Terima kasih banyak Mr. Grey karena telah meluangkan waktu untuk mengambil foto ini,” ujar Blake yang sebagai Kate Kavanagh kepada Justin yang memakai pakaian yang begitu modis. Dia tampak begitu tampan hari ini. Aku masih memperdalam peranku sebagai Anastasia Steele yang pendiam. Aku diam sebenarnya bukan memerhatikan mereka meski aku tahu aku harus berkonsentrasi. Tapi aku mengingat kejadian tadi pagi bersama Justin di dalam mobil. Ciumannya begitu lembut dan tidak terburu-buru. Latihan. Itu hanya latihan dan aku hanya berusaha untuk menganggapnya menyukaiku. Padahal kenyataannya adalah tidak. Dia tidak menyukaiku.
“Dan …Cut!” teriak Gavin yang terduduk di bawah payung berwarna hitam untuk menutupinya dari sinar matahari. Ia berpakaian seperti sutradara yang selayaknya, memakai rompi berwarna hitam dengan tulisan di punggung rompi tersebut ‘Director’. Dia sutradara yang hebat. Maksudku, ia memiliki kesabaran yang penuh saat melihat kami berakting. Meski dari tadi Kate salah bicara dan selalu berbicara kotor, begitu juga dengan Justin. Di bagian ini aku tidak banyak berbicara. Nanti, di Club. Kurasa aku harus benar-benar mabuk. Bukan benar-benar mabuk dalam arti yang sebenarnya. Setengah mabuk, mungkin? Agar aku masih bisa berkonsentrasi dengan film ini.
Kami semua menyebar.
“Istirahat 10 menit!” teriak Gavin kembali. Semua kru langsung bubar dari tempatnya. Angin mulai menerpa kami di siang ini. Dravin datang menghampiriku, membawa sebuah jaket untuk menghangatkanku.
“Aktingmu keren sekali. Aku bangga karena kau bekerja untukku,”
“Untuk semua orang,” ujarku membetulkan kalimatnya. Aku bukan hanya bekerja untuknya, tapi aku bekerja untuk para penonton nanti. Kuambil jaket yang ia pegang dan memakainya pada pundakku tanpa memasukannya ke lenganku.
Dari taman yang luas ini, aku melihat Theo yang berlari-lari membawakan makan siang untuk Justin. Pacar yang sangat perhatian. Ia memakai celana jins ketat sehingga aku bisa melihat tonjolan di bagian tengah –bawah perutnya. Dan ia juga memakai kaos berwarna hitam dengan rompi berwarna putih. Juga dengan sebuah ..syal yang melingkar di sekitar lehernya. Apa dia serius sedang memakai itu? Astaga. Tangan Theo melambai-lambai padaku ..atau mungkin pada Justin yang berdiri di belakangku.
“Justin!” teriak Theo, “Alexis!” tambahnya dengan suaranya yang begitu bersemangat. Astaga, dia sangat bersemangat sekali. Aku menyukai lelaki ini karena dia begitu ramah dan baik hati. Apalagi sikapnya yang benar-benar bersahabat. Pasti dia memiliki banyak sekali teman. Ia berlari kecil ke arah kami dan langsung memeluk Justin dengan erat. Aku menatap mereka seperti pasangan yang benar-benar serasi.
Tapi aku ingin mual saat Justin mengecup bibir Theo dengan penuh rasa sayang. Astaga, bibir itu sudah menyentuh bibirku tadi malam. Bahkan lidahnya. Aku ingin muntah sekarang.
“Apa kau ingin makan siang bersama kami, Alex?” tanya Theo dengan ramah. Dengan sopan aku menggelengkan kepalaku. Aku tidak ingin melihat mereka yang akan bermesraan di depanku. Aku lebih baik menghabiskan waktuku bersama dengan Dravin. Waktuku sisa 8 menit lagi untuk memakan makan siangku.
“Aku harus pergi,” ujarku melengos pergi dari hadapan kalian.
***
*Justin Bieber POV*
“Kupikir wanita itu sudah bilang tidak,” ujarku dengan rahang yang menegang saat aku melihat Anastasia –Alexis- diciumi bibirnya oleh Jose. Lidahnya benar-benar masuk ke dalam mulut Ana, membuatku benci melihatnya. Aku menarik tangan Ana dari Jose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rolling the Camera [HerrenJerks]
RomanceBibir Christian sudah berada pada leherku. Aku mendongak. Aku tahu yang memerankan christian grey ini adalah si brengsek justin, tapi aku tidak peduli jika ia akan bercinta denganku. Kami mempermalukan diri kami berdua dalam mobil ini tanpa ada rasa...