Seberapa keraspun aku mengelak. Pada akhirnya, rasa itu tetap kembali memporak-porandakan hatiku, seperti kali pertama kita bertemu. Dulu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mereka berjalan dalam keheningan. Sudah lima menit berlalu sejak mereka memutuskan meninggalkan sekolah.Sesekali senyum tipis muncul dibibir manis gadis gulali itu ketika mengingat kejadian beberapa saat yang lalu.
Bagaimana tidak? Untuk pertama kalinya, Sasuke, pangeran sekolah yang terkenal berhati dingin, mau melakukan hal yang menurut pemuda itu begitu tak berguna hanya demi dirinya. Ia jadi merasa tersanjung untuk hal itu.
Beberapa menit telah terlewati dengan keheningan yang sama. Tak ada satu pun dari mereka yang hendak memecahkannya.
Bahkan Sakura, sosok yang selalu berceloteh ria, kini hanya bungkam dan sesekali tersenyum tipis.
Untuk beberapa detik kedepan, Sasuke merasa jenuh. Kecerewetan Sakura seperti biasanya memang menyebalkan. Tetapi ternyata ketika Sakura memilih diam, jauh lebih menjengkelkan.
Merasa tak betah dengan keheningan itu, Sasuke mencoba memecah dengan deheman yang lumayan keras. Cukup untuk mengalihkan atensi Sakura kepadanya.
"Ada apa Sasuke-kun? Apa tenggorokanmu gatal hari ini? Atau merasa kurang sehat?"
Nah, Sakura-nya telah kembali.
Sakura-nya? Oh, ayolah Sasuke, jangan bercanda. Si gadis gulali itu telah menjadi milik si setan merah kali ini. Dan kau masih menyebutnya milikmu?
"Hn, tidak"
"Benarkah? Jika kau memang merasa kurang sehat, kita bisa mampir ke apotek terlebih dahulu."
"Tidak, Sakura" jawabnya seraya melirik kecil kearah Sakura.
"Benarkah?"
"Hn"
Sunyi lagi. Keadaan kembali hening. Perasaan canggung pun menyelimuti.
"Emm... Ano.. Apa Sasuke-kun mau pergi dengan ku dan Naruto ke taman hiburan akhir pekan ini?" tanya Sakura penuh harap.
Mendengar nama sahabat sekaligus rivalnya sejak kecil disebut, langsung saja Sasuke arahkan atensinya pada Sakura. Satu alisnya terangkat. Menatap Sakura terkejut.
"Si Dobe disini?"
"Aaa.. Okasan bilang Naruto akan berkunjung akhir pekan ini ke rumah. Jadi aku berencana mengajaknya pergi ke taman hiburan."
"Apa.. Emm.. Apa Sasuke-kun juga ingin ikut pergi bersama kami akhir pekan ini?"
"Ta.. Tapi kalau Sasuke-kun tak mau juga tak apa.." cicit Sakura pada akhirnya. Melihat mimik wajah Sasuke yang datar membuatnya pesimis.
Sasuke kembali menatap depan. Juga melanjutkan jalannya.
"Jam berapa kalian pergi?"
Senyum lebar merekah indah dibibir manis Sakura. Sasuke akan ikut ke taman hiburan akhir pekan ini. Meskipun tidak bisa disebut kencan, karena ada si baka Naruto, setidaknya ia bisa menghabiskan waktu lebih lama bersama Sasuke nanti.
"Jam sembilan tepat. Jangan sampai telat yaa, Sasuke-kun" masih dengan senyum manisnya Sakura berucap.
"Hn"
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA
Fanfictiona sasusaku fanfiction Lalu, apa kabar hati hari ini? Masihkah dengan rasa yang sama ataukah dengan luka yang sama. Seperti hari lalu. Ketika candu menjadi tabu. #2 sakuraharuno