Aku berlari-lari di tempatku supaya menghasilkan keringat. Pakaian yang kupakai adalah celana training berwarna abu-abu dan singlet berwarna abu-abu gelap. Di adegan ini aku harus seperti selesai berolahraga. Taylor sepertinya senang sekali saat ia menyiramiku dengan air minum tepat di wajahku. Kelihatan sekali ia sedang bahagia. Tapi, sebentar lagi kami akan segera mengambil gambar dan aku tidak peduli jika Taylor akan bahagia menyiramiku.
“Sudah, sudah. Sekarang kau siap di sana,” ujar Taylor menyuruhku untuk berdiri tepat di depan pintu kamarku –dalam film ini. Taylor menghilang dan aku langsung berdiri di depan pintu sambil masih berlari-lari untuk menghasilkan keringat. Dan memang sebenarnya dari tadi aku sudah berkeringat.
“Camera!”
“Rolling!”
“Dan ..action!” teriak Gavin.
Aku menunggu panduan dari George kapan aku masuk ke dalam kamar. Aku menunggu sambil menatapnya dan menganggukan kepalaku. Seperti yang kau tahu, kamar ini tidak sepenuhnya ruangan tertutup. George menganggukan kepalaku agar aku cepat masuk ke dalam kamar. Aku mulai mengganti kepribadianku.
Kuketuk pintu kamarku dan tidak mendapatkan jawaban, beberapa detik setelahnya. Aku membuka pintu kamarku dan mendapati Anastasia yang sedang terduduk di pinggiran tempat tidur dan memunggungiku. Aku mengambil handuk yang berada di sekitar leherku dan mengelap leherku. Anastasia berbalik dan melihatku dengan wajah yang sangat gugup.
“Selamat pagi, Anastasia. Bagaimana perasaanmu?” Dia terdiam.
“Lebih baik dari yang pantas kurasakan,” gumamnya. “Bagaimana aku bisa sampai di sini?” tanyanya beberapa detik kemudian. Aku mendekatinya dan duduk di tepi ranjang. Aku cukup dekat dengannya dan dia sangat seksi sekali dengan kaos yang ia pakai dan hanya celana dalam yang ia pakai. Pahanya benar-benar putih.
“Setelah pingsan, aku tidak ingin mengambil resiko jok kulit mobilku bisa membawamu ke apartemenmu. Jadi aku membawa kau ke sini,”
“Apakah kau yang menempatkanku ke ranjang?”
“Ya,”
“Apa aku muntah lagi?”
“Tidak,”
“Kami tidak …,”
“Anastasia, kau koma. Necrophilia (=menyukai hubungan seks dengan mayat) bukan kesenanganku. Aku suka wanita hidup dan mau menerima,” aku menjawabnya dengan datar dan berusaha untuk tidak menatap pada pahanya yang seksi itu. Sungguh, tadi aku melihat benar-benar terekspos. Paha yang pernah kuelus untuk pertama kalinya.
“Aku minta maaf,” aku tersenyum melihatnya.
“Itu adalah malam yang sangat menyenangkan. Tidak akan aku lupakan untuk sementara,”
“Kau tidak perlu melacakku dengan alat James Bond-mu yang sedang kau kembangkan untuk penawar tertinggi,” ia berkata dengan keras. Aku menatapnya dengan perasaan yang terluka. Mengapa ia berkata seperti itu? Christian Grey benar-benar hebat!
“Pertama, teknologi untuk melacak ponsel tersedia melalui internet. Kedua, perusahaanku tidak berinvestasi atau memproduksi segala jenis perangkat pengintai, dan ketiga, jika aku tidak menjemputmu, kau mungkin akan terbangun di ranjang si fotografer itu dan dari apa yang aku ingat, kau tidaklah terlalu antusias dengan pendekatannya,” YA! BENAR BEGITU SAYANG! Aku benar-benar hafal bagian yang kuhafal. Anastasia menatapku dengan tatapan kosong. Seakan-akan ia tidak mengerti apa yang kubicarakan. Dan aku akan benar-benar tertawa jika dia lupa apa yang harus ia katakan.
“Keempat ..aku tidak ingat apa yang harus kuhafal! Sialan! Sial, sial!” ia berteriak dengan senyuman di bibirnya yang manis itu dan langsung berdiri dari tempatnya. Sungguh seksi dan berani saat ia berkata kotor.
“Cut!” Gavin tertawa terbahak-bahak saat Anastasia berkata seperti itu. Begitu juga dengan para kru yang tadinya terdiam sekarang tertawa terbahak-bahak. Ana meremas rambutnya dengan stress. Kita tidak akan mengambil gambar itu dari awal. Hanya saja sekarang di bagian Anastasia. Sungguh menyenangkan aku bisa bermain dengannya. Tapi yang buruk saat mengambil gambar dengannya dengan keadaannya yang setengah telanjang itu membuatku sedikit bergairah dan aku harus menahan adik kecilku yang sudah terbangun.
Aku menatap bokong Ana yang hanya tertutup celana dalam itu. Bokong yang pernah kuremas dan sangat menggiurkan. Astaga, aku ingin meremas bokong yang terbungkus celana dalam sialan itu.
“Baiklah, baiklah. Mari kita mulai dari awal lagi,” ujarnya akhirnya kembali ke atas tempat tidur. Menatap mataku. Sialan, aku ingin menciumnya.
---
Aku berada di dalam lift bersama dengan Ana untuk turun ke bawah. Aku benar-benar tidak bisa berkonsentrasi karena kedekatannya denganku. Tanganku memegang dokumen dan jempolku sedikit menekannya hingga lecak. Sialan! Aku menginginkannya sekarang. Kulirik Ana dan ia menatapku. Ia menggigit bibirnya. Sialan!
“Oh, persetan dengan dokumennya,” aku menggeram dan langsung mendorong tubuh Ana ke sisi lift. Aku mencengkram kedua tangannya. Kucium bibirnya benar-benar dalam, lidahku melesak sampai ke dalam mulutnya yang benar lembut. Ia sedikit mendesah namun ia tidak bernafas. Ini benar-benar seperti apa yang kami lakukan tadi malam dan aku menginginkan tubuhnya sekarang. Sudah kutahan-tahan supaya tanganku tidak menyentuh dadanya yang pas dengan tanganku itu, tapi hasilnya aku malah menjepitkan tanganku dengan erat pada tangannya hingga ia sedikit meringis sehingga ia menggigit bibir bawahku dengan keras. Untung saja ia tidak berdarah. Aku bisa melakukan ini selama mungkin. Lalu, TING!
Sial! Aku langsung melepaskan ciuman panas kami. Kurasa Alex merasakan hal yang sama padaku. Dan kurasa aku biseks. Tapi hanya pada Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rolling the Camera [HerrenJerks]
RomanceBibir Christian sudah berada pada leherku. Aku mendongak. Aku tahu yang memerankan christian grey ini adalah si brengsek justin, tapi aku tidak peduli jika ia akan bercinta denganku. Kami mempermalukan diri kami berdua dalam mobil ini tanpa ada rasa...