1

501K 3.4K 52
                                    

*Alexis Bledel POV*

Justin Bieber Akui Theo Calvancanti Sebagai Kekasihnya

            Dengan penuh rasa ingin tahu, aku membaca artikel yang menarik ini. Astaga, benarkah Justin Bieber seorang yang gay? Mengapa aku tidak pernah menyadarinya? Itu sangat menjijikan. Aku membaca satu baris, dua baris, lalu seterusnya. Justin tampak tidak ingin menyembunyikan hubungan asmaranya bersama Theo Calvancanti. Ia mengungkapkan pada Forbes beberapa hari yang lalu “Aku tidak pernah menutup-nutupi hubunganku dengan siapa pun. Sangat menyenangkan untuk memberitahu hubunganku dengan penggemarku,” ujarnya. Aku benar-benar terkikik saat membaca berita ini. Benarkah Justin Bieber seorang gay? Karena aku tidak pernah melihatnya begitu mesra bersama seorang lelaki. Astaga, dia pintar sekali menutupi hubungannya yang gay ini. Well, aku tidak pernah menyukainya dari dulu. Meski aku tahu, ia seorang aktor yang sangat berbakat. Bahkan ia bisa bernyanyi. Wajahnya tampan pula. Tapi sayang, gadis-gadis di luar sana yang menyukai Justin harus iri pada Theo Calvancanti karena hubungan mereka. Oh, astaga, berita ini pasti sangat menggemparkan dunia perfilman. Dan aku ..aku sangat senang sekali!

            Astaga, aku senang sekali. Kau tahu karena apa? Karena reputasi Justin Bieber akan menurun! Well, kau tahu, aku juga seorang aktris. Beberapa bulan yang lalu, aku pernah bertemu dengan Justin di sebuah studio salah satu stasiun televisi. Well, jika dilihat secara langsung dia memang tampan. Tapi gila, dia sombong sekali. Tersenyum padaku saja tidak. Saat itu kami akan berakting di sebuah acara komedi. Dan kalian tahu apa yang tiba-tiba saja terjadi? Dia mencium bibirku! Sialan, kurang ajar! Aku menamparnya saat itu dan itu membuat penonton di studio tertawa. Mungkin mereka berpikir kalau itu adalah salah satu adegan yang akan kami mainkan. Padahal bukan! Itu hanya improvisasi. Bahkan sang pengambil gambar terkejut dengan apa yang Justin lakukan padaku. Tapi hebatnya Justin adalah dia mudah berimprovisasi. Saat aku menamparnya, ia malah melucu. Sialan, bibirku terasa gatal sekarang. Aku telah dicium oleh lelaki gay! GAY!

            Kusentuh bibirku dengan jari-jariku. Bulu romaku berdiri, merinding karena mengingat ia pernah menciumku.

            “Alex, ada apa?” tanya ibuku yang tiba-tiba saja muncul dari dapur. Aku yang sedang sibuk dengan pikiranku sendiri, terperanjat begitu saja. Dengan linglung aku menatap ibuku, kutarik tanganku dari bibirku.

            “Oh, tidak apa-apa, Mom. Hanya saja, coba Mom lihat ini,” ucapku memberikan surat kabar yang kupegang dan memberikannya pada ibuku. Sofa yang dari tadi kududuki sudah sangat panas, jadi aku pikir aku harus bangkit dari sofa ini sebelum sofa ini akan terbakar. Ibuku mengambil surat kabar itu setelah aku berdiri dari sofa dan ia membaca halaman pertama.

            “Oh astaga,” gumam ibuku terkejut, terlihat dari raut wajahnya. Ia menyukai Justin Bieber juga. Ish, aku jadi berpikiran kalau nama Justin Bieber itu adalah nama kotor. Tubuhku menggigil dan aku memejamkan mataku. Kuusap lenganku agar tubuhku yang merinding ini sedikit rileks. Kemudian aku mengedipkan mataku agar aku bisa membuka mataku.

            Setelah bersantai ria di pagi hari dalam pangkuan sofa, aku memutuskan untuk mencicipi pancake buatan ibuku yang dari tadi sudah menggugah seleraku untuk sarapan. Kuhantar kakiku menuju dapur dan melihat setumpuk pancake yang terlihat sangat ..lezat. Mataku berbinar-binar saat aku menyentuhnya, ibuku menggumam lagi di ruang tamu. Lucu sekali. Ibuku adalah salah satu wanita yang harus cemburu pada lelaki yang sangat (tidak) beruntung telah memiliki Justin.  Untung aku bukan salah satu dari mereka. 

            “Alexis, Mom tidak percaya ini benar-benar terjadi pada Justin. Astaga, Mom bisa seharian memikirkannya hanya karena dia gay,” ujar ibuku menghampiriku dengan surat kabar yang masih berada di tangannya. Ia menatapku dengan raut wajah pucat. Astaga, ibuku bereaksi secara berlebihan. Seharusnya ibuku senang! Karena impianku agar reputasi Justin Bieber menurun sedang terjadi. Astaga, ini seperti dendam yang terjadi tanpa perencanaan. Jadi aku tidak perlu bersusah payah untuk mencari seorang gadis untuk menggoda Justin Bieber dan bercinta dengannya sehingga Justin Bieber digossipkan sebagai seorang lelaki berengsek! Ini lebih baik. Lebih dari yang kuharapkan.

            “Mom. Mom tidak perlu memikirkan hal bodoh ini. Itu urusan mereka. Dan mereka tidak akan peduli dengan apa yang kita bicarakan. Sekarang, aku hanya ingin memuji pancake yang Mom buat. Ini sangat lezat,” ujarku menggigit potong pancake terakhirku. Sudah selesai. Aku hanya butuh dua potong pancake. Ini karena aku terlalu kenyang karena kesenangan di pagi hari, ditambah dengan pancake buatan ibuku membuatku semakin kenyang. Aku bangkit dari kursi sarapan dan berjalan keluar dari dapur.

            Oh, baiklah, aku harus bertemu dengan manajerku. Apa yang akan kulakukan hari ini? Aku sangat berharap aku bisa bertemu dengan Sam Sullivan. Dia seorang aktor baru yang sangat tampan. Dan dia akan muncul dalam serial televisi yang dimana aku menjadi pemeran utama di sana. Oh, aku berharap naskahnya ada adegan ciuman bersama dengan Sam. Itu akan membuat hariku semakin menyenangkan!

****

Rolling the Camera [HerrenJerks]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang