak akan ada yang tau, kecuali Tuhan, si pencipta, si penguasa.
***
Quotes Nath gimana sih selama ini?
Gabisa aku tuh bikin quotes yang ngena gitu.
Pengen nyontek google, tapi gimana ya..
.
Gomen nih sekarang jadi slow update🙏🙏
Nath masih punya kesibukan lain
Bukan sok sibuk plis deh:''
.
Ok tetep jadi readers setia ya !1!1!
Keep voment ❤❤❤
Jangan kayak si DIA yang gak setia, hehe
Salam hangat -Nath{} ~ :3
KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionSiapa yang tak menyukai senja? Sepertinya tak ada. Senja yang indah, elok, dan menenangkan itu sangat digemari banyak kalangan masyarakat. Mulai kanak-kanak, remaja, dewasa, bahkan yang lansia.Disini, bukan hanya menceritakan tentang senja yaitu mat...