~♥️~
“There is always some madness in love. But there is also always some reason in madness”
.
.
.Sasuke berjalan kedalam kelas, ia melihat sahabat kuningnya sedang duduk dibangku belakang. Ia sibuk dengan ponselnya sehingga tidak memperhatikan Sasuke yang berada dibelakangnya.
Sasuke menarik kursi lalu meletakkan tasnya, Naruto yang mendengar itu menatap Sasuke dengan pandangan berbinar. "Sasu-Teme, apa kabar?" sapanya dengan senyum lebar.
Sasuke tersenyum tipis. "Seperti yang kau lihat."
"Akhirnya... Itu artinya kita bisa mengikuti pertandingan itu kan?" tanyanya."Hn," gumam Sasuke.
"Ku anggap itu berarti setuju."Kata Naruto seenaknya. "Oh ya apa kau mempunyai hubungan dengan Sakura?"
Sasuke terkejut mendengar pertanyaan Naruto. "Tidak." jawabnya.
"Aku tidak percaya teme." Naruto mengibaskan tangan kanannya didepan wajah Sasuke, ia yakin pasti diantara kedua sahabatnya itu telah terjadi sesuatu. "Terserah." balasnya datar.
~♥️~Sakura memasuki minimarket yang dimaksud oleh Temari. Jika ia benar, pasti Sasuke bekerja disini walaupun pemuda itu pernah bilang bahwa ia bekerja diperusahaan. Seorang pegawai tampan mendatangi Sakura, sepertinya ia agak curiga dengan gadis ini, terbukti dari pakaian gadis ini yang mencurigakan.
Mana ada orang normal yang memakai masker, kacamata dan baju panjang dimusim panas."Permisi, ada yang bisa saya bantu, nona?"Tanya nya sesopan mungkin.
Sakura menatap terkejut orang itu, "Sa.. Sasuke?" ujarnya ragu, orang itu mirip dengan Sasuke tapi yang membedakannya hanya gaya rambut saja. Sakura melihat pemuda itu menaikkan satu alisnya."Sasuke? Siapa itu?" Bingungnya. Seingatnya ia belum berganti nama.
"Eeh?, kau bukan Sasuke?" tanyanya. Jika bukan kenapa bisa begitu mirip? Batin Sakura."Hm.. Aku Utakata." ia menunjukkan tag name yang tertera pada seragamnya. Sakura menggaruk kepalanya malu.
"Ma... Maaf, kupikir kau temanku." Sakura berojigi didepan Utakata. "Tak masalah, jadi apa yang kau cari?"
"Aku mencari Sasuke, kudengar dia bekerja disini." emerald Sakura terus menatap sekelilingnya. Utakata mengerutkan dahinya, "Tidak ada pegawai bernama Sasuke disini."
"Tapi, temanku bilang, dia bekerja disini." balas Sakura. "Siapa nama lengkapnya?"
"Uchi....ah!" Sakura merasa ada yang menarik dirinya. "Utakata, biar aku yang mengurus gadis ini, aku tau siapa Sasuke itu." Utakata mengangguk lalu pergi meninggalkan mereka."apa yang kau lakukan? Eh? Kau, tapi, dia bilang tidak ada yang bernama Sasuke disini, bagaimana bisa kau ada disini?" Sasuke bersumpah akan menyumpal mulut gadis itu yang terus saja berbicara dengan nada keras. Sasuke membawa gadis pink itu ke atap gedung tak terpakai dibelakang minimarket.
"Kenapa kau membawaku kemari? Jangan-jangan kau ingin..." perkataan Sakura terpotong dengan nada datar Sasuke, "Aku tak tertarik dengan milikmu yang datar." kini wajah Sakura memerah sempurna."hentai!!"
"Diamlah pink, kau punya urusan kan denganku?" Sasuke bersandar disalah satu pembatas gedung.
"Ah ya, tapi, aku punya pertanyaan, bagaimana bisa dia tidak tau namamu?" ucap Sakura. Pemuda Uchiha itu menatap tajam Sakura. Lalu menghela napas, "Dengar Sakura. Berhentilah, kau sudah terlalu jauh ikut campur."
Sakura bingung dengan perkataan Sasuke. "Apa maksudmu?, aku bahkan tak melakukan apapun."
"Jangan membantah Sakura. Jangan. Ikut. Campur. Dengan. Urusanku." ujarnya dengan penekanan. Sakura menatap tak percaya, "Aku tak mengerti Sasuke."
"Kau mencampuri semuanya, kau mencari tau hubunganku dengan Fugaku, kau mencari tau tempatku bekerja, kau pikir itu tidak ikut campur?" bentak Sasuke frustasi menghadapi gadis didepannya. Sakura terisak mendengar bentakan Sasuke padanya. "Jika itu hiks... Yang kau katakan hiks aku tidak akan bertemu denganmu lagi hiks. Aku hanya ingin hiks bertanya satu hal hiks, bukankah kau bekerja diperusahaan, tapi kenapa kau malah bekerja menjadi pegawai minimarket?"Sasuke hanya diam tak menjawab. "Apapun yang terjadi, anggap kita tak saling mengenal. Oh ya seorang paparazi mengikutimu saat kau berbicara dengan Utakata." Sasuke pergi meninggalkan Sakura sendiri yang terisak. Ia tak tau sejak kapan ia menjadi cengeng.
~♥️~
强がりな君が今日はSasuke menatap langit malam yang bertaburan bintang. Ia memejamkan mata lalu membukanya, mata onyxnya menatap tajam sosok gadis diatasnya. "Apa yang kau lakukan disini?"
Shion, gadis itu menatap Sasuke dengan pandangan lapar. Ia menyentuh dada bidang Sasuke, "Singkirkan tanganmu." tepisnya pada tangan Shion. Sasuke berjalan cepat menuju motornya.
"Sasuke! Kenapa kau selalu menghindari ku? Apa salahku." teriaknya, membuat orang - orang menatap aneh mereka. Sasuke berhenti berjalah, "Kau tidak salah, Shion." kata itu membuat Shion lega.
"Tapi, caramu itu yang salah. Dan satu lagi, jauhi aku." sambungnya lalu kembali melanjutkan langkahnya.
~♥️~
[TO BE CONTINUED]
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE is NOT MY STYLE (COMPLETED)
RomanceSasuke, sang pangeran es yg susah ditaklukan dan tak percaya dengan cinta, selalu menganggap cinta adalah hal yang tidak sesuai dengan gayanya, hingga seorang gadis datang dan perlahan mengubah hidupnya.