Mungkin terdengar egois. Tapi, tetaplah disini. Aku membutuhkanmu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Diluar hujan masih sangat deras, tapi sama sekali tak bisa merayu Naruto untuk kembali bermalas-malasan.
Sakura adalah prioritasnya. Jadi, sebisa mungkin ia akan melakukan yang terbaik untuk gadis pujaannya itu.
Seperti saat ini.
Setelah Sakura berhenti menangis tadi, Naruto menyuruh Sakura untuk segera mengganti bajunya, sedangkan ia bergegas kedapur untuk memasakkannya bubur.
Ketika dirasa bubur sudah matang, Naruto segera menaruhnya kedalam mangkuk berukuran sedang. Tak lupa ia taburi kerupuk sebagai pelengkap. Dan kemudian membawanya kekamar Sakura.
"Sakura-chan.." panggil Naruto dari luar.
"Masuk saja, Naruto.."
Tanpa menunggu lama Naruto segera membuka pintu dan memasuki kamar gadis gulali itu. Tak banyak percakapan yang terjadi. Sakura masih memilih bungkam dan Naruto sendiri sepertinya tengah asik dengan lamunannya.
.
.
.***
.
.
.Sedangkan dilain tempat, nampak seorang pemuda yang tengah gusar. Sesekali ia usap kasar surai ravennya.
"Ck, kau ini kenapa, Sasuke?"
"... Kuperhatikan dari tadi kau nampak tengah gusar."
"Ini semua salahmu, baka" Dengan lirikan tajam Sasuke menjawab pertanyaan yang diutarakan oleh pemuda yang lebih tua beberapa tahun dari dirinya.
Pemuda itu mengernyit bingung. Tak tahu menahu masalah apa yang ia timbulkan sehingga membuat adiknya menjadi segusar ini.
"Memangnya apa salahku?"
"Salahmu adalah menyukai teman sekelasku" jawab Sasuke dingin.
Yaa, kakaknya Itachi menyukai gadis bersurai merah dari klan uzumaki. Siapa lagi jika bukan Karin. Beberapa kali ia bahkan menitipkan hadiah untuk di berikan padanya.
Sayangnya gadis itu justru salah mengira bahwa selama ini Sasuke yang menyukainya. Ia hanya malu mengakui dan meminjam nama kakaknya sebagai kedok.
Sasuke yang malas menjelaskan pun justru membuat kesalah pahaman yang semakin runyam.
"Memang apa yang salah dari itu? Atau jangan-jangan..." belum sempat Itachi menyelesaikan ucapannya, Sasuke sudah meliriknya tajam. Seolah tak ingin mendengar kelanjutan dari ucapan Itachi tadi.
"Hahahaha, oh ayolah, Sasuke... Aku hanya bercanda"
"Candaanmu tak lucu, bodoh"
"Hey.. Aku ini kakakmu, kau tak seharusnya berkata tak sopan begitu padaku" sahut Itachi sewot. Merasa tak terima adiknya mengatainya bodoh.
"Urusai"
.
.
.***
.
.
."Naruto.." panggil Sakura lirih.
Sedangkan yang di panggil mengalihkan atensinya secara penuh pada Sakura sebagai bukti bahwa pemuda itu merespon panggilannya.
"Apa sesakit ini rasanya ketika aku menolakmu dulu?"
Naruto mengernyit sebagai tanda bahwa ia tak menyukai pertanyaan yang Sakura ajukan kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
KALOPSIA
Fanfictiona sasusaku fanfiction Lalu, apa kabar hati hari ini? Masihkah dengan rasa yang sama ataukah dengan luka yang sama. Seperti hari lalu. Ketika candu menjadi tabu. #2 sakuraharuno