6 - Luka

20 2 0
                                    

Jangan lari,
Hidup itu bukan pelarian
Tetap santai,
Walau dengan keceriaan palsu

***

  Jangan ganggu Embun !!!
-L

  Kertas dengan tulisan bolpoin tinta merah itu tertempel di meja Senja. Ia bingung, ada saja orang yang terkesan mengancamnya untuk tidak mengganggu Embun. Padahal, belakangan ini ia tak berbicara dengan Embun, kecuali hari itu. Tapi mudah saja ia mengetahui si pengirim kertas ini dengan bolpoin tinta merah ini. Langit, siapa lagi kalau bukan dia? Huruf berinisial ' L ' yang tertera pada kertas itu sidah pasti orang yang kata depan dari namanya berawalan huruf L , dan sudah pasti juga dekat dengan Embun bahkan melindunginya, sampai membela.

Senja  : brn ny lewat kertas

  Entah mendapat keberanian dari mana Senja mengirim pesan itu.

Langit : lakuin aja. Gpg.
Langit : istirahat pertama ketemuan di ips-2
Langit : gua tunjukin ke lu kl gua berani scr lgsg

Read

  Itu  3 pesan terakhir dari Langit. Senja yang membacanya hanya terkekeh pelan, bukannya malah takut. Ia tak sabar menunggu jam istirahat tiba. Padahal, bel tanda masuk saja belum berbunyi. Astaga, ini efek pesan yang di timbulkan dari pesan Langit pada Senja. Mungkin Senja dikira gila oleh teman-temannya karena senyum-senyum sendiri.

  " gila ya senyum-senyum sendiri? Kesambet? Atau kasmaran? Astaga... lo bisa suka sama cowo?! " jerit esok histeris di kata terakhir tanpa memperdulikan tatapan orang di sekitar nya. Sikap ini sangat-sangat berbanding jauh saat dengan perempuan lain. Dengan perempuan lain, Esok memasang muka cool. Biar keren katanya.

  Senja yang kini ikut-ikutan menjadi bahan sorotan mata banyak ornag karena jeritan Esok itu memelototi Esok. Tapi tetap saja tidak berhasil, justru Esok semakin gencar menggoda Senja. Senja yan sudah kesal dengan Esok langsung saja menabok lengan Esok dengan keras.

  " KDRT!!! " jerit Esok, lagi. Ia mengelus-elus lengan kanan nya yang di tabok Senja. Masih sedikit perih, argumen Esok dalam diam sambil cemberut.

  " sakit? " tanya Senja

  ' sakit lah bego ! ' ingin sekali Esok membalas seperti itu, tapu kasihan sekali rasanya.
  " sakit tau... elus-elus nih !! " nada bicara Esok dibuat-buat seperti anak kecil yang tengah merajuk.

  " satu kata buat lu, MAMPUS!! " ledek Senja menekan kata terakhirnya. Ingin Esok membalas perkataan Senja. Namun sayangnya, guru matematika mereka yang dijuluki 'madam nyonya besar queen killer's Mrs. Anna ' oleh murid kelasan karena sikap galak, tegas yang berlebihan dan sikap yang suka memerintah seenaknya dari si Bu Anna . Gila.

***

  Terlihat seorang lelaki dengan penampilan urakan yang belum juga berubah. Rambut berantakan, kemeja tidak dimasukkan ke celana ditamah dua kancing atas yang terbuka hingga memperlihatkan  kaos putih oblong yang ia kenakan. Senja hampir tak berkedip memandang di lelaki itu. Terkesan sudah seperti bertahun-tahun tak berjumpa, padahal baru beberapa minggu lalu. Sejujurnya, Senja merasa sedikit takut jima harua berduaan dengan Langit saat ini. Bukan karena apa-apa,  ini hanya masalah sepele. Senja takut jika perkataan Langit membuat hati kecilnya tersakiti lagi.

  " lama banget lo! Es gua sampai mau habis! " gertak Langit menunjukkan gelas di hadapannya yang sudah tak bersisa, bahkan es nya. Ini sih memang sudah habis, bukan sudah mau habis lagi.

  " ya maaf " ucap Senja lalu duduk di bangku yang bersebrangan dengan bangu yang Langit duduki saat ini. Alasannya tetap sama, rasa takut sialan itu yang selalu saja mengganjal di hati Senja.

  " inget, lo tuh ga lebih dari orang munafik yang memperlakukan buruk sahabat nya !"
  "Jauhin Embun ! " Tegas Langit lalu meninggalkan Senja yang hati nya sudah luka kini tambah luka lagi oleh perkataan tajam Langit.  Luka yang sudah ada kini ditamah menjadi lebih banyak.

  Langit : jgn lari abis dr kantin. Jln aja, fake smile.

  Pesan singkat yang terkirim dari Langit, Senja baca lamat-lamat dan berusaha menjalankan apa yang dikatakan Langit, fake smile. Jalanin aja, hidup ini bukan perlarian. Itu kata-kata Embun yang selalu saja terngiang di otak Senja. Kata-kata itu selalu saja di ucapkan Embun saat Senja curhat padanya.

---

2 part sekaligus:3
Voment ya❤

SENJATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang