~♥️~
“There is no love without forgiveness, and there is no forgiveness without love”
—B. H. McGill
.
.
.Sasuke terdiam didepan sebuah pintu ruangan dirumah sakit. Ia masih menggendong ranselnya. Seorang perawat baru saja menyelesaikan pemeriksaan. Kemudian ia berjalan mendekati ranjang ayahnya. Pria malang itu kini tergeletak tak bisa melakukan apapun. Berbagai alat medis tertempal ditubuhnya. "Sasuke." suara yang bisanya tegas, kini menghilang terganti suara lirih.
"Hn? " ia melihat ayahnya menatap tak percaya jika yang berdiri disampingnya adalah Sasuke. "Kuharap pengacaraku tidak memaksamu datang kesini." ujar Fugaku.
"Memangnya apa yang bisa dilakukan oleh pria tua itu untuk memaksa adikku yang bodoh? "suara lain membuat mereka mengalihkan perhatiannya menuju pintu masuk.
"Kau?!" tunjuk Sasuke. "Hn, ini aku. Bagaimana keadaan Otou-sama?" Itachi meletakkan sekerenjang buah dimeja bercat putih itu. "Buruk." balas Fugaku. "tubuhku seperti hancur berkeping - keping." lanjutnya.
"Kalian..." Sasuke merasa aneh dengan hubungan keduanya. "Ya, selama ini kami bekerja sama. Sebenarnya aku tidak pergi kemana pun Otouto. Aku hanya tinggal diapartement milik Otou-sama di Italia." jelas Itachi. Sasuke mengerutkan dahi,
"Jadi, ini semua hanya tipuan? Kalian menipuku?, kalian merencanakan ini kan?" Itachi menyeringai kecil, "Ini bukan tipuan kok, kami hanya sedikit mempermainkanmu."
"Itu sama saja, baka. "gerutu Sasuke. "Lalu, Sharingan Corp?"
"Sebenarnya aku hanya mengambil beberapa aset perusahaan, dan kini aset itu sudah kau ambilkan. Aku hanya ingin kau belajar membangun kembali perusahaan itu, tapi tindakanmu untuk mencari tau kebangkrutan Sharingan Corp sungguh diluar dugaan. Kupikir Kakashi yang melakukannya. " Itachi mengetukkan jari tangannya ke meja. "Kau itu masih naif, otouto, perlu usaha untuk bertahan dalam dunia bisnis. Yang kuat yang akan menang dan yang lemah akan jadi pecundang. Kau dilatih untuk menjadi kuat. Aku selalu mengawasimu otouto." lanjutnya.
Sasuke menyeringai keji, "Oh ya? Bagaimana jika Uchiha corp dan dirimu dimusnahkan?" tanya Sasuke.Itachi terbahak mendengarnya. "Itu tidak mungkin, menggulingkan dua Uchiha sama saja kau menggali kuburanmu sendiri."
"Jangan meremehkanku, kau tidak tau apa yang bisa kulakukan. Otou-sama terbaring dirumah sakit, membuatku mudah untuk membunuhnya. Dan menghancurkan adalah hal termudah." Sasuke menatap remeh Fugaku yang dari tadi mendengar perseteruan anak anaknya."Sudahlah, tidak perlu saling menjatuhkan. Lebih baik kalian memperkuat perusahaan kita. Gabungkan Uchiha Corp dengan Sharingan Corp." ujar Fugaku lemah.
"Aku setuju saja Otou-sama, tapi bagaimana dengan Otoutoku ini? " Itachi meminta jawaban dari Sasuke. Sebenarnya ia tidak ingin, tapi mau bagaimana lagi. Memaafkan mungkin ide terbaik. Ia mengangguk setuju. "Menginaplah di apartemen Itachi."
Sasuke mengikuti Itachi, selama perjalanan mereka hanya berdiam diri tak tau harus berbicara apa. Walaupun ada begitu banyak pertanyaan dikepalanya saat ini.
Apartemen milik kakaknya ini lumayan mewah untuk kalangan atas. Mulai dari desain interior dan furnitur-furnitur mewahnya. Sasuke tidak terkejut dengan kemewahan ini, ia sudah biasa melihat ini semua. "Dimana kamar mandinya?" Itachi menjelaskan letak kamar mandi pada Sasuke.
Bungsu Uchiha itu berendam dengan air dingin, ntah kenapa pikirannya sedang kacau sekarang. Ia mengambil ponselnya disebelah bath up. Ia menelpon Kakashi untuk membicarakan apa yang baru saja dialaminya. "Halo Sasuke-sama, ada apa anda menghubungi saya?" suara sopan terdengar dari seberang sana."Hn, ini mengenai Uchiha Corp, Otou-sama ingin aku menggabungkan Sharingan corp dengan Uchiha corp. Bagaimana menurutmu?" jelas Sasuke.
"Tentu saja itu ide yang bagus, dengan mengabungkan kedua perusahaan, otomatis perusahaan kita akan menjadi perusahaan raksasa. Itu sangat menguntungkan." jawab Kakashi senang.
"Aku tau, tapi rencana awal kita jadi sia-sia kan?"
"Tak ada yang sia-sia Sasuke-sama. Kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan, bahkan jauh lebih besar. Bukankah ini yang kita harapkan. " kata Kakashi, "Kenapa anda bingung?"
Sasuke menghela napas sejenak, "Tidak, tidak ada." lalu menutup teleponnya.
Sasuke mengernyitkan dahi ketika ada yang membuka pintu kamar mandi, untungnya ia berendam dengan celana dalam dan banyak busa yang menutupinya. "Ada apa? Kuharap kau masih memiliki sopan santun." sindir Sasuke.Itachi terkekeh geli, "Well, aku hanya ingin melihat keadaanmu, kupikir kau tenggelam selama dua jam." balas Itachi. Sasuke sedikit tersentak mendengarnya, ia melirik jam yang tergantung pada dinding kamar mandi, dan benar saja sudah dua jam ia berendam. "Sebentar lagi." ia ingin berlama lama dulu disana.
"Kudengar kau memiliki hubungan dengan Sakura," pernyataan Itachi membuat Sasuke menatap tajam dirinya. "Tidak, jangan campuri urusanku."
"Aku hanya bertanya, dia adik temanku, jadi tak ada salahnya kan?" ucap Itachi."Apa maksudmu? Apa Sasori temanmu?. Jika benar, aku sudah menduganya dari awal." tutur Sasuke. "Kau sudah tau heh, sejak kapan?"
"Sejak aku melihatmu berada dirumah Sakura." Sasuke menutup matanya sambil menikmati sensasi menusuk dari air dingin yang menyentuh kulitnya."Kau menolaknya secara tidak langsung hm?" Itachi mengubah topik pembicaraan.
"Tidak."
"Jangan bohong otouto. Aku melihatnya."
"Diam lah."
"Dia mencintaimu, dan aku juga tau kau mencintainya. " goda Itachi. Sasuke Menatap tajam Itachi yang menampilkan wajah konyolnya. "Jangan campuri urusanku Itachi." desis Sasuke.
Itachi mengendikkan bahu. "Jika aku bisa, Itachi-nii," lirihnya yang bisa didengar Itachi.
~♥️~
Hati yang beku dan ketakutan, bisa disembuhkan dengan cinta dan kasih sayang
~♥️~
[TO BE CONTINUED]
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE is NOT MY STYLE (COMPLETED)
RomanceSasuke, sang pangeran es yg susah ditaklukan dan tak percaya dengan cinta, selalu menganggap cinta adalah hal yang tidak sesuai dengan gayanya, hingga seorang gadis datang dan perlahan mengubah hidupnya.