broken

1.3K 146 13
                                    

Pada akhirnya, rasa yang dipaksakan tak kan pernah berakhir baik. Karena hati yang egois, memang tak sepantasnya bahagia.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ini sudah memasuki jam makan siang, tapi Sakura bahkan tak mendapati pujaan hatinya di manapun. Di kantin dan juga atap telah ia telusuri. Tapi batang hidung Sasuke tak nampak juga.

Maka kali ini Sakura memutuskan untuk mendatangi kelas Sasuke. Mungkin saja Sasuke sedang tak ingin kemana-mana dan hanya ingin menghabiskan waktunya dikelas.

Dengan langkah ringan Sakura menyusuri koridor menuju kelas sebelah. Kelas itu nampak sepi, mungkin karena ini memasuki jam makan siang sehingga para murid lebih memilih pergi kekantin.

Pintu kelas Sasuke terbuka lebar. Membuat siapapun dapat melihat keadaan didalam kelas. Dengan senyum manis Sakura melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas. Baru beberapa langkah, tiba-tiba saja matanya membulat sempurna menatap pemandangan yang tersaji didepan matanya.

Disana, tepat beberapa meter dari tempatnya berdiri, ia melihat seorang gadis berambut merah tengah mencium pipi kiri Sasuke. Dan Sasuke terlihat sama sekali tak menolak. Membuat hati Sakura semakin sakit.

"Sa..su..ke-kun"

Panggilan Sakura tadi sontak membuat sepasang muda-mudi tadi tersentak kaget.

"Saku..ra" panggil Sasuke tak percaya. Sedangkan gadis berambut merah tadi berdiri mematung. Antara malu dan juga takut.

"Ma.. Maaf, sepertinya aku datang di waktu yang tidak tepat."

Setelah mengatakan itu Sakura langsung membalikkan tubuhnya dan berjalan pergi meninggalkan Sasuke dan gadis bersurai merah yang masih mematung di dalam kelas.

.
.
.

***
.
.
.

Sakura berjalan tak tentu arah. Tujuannya kali ini adalah menjauh dari semua orang. Ia tak mau dianggap cengeng karena menangis.

Dan sialnya, ini masih jam istirahat. Tentu saja akan sulit mencari tempat yang sepi. Semua murid pasti masih menyebar ke segala penjuru sekolah.

Sekelebat pikiran untuk mengunjungi taman belakang sekolah hinggap dikepalanya. Mungkin saja ia bisa mengasingkan diri disana. Tanpa pikir panjang, ia langkah kan kaki jenjangnya lebar-lebar menuju taman belakang sekolah.

Sesampainya disana, Sakura langsung menangis tersedu-sedu. Apa sebegini sakitnya patah hati? Rasanya, hatinya seperti tengah ditusuk dengan beribu belati.

Sakit,

perih,

ngilu.

Semuanya membaur menjadi satu.

Selama ini ia bodoh dan naif. Ia kira dirinya adalah satu-satunya gadis yang bisa dekat dengan Sasuke. Menganggap dirinya sama berharganya di mata pemuda itu.

Tapi nyatanya, ia tak lebih dari sekedar debu di dunia Sasuke.

Kenyataanya, Sasuke bahkan tak menganggap dirinya berarti.

Jadi selama ini, hanya dirinyalah yang terlalu percaya diri. Seolah Sasuke juga memiliki rasa yang sama terhadapnya.

Dan kejadian beberapa menit yang lalu telah berhasil menghancurkan spekulasi bodohnya itu. Kesimpulan sepihak yang ia percayai sendiri.

Selama ini mungkin ia tegar dan sabar menerima segala sikap acuh Sasuke terhadapnya. Tapi untuk yang satu ini, ia tak bisa menerimanya.

Ia tak terima. Dan ia sakit hati karenanya.

KALOPSIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang