XIV

10.6K 429 2
                                    

Sasuke menatap sekelilingnya mencari keberadaan teman pirangnya.
Lama ia mencari dan akhirnya ia berhasil menemukannya.
Dengan langkah lebar Sasuke berjalan kearah Naruto yang tampak tak menyadari keberadaanya.
Sasuke bergumam lalu memasukkan tas punggungnya kedalam mobil  lalu beralih membuka pintu disebelah Naruto.
      "Teme, bagaimana perasaanmu sekarang?" tanya Naruto yang sedang mengemudi. "Baik, siapa yang tidak senang mendapat perusahaan Uchiha?" ujar Sasuke sambil memperhatikan jalanan. "Bukan itu maksudku." Sasuke menaikkan alisnya bingung. "Sakura. Apa yang kau rasakan ketika bersamanya? Apa kau menyukainya." Sasuke mendengus pelan, "Berhenti bertanya hal bodoh seperti itu." ucap Sasuke sinis.
      Naruto tak peduli dengan nada sinis Sasuke, "Aku tau kau mencintainya. Jangan membantah atau mengelak lagi Sasuke. Aku tau bagaimana sifatmu." ia melihat Sasuke yang bergerak tak nyaman. "Katakan perasaanmu Sasuke,"
      "Tidak, Naruto." tolak Sasuke. "Baiklah, jika kau ingin Sakura diambil orang lain, maka tak apa." perkataan Naruto membuat Sasuke berpikir lagi. Ia bisa hidup tanpa Sakura tapi ia tak bisa melihat Sakura dengan orang lain. Ia bimbang sekarang, ia takut dengan sesuatu yang bernama cinta. Hidupnya yang tidak memiliki cinta sudah cukup baginya. Tapi, bagaimana jika cinta itu datang padanya?
      "Antar aku ke Uchiha Corp. Sekarang!" perintahnya, terukir seringai yang membuat Naruto merinding.

_______________________

        Sakura mencoba menghubungi Sasuke, tapi pemuda Uchiha itu sama sekali tidak menjawab panggilan maupun membalas pesannya. Ia gelisah tak kunjung menemukan pemuda itu dimanapun.
Ia sudah bertanya pada Naruto, tapi sahabatnya itu juga tidak tau dimana Sasuke. Ia mengatakan bahwa ia memang menjemput Sasuke dari bandara dan mengantarnya ke Uchiha cor. Setelah itu ia tak tau kabar si Sasuke itu.
       "Hah, ayolah Sakura, kau harus fokus, sebentar lagi kau akan lulus." ujarnya para diri sendiri. Ia harus bisa melupakan Sasuke sejenak. Ya harus.
       "Sakura!" panggil Ino, Sakura hanya bergumam tanpa mengalihkan pandangannya dari buku nada. Hal itu membuat Ino kesal, tapi ia tau, bukan saatnya untuk kesal. "Sasuke..." Ino sengaja menggantungkan kalimatnya untuk melihat reaksi Sakura. Benar saja dugaannya, sekarang Sakura melihat dirinya dengan tatapan penasaran. "Apa? Ada apa dengan Sasuke?"
      "Aku tak tau harus berkata apa, tapi kau bisa membaca ini." Ino memberikan sebuah majalah kepada Sakura. Gadis pink itu tampak bingung dengan apa yang dilakukan Ino. Ia pun membaca halaman pertama majalah yang membuat ia terkejut, "I.. Ini ti... Tidak mungkin.." air mata mengalir dikedua emerald indah nya. Ino langsung memeluk Sakura, "Sstt... Dia pasti baik baik saja, aku yakin itu." Sakura terisak cukup lama hingga Ino harus bolos dari kelasnya.
       Ia sedikit merasa bersalah karena memberi tau sahabat pink nya itu tentang hal ini.

___________________________

         Rumah sakit yang berdiri dibawah naungan Uchiha Corp sedang gempar mendengar anak pemilik Uchiha Corp mengalami kecelakaan, baru saja ayahnya yang mengalami kecelakaan, sekarang anaknyalah yang mengalaminya.
        Para dokter dan perawat berjalan dari satu ruangan keruangan lain. Segerombol mahasiswa berkumpul didepan ruang UGD. Mereka terus berdoa akan keselamatan Sasuke, "Aku tak menyangka ini akan terjadi. Kuharap dia akan baik baik saja." Naruto berjalan mondar mandir didepan ruang UGD. Hal itu membuat Karin pusing melihatnya, "Tenanglah, Naruto. Dia akan baik baik saja." ujarnya berusaha menenangkan yang lain. Karin memeluk Sakura yang terus terisak.
Ino menatap frustasi keadaan sahabatnya itu yang seperti zombie dan terus menangis putus asa. "Tenanglah Saku.!" Ino menarik ponynya kebelakang tanda ia stres.
       "Keselamatan Sasuke hanya tinggal duapuluh lima persen, kita tak tau apa yang akan terjadi." Sakura semakin menangis mengingat perkataan dokter.
        Itachi datang bersama Sasori, ia menatap khawati pintu ruang bercat putih itu. "Bagaimana ini bisa terjadi?" tanyanya. "Maaf, harusnya aku tak membiarkan Sasuke sama mengendarai mobil." Ucap Kakashi yang baru datang. Itachi menatapnya, "Bukan salahmu, ini memang takdir."
         Semua menatap pria berjas putih yang baru saja keluar dari ruang operasi. "Bagaimana keadaannya dok?" tanya Kakashi. Dokter itu menghela napas berat, "Maaf, pasien mengalami koma." bagaikan tersambar petir, mereka semua yang mendengarnya, teman, rekan, adik mereka dalam situasi koma. Sakit yang mereka rasakan. Bahkan Kakashi yang hanya sebatas rekan kerja menunduk sedih, mereka melihat Sasuke dipindahkan keruang rawat.
         Seonggok tubuh terbaring lemah diatas tempat tidur. Mereka semua melihat bagaimana Uchiha Sasuke yang kasar, kuat, dan keras kepala berada dalam kondisi yang lemah. "Ini sudah malam, kalian beristirahatlah, biar aku yang menjaga Sasuke - sama." Ujar Kakshi. Naruto mengangguk lalu mendekati ranjang Sasuke, "Cepatlah bangun, teme. Kalau kau tidak ingin melewatkan pertandingan basketku."
           Sakura tak ingin beranjak dari sana, terpaksa Ino dan Sasori harus memaksa Sakura, hingga akhirnya Itachi juga ikut turun tangan, "Sakura, bukan hanya kau saja yang sedih, aku kakaknya lebih sedih darimu. Pulanglah dan tenangkan dirimu." dan Sakura menuruti perintah Itachi.

______________________

Menatap adiknya yang terbaring tak berdaya, membuatnya sakit.
Itachi mengelus rambut Sasuke lembut, "bangunlah, jangan menjadi orang lemah Sasuke. Kau bilang ingin melampauiku kan. Mana Sasuke yang kuat itu? Mana Sasuke yang berhasil mematahkan hidung Otou-sama?" lirih Itachi, ia menangis dalam diam mengingat kenangannya bersama sang adik.

'Ni chan, aku akan menjadi lebih hebat darimu, aku akan menulis surat untuk masa depanku, dan aku akan membacanya nanti. aku ingin Itachi - nii yang menyimpan suratnya agar tidak hilang. "
'hahaha, baiklah, mana suratnya? Berikan padaku. '
' bentar, aku akan membuatnya. '

Sakit, ntah kenapa ia dipertemukan untuk ketiga kalinya dalam kondisi seperti ini. Menyedihkan memang.
      Kakashi yang berada diluar tak berani mengusik tuannya itu, ia memilih menuju atap untuk menenangkan pikirannya, baru kali ini ia melihat Sasuke dalam kondisi seperti ini, ia tak tau harus berbicara apa lagi.

_______________________
_______________________

1 tahun kemudian.....

"Ohayou Sasuke - kun.. Kau lihat kan, aku sudah lulus sekarang, kau bilang pada kakashi bahwa kau akan melamar ku saat aku sudah lulus. Mana janjimu hm? "ujar Sakura sambil menatap wajah damai Sasuke. "Apa sebegitu nyamannya berbaring disana. Bangunlah, banya yang menunggumu disini. Dan... Hiks... Aku masih menunggu hiks kau melamarku hiks.. Gomen, aku masih saja cengeng.. Hiks.. Aku berjanji tak akan menangis lagi hiks... Aishiteru Sasuke - kun hiks."
          "Will you merry me Haruno Sakura?" lirihnya, Sakura membulatkan matanya, ia menatap Sasuke dengan perasaan rindu. Ia memeluk pemuda itu cukup lama. "Hei, kau tak menjawabku."
           "Baka, apa yang kau pikirkan hah, tertidur terus sepanjang hari, kau membuatku sedih." isak Sakura. "Ssttt... Aku tak akan pergi sebelum menikahimu. Jadi?"
           "Tentu saja aku mau, bodoh. Jangan pernah pergi dariku lagi."

_________________________

"Uchiha Sasuke, bersedia kah kau menikah dengan Haruno Sakura, dan akan mencintainya dalam suka maupun duka sampai maut memisahkan kalian? " Suara pendeta bergema digereja itu.
" Saya bersedia akan mencintai Haruno Sakura dalam suka dan duka sampai maut memisahkan kami. " Jawab Sasuke mantap.
       "Silahkan mencium pasangan anda." ujar pendeta itu. Sasuke mendelatkan dirinya pada wajah Sakura yang memerah. Ia mencium lembut bibir Cherry milik gadisnya.  Suara tepuk tangan mengiringi mereka.  Dengan perasaan bahagia mereka melempar karangan bunga,
        "Akhirnya, aku dan Hinata akan menikah, yeay." Teriak Naruto. Membuat Sasuke terkekeh geli mendengarnya.
        "Aku sudah mempersiapkannya Sasuke, kau bisa tinggal disana." Sasuke memeluk Itachi, lalu ayahnya. "Arigatou semua." Ucapnya. Kakak dan ayahnya mengangguk singkat.
        "Ne Sakura, aku ingin dua anak, perempuan dan laki laki." Ujar Sasuke. Sakura memukul suaminya itu, "Dasar mesum." ia meninggalkan Sasuke yang menyeringai mesum padanya.

Hidup itu indah....

________________________________

TAMAT.......

HOHOHO
AKHIRNYA TAMAT
VOMENT YA, OH YA AUTHOR MAU BUAT CERITA BARU NANTI AUTHOR KASIH JUDULNYA.....

BUBAY MUACH

🍅🍅🍅🍅🍅🍅🍅🍅🍅🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍡🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍜🍅🍒🍅🍒🍅🍒🍅🍒🍓🍓🍅🍅

LOVE is NOT MY STYLE (COMPLETED) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang