lets new begining

1.1K 109 16
                                        

Bukan hendak menyerah. Hanya saja hati yang lelah, kini mulai pasrah. Menginginkanmu setiap waktu, ternyata tak baik untuk perasaanku.
Jadi, mari kita mulai semua ini dari awal lagi. Kali ini tanpa melibatkan hati.

.
.
.

***
.
.
.

Bulan masih bertahta di atas sana. Malam masih merajai. Dan hari, masih belum berganti.

Ini sudah lebih dari lima jam sejak Naruto memberinya wejangan tentang "maaf dan memaafkan". Tapi sampai detik ini Sakura masih tak menemui titik terangnya.

Hatinya tentu masih terluka. Bahkan kejadian kemarin masih sangat segar di ingatannya. Dan Naruto menyuruhnya untuk segera memaafkannya? memangnya semudah itu?

Namun tak bisa dipungkiri, bahwa yang Naruto katakan, kesemuanya adalah benar. Hatinya mungkin masih terluka, hanya..., jika saja ia bisa memaafkan, mungkin -hanya mungkin- hatinya akan merasa sedikit lega.

Bukankah obat dari segala luka adalah waktu? Bahkan hati yang sakit, hanya butuh waktu untuk kembali utuh.

"Luka tetaplah luka. Seberapa hebatnya kau mengelak, sakitnya tetap terasa." monolognya pada diri sendiri.

"Tapi, Naruto memang benar. Aku hanya perlu waktu untuk terbiasa dengan keadaan ini. Bagaimanapun juga, Sasuke-kun berhak bahagia. Jika dia sudah jatuh cinta pada gadis itu, aku bisa apa?" kali ini berubah pesimis.

"Ah, aku benar-benar butuh Naruto saat ini."

Sepertinya kali ini gadis dengan senyum semanis gulali itu mulai frustasi. Menilik jam dinding yang berada di atas meja belajarnya yang tengah menunjukkan pukul 23:39. Sakura kembali mengerang.

Ini sudah hampir memasuki tengah malam. Orang tuanya pasti akan menegurnya jika sekarang ia nekat untuk menghampiri Naruto di kamar sebelah. Lagi pula, mungkin saja Naruto sudah tidur sekarang. Mengingat Naruto dan kasur adalah pasangan paling sempurna yang sangat susah dipisahkan.

Dan adalah kemustahilan jika Naruto masih bisa bertahan untuk tidak segera berlabuh ke pulau mimpi saat ini.

Sekali lagi sakura mengerang frustasi. Kali ini disertai acakan pada rambutnya.

Mungkin memang Sakura harus bersabar hingga esok. Poor Sakura.

.
.
.

***
.
.
.

Matahari mulai menyingsing dari arah timur. Sinarnya mulai menyusup melalui celah-celah tirai yang tersingkap, tak tertutup sempurna.

Gadis dengan surai sewarna bunga kebanggaan jepang itu mengerjap perlahan. Merasa terusik dengan sinar mentari yang mengganggu tidur nyenyaknya.

Sakura membuka matanya perlahan. Menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Seraya menguap, Sakura mulai bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi. Mencuci muka untuk kemudian berjalan ke ruang makan untuk mendapatkan sarapannya.

"Ohayou, Sakura-chan." sapa Naruto ketika Sakura mulai memasuki ruang makan keluarga tersebut.

"Hmm.. ohayou, Naruto." balas Sakura.

"Ohayou, putri tidur Kaa-san. Apa tidurmu nyenyak sayang?"

"Ohayou, Kaa-san. Ya, tidurku sangat nyenyak sampai aku tak ingin bangun." jawab Sakura asal. Dan membuat kedua orang tuanya beserta Naruto tertawa dibuatnya.

KALOPSIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang