Lohaaa ini kelanjutan dari flashbacknya yaa... Hehehehe
-----------------------------------------------------------
Deg....
Benda pipih yang dipegangnya terjatuh di lantai. Bulir-bulir bening menetes perlahan dari mata indahnya. Benda pipih tersebut terbanting keras, menimbulkan bunyi nyaring. Sedangkan wanita tersebut jatuh terduduk. Kakinya lemas. Seakan sebuah peluru besar mengenai tubuhnya, tepat di jantungnya.
Dadanya sangat sesak. Otaknya masih tak bisa berjalan normal. Ditelinganya masih menyisakan dengungan berita lewat telephone tadi.
Apa yang barusan tak salah didengarnya? Tidak, itu semua pasti bohong. Ohh, dirinya harus ke dokter THT untuk memeriksa telinganya. Sepertinya kotoran didalamnya sudah sangat banyak, sehingga yang barusan salah di dengarnya.
Para tamu terkejut melihat wanita yang sebelumnya tersenyum bahagia kini terduduk lunglai dengan deraian air mata.
Tentu saja wanita tersebut adalah Viola. Dirinyaa tak percaya dengan semua yang terjadi. Kejutan apa lagi ini? Tuhan, apa kau bercanda?
Lelaki dihadapannya membungkuk, matanya berbicara menanyakan perihal apa yang terjadi di telephone?
Kemudian matanya menatap dalam dua bola mata hitam pekat di depannya. Ya, ia pasti sudah salah dengar. Jelas-jelas kini ia melihat wajah kekasihnya dengan kondisi sehat.
"Sayang, ada apa? Apa ada sesuatu hal yang terjadi?" Seorang wanita paruh baya dengan gaun merah mendekat, memapah dan berusaha menenangkannya.
"Minum dulu," Satu gelas air disuguhkannya.
"........"
Hening....
Viola masih melamun, dengan pikiran kosong. Semua masih terngiang jelas dan terekam sempurna di otaknya.
"APA??!! Rumah sakit? Ya ya saya segera kesana." Sebuah percakapan singkat dapat didengar Viola. Lantas wanita itu segera berdiri dengan sebagian kekuatannya.
"Yah, kenapa?" tanyanya dibaluti rasa takut.
Lelaki berumur lima puluh tahun menatap sendu putri tunggalnya. Tak tega menjelaskan semuanya.
"Yah jawab Viola! Bukan Rafi kan Yah?" Air matanya kembali turun, ditambah kakinya bergetar hebat.
"Yah, tolong jawab! Gak mungkin Rafi, Yah. Itu pasti orang lain. Jelas-jelas Rafi tadi ada." Viola terus meminta sebuah jawaban. Berharap bukan kekasihnya yang berada di rumah sakit.
"Sayang, tenangkan dirimu. Baru Ayah jelaskan." Sang ayah berusaha mungkin menenangkan putrinya. Tentu saja seorang ayah sangat mengetahui perasaan Viola. Tuhan tengah mengujinya.
"Yah, Viola mohon jawab jujur!" Viola terus merajuk, diikuti air mata yang terus keluar.
"Rafi kecelakaan nak, dia kritis di rumah sakit. Kamu sebaiknya tenangkan dirimu dulu, baru nanti kamu---"
Hantaman tepat mengenai ulu hatinya. Apa Ayah bercanda? Penjelasannya tak masuk akal. Tiba-tiba saja seperti ribuan kunang-kunang memenuhi netranya. Kepalanya sangat pening. Buram. Tak berselang lama semua berubah menjadi hitam.
Tbc
Fyuhhhh akhirnya shasha update. Setelah bingung banget. Pluss besok ulangan fisika dan pkn. Omg.. Kuatkanlah shasha bung.
Happy reading guys...
Next or no??Jangan lupa tinggalkan jejaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe [COMPLETE]
Short StoryCover by : AnhGraphic Everything must be precious time One by one, everything is special for me Although tired because it is difficult I get my strength back When you remember who saw me with a smile Wherever I am, I remain yours I'll always give yo...