Sahabat itu untuk selamanya
Bukan untuk sementara.***
Minggu, 31 Desember 2017
Puncak, 21:35 . Disinilah tempat langganan yang selalu Senja datangi untuk malam tahun baru. Terlalu jauh? Memang. Senja bukan anak manja, jadi tiap ia ingin berpergian pasti di izinkan orang tuanya, walau tempat terjauh sekali pun.
Tahun lalu, ia di tempat ini bersama sahabatnya, Embun. Tadinya Senja hendak mengajak Embun dan yang lain termasuk Langit. Tapi, Senja sadar bahkan selalu sadar jika saat ini situasi nya telah berubah. Hati Senja ingin sekali berbaikan, tapi otak dan mulut tak sesuai dengan hati yang selalu saja menuntut Senja untuk tidak berbaikan dengan Embun. Kenapa? Karena Langit yang menjadi penghalang.
Tahun lalu, malam seperti ini sangatlah meriah dengan hadirnya Embun dan beberapa teman SMP yang lain. Bakar jagung, bakar sosis, dan yang lain. Canda tawa yang selalu terlontar dari satu mulut ke mulut teman-teman Senja yang lain bergantian membuat malam tahun baru lalu tak pernah hening. Suara petikan gitar yang diiringi nyanyian serempak sambil merangkul pundam satu sama lain, saling tindih menindih saat mau tidur, itu yang Senja rindukan. Waktu-waktu bahagia seperti itu memang tak bisa diulang dan selalu berjalan begitu cepat. Senja selalu saja sedih dan bahkan hampir menitikkan air mata jika mengingat moment itu, kini hanya bisa bertelponan dan memandangi foto yang masih ada. Semua sudah sibuk dengan SMA , dan teman baru nya.
***
Embun : neng endi koe?
( dimana kamu? )Senja : biasa
Senja balas dengan singkat. Toh, untuk apa membalas panjang-panjang ? Tidak penting juga sepertinya. Jika Langit tau Senja masih membalas pesan Embun, mungkin ia akan kena masalah. Tapi, apa Langit akan mengecek HP Embun tiap saat? Bisa saja, dan Senja bahkan sudah tidak peduli apa yang akan dilakukan Langit padanya jika Langit tau kalau ia membalas pesan Embun. Senja pasrah.
" sepi banget " gumam Senja menatap luasnya hamparan langit malam yang gelap dan sunyi.
Sudah berkali-kali Senja mencoba menelpon teman SMP nya kecuali Embun. Senja ingin ditemani, ia ingin menunggu bintang jatuh dan melontarkan permohonan bersama teman-teman nya berharap akan terkabul. Sayangnya, tak ada satupun teman yang mengangkat panggilan Senja. Miris sekali.
" mba gak masuk ke dalam aja? Nanti masuk angin lho.. " tegur seseorang menepuk pundak Senja pelan. Reflek Senja menengok ke arah suara itu.
Embun !
Dia Putri Embun Laksana. Sahabat Senja yang beberapa minggu ini Senja jauhi. Suara sedikit cempreng itu, pantas saja ia mengenali nya. Senja tau otaknya menyuruh nya untuk menjauh dan mengusir Embun, takutnya Langit mengetahui . Tapi hati berkata lain, hati kecil nya memberi dorongan untuk berbaikan, tak peduli jika Langit tau.
"Em-embun " ucap Senja sedikit terbata. Ia menitikkan air mata, tapi mulutnya tersenyum, bahagia bercampur dengan rasa haru. Senja bangkit dari posisi duduk nya dan memeluk erat Embun. Ia rindu, rindu memeluk tubuh sahabatnya yang sedikit lebih kecil darinya.
" aku kangen karo koe, Bun " bisik Senja
( aku kangen sama kamu, Bun )" aku yo podo " balas Embun mengeratkan
pelukan .
( aku juga )" kita ulang malam tahun baru ini seperti malam tahun baru lalu " Embun melepas pelukan dan membuat Senja sedikit heran. Beberapa detik kemudian teman-teman SMP Senja berdatangan dan memeluk satu sama lain. Lagi-lagi Senja menitikkan air matanya . Semoga persahabatan ini tak akan pernah musnah, itu harapan mereka tepat di tengah malam ini.
Karena sahabat itu untuk selamanya, Embun tetap setia bersahabat dengan Senja walau sifat nya berubah. Friendship never die.
______
Baikan dah 👏👏
Nath jadi rindu temen lama:'
.
.
.
Don't forget to vote and coment 👌
Bay bay 🙌

KAMU SEDANG MEMBACA
SENJA
Teen FictionSiapa yang tak menyukai senja? Sepertinya tak ada. Senja yang indah, elok, dan menenangkan itu sangat digemari banyak kalangan masyarakat. Mulai kanak-kanak, remaja, dewasa, bahkan yang lansia.Disini, bukan hanya menceritakan tentang senja yaitu mat...