2- Tragedi UKS

50 8 0
                                    

Hati sebeku es ini dapat mencair
Hanya karena perlakuan sehangat mentari
Tapi tanpa adanya kemunafikan
dari kehangatan itu .

***

Siapa yang suka hari Senin ? Cung tangan. Umumnya hanya sedikit, atau bahkan tak ada yang menyukai hari Senin ? Di sini aku juga tak menyukai hari Senin, banyak alasan kenapa aku tak menyukai Senin. Senin, jadwal mata pelajaran sangat banyak dibanding hari yang lainnya. Mungkin, Embun yang sikapnya dewasa itu juga tak menyukai Senin, bisa saja lho. Nothing imposible to hate Monday :)

Kurasa baru saja kemarin aku memakai seragam putih biru, kini telah berganti jadi putih abu. Sebenarnya aku sudah menduduki kelas XI . Aku dan Embun mengambil jurusan yang sama, IPS . Kenapa harus IPS ? karena, di IPS pelajaran hitung menghitung lebih mudah dibanding hitung menghitung yang ada di IPA . Mungkin jika aku masuk IPA, rambutku akan rontok perlahan akibat stres menghitung.

" Berat banget, gusti.. " keluh Senja sambil mengangkat tas ransel motif bunga-bunga dan satu tas tenteng polos berwarna merah yang berisi buku paket dan juga beberapa soal penting dari guru ekonomi. Soal-soal itu sudah seperti dokumen negara yang harus wajib dibawa tiap ada pelajaran ekonomi, dijaga, dan disimpan dengan baik. Kalau tidak bawa saat ada pelajaran ekonomi ? Nilai teraancam merah. Karena dari soal itu ada nilai yang akan masuk rapot.

SMA tempat Senja bersekolah ini adalah SMA elite yang tak menerima sogokan. Jadi, kalau ada yang terlambat datang ya di hukum. Gak bisa tuh ngerengek ke pak satpam buat di bukain gerbang. Di hukum nya juga gak tanggung-tanggung, keliling lapangan yang luas itu 5× , pungutin sampah sekeliling sekolah sampai bersih, bersihin toilet sampai wangi, siram seluruh tanaman, dan masih banyak lagi. Yang ngasih hukuman itu guru staff killer, sabar aja kalau di kasih hukuman sama guru perempuan yang satu ini. Jadi berpikir lah dua kali lebih jika ingin terlambat datang, jangan bolos! Lebih bahaya kalau bolos karena bisa saja orang tua kalian di panggil dan kalian di beri point.

Senja bukan tipe-tipe anak nakal, atau yang biasa disebut dengan ' pentolan sekolah ' , bukan pentol bakso itu lho. Pentolan memang terkenal, tapi percuma kalau terkenal karena nakal. Tapi bukan berarti di SMA yang ketat peraturan ini tak ada anak nakal nya, tiap sekolah pasti ada, pasti. Ia perempuan berparas cantik, berambut lurus dengan warna hitam legam, dan mempunyai tubuh yang proposional tapi ia tak suka pamer lekuk tubuhnya. Nakal, penguasa kantin, rutin masuk BK. Tapi, dia pintar, lebih pintar dibandibg teman satu genk nya yang lain. Karena nakal saja ia tercap buruk. Dia Yunita, biasa dipanggil Nita. Suaranya lucu, imut, tapi tatapannya tajam dan dingin. Mungkin dia adalah yang paking baik di genk nya, genk penguasa kantin pojok bagian perempuan.

***

" Heh, Sen, ke UKS sana! Muka kamu iku lho, pucet " Tegur teman yang berbaris di depan Senja, Wiwik. Hari ini sangat panas, walau hanya matahari pagi, Senja tetap merasa pusing. Senja tadi sarapan hanya minum susu coklat hangat, sudah rutinitas pagi.

" Ke UKS aja, kak " ajak adik kelas yang sudah menggenggan tangan Senja. Ia berseragam putih khusus, dengan menggunakan topi hitan berlambang khusus PMR.

UKS saat ini sepi, terlalu sepi dibanding yang biasanya. Biasanya, tiap upacara hari Senin UKS pasti ramai dengan murid-murid yang sakit, ataupun murid-murid yang malas dan capek mendengar amanat yang panjang, membosankan, dan sudah pasti lama. Di UKS itu memang enak, dingin kayak ruang guru karena ber AC. Kalau sudah masuk UKS pasti dibuatkan teh manis hangat. Tapi, guru yang jaga UKS gak seru.

" Coba belajar dulu sana, kalau gak kuat ke UKS lagi aja" kata-kata legend Bu Yani, guru penjaga UKS dan pembina PMR.

Suhu tubuh Senja tinggi, meningat meningkat beberapa derajat saat di periksa yang kedua kalinya. Mungkin, besok ia tak akan ikut pramuka jika kondisi nya masih seperti ini.

" Sakit? Atau males? Jadi kabur ke UKS " Ucap Langit, teman yang beda kelas dengan Senja tapi satu ekskur, pramuka.

" Aku sakit tenanan, yo! Opo koe seng males? " Tanya Senja dengan nada penuh selidik.

( Aku ini sakit beneran, ya! Apa kamu yang males? )

" Mukamu emang kelihatan sakit, tapi bicaramu kayak sehat-sehat aja. Kalo aku emang males sejarah " ucap Langit santai. Malas sejarah? Bahkan menurut Senja mudah dibanding ekonomi dan sosiologi.

" Sana, Lang! Ini kamar cewek " usir Senja mendorong pelan Langit yang ada di samping nya. Langit hanya terkekeh, lalu kembali ke bilik laki-laki, entah apa yang ia lakukan mungkin tidur atau bermain gadget.

Bosan! Senja sudah merasa bosan karena 2 jam lebih 20 menit terperangkap dalam ruangan yang tam seluas kelas, tak seramai kelas, dan tak seceria di kelas. Di sini hening, anggota PMR yang biasanya berjaga sudah pasti belajar. Senja di suruh pakai selimut, AC UKS juga dimatikan , gerah.

" Bentar lagi istirahat, aku mau ngecek kakak " izin adik kelas yang di beri anggukan oleh Senja.

"Berapa menit lagi istirahat? " tanya Senja

"15 menit"
"Suhu tubuh kakak udah membaik, teh nya di habiskan ya" ucap adik kelas itu, mirip sekali dengan Bu Yani. Iyalah, dia kan didikan Bu Yani.

Ini sudah istirahat, terdengar suara tawaan dari beberapa murid yang melewati depan UKS. Biasanya, kalau istirahat Senja kumpul sama anak pramuka inti, termasuk Langit. Tapi saat ini kondisi tubuh nya tak mendukung.

" Makan, Sen " ucap Langit. Ya, dia Langit yang baru saja Senja pikirkan, astaga. Dan dia memang sudah keluar dari ruang UKS ini sebelum jam istirahat lalu membeli bubur yang nyatanya itu untuk Senja.

" Kamu gak makan " Senja bertanya sambil menerima semanngkuk bubur ayam yang masih hangat itu. Langit hanya tersenyum, senyuman nya itu bahkan melebihi manisnya gula.

" Makan Lang, nanti kamu sakit beneran gak lucu ceritane " Senja lalu menyerahkan setengah dari semangkuk bubur yang Langit berikan untuk nya ke Langit. Akhirnya Langit makan karena sedikit paksaan dari Senja.

" Senjaaa... " suara cempreng itu meneriaki nama Senja.

" aku metu " pamit Langit diberi anggukan Senja
( aku keluar )

Embun, dia yang masuk ke ruangan ini dengan suara cempreng nya yang bisa merusak gendang telinga jika ia terus-terusan teriak. Kenapa? Karena, suaranya tidak sebagus penyanyi internasional seperti Agnez Monica.

" Kamu itu malah berduaan sama Langit " ucap Embun dengan sedikit nada kesal
" Tapi, rapopo sih, jadi hati beku mu itu wes cair" Embun menyengir

" kamu itu lho Bun, ngawur aja kalo ngomong"
" Langit? Aku rasa dia hanya mencairkan sedikit hati ku lalu pergi tanpa pamit dan buat hati ku beku lagi" Senja berucap sambil menatap atap langit ruangan kecil yang bernuansa putih ini.

------

Oke fix, ini panjang banget Nath pegel nulisnya wkwk.
Gapapa, ini buat membayar ke -php an nya Nath
Oiya, yang punya quotes bagus boleh lah chat Nath atau coment di sini..

Keep voment and enjoy reading
-Nath ❤

--------

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang