"DOKTER!!"
"DOKTER!!"
Teriak Rafa dengan suara menggelegar.
Viola berharap hal buruk tidak menimpanya. Semuanya ia pasrahkan pada pernyataan dokter. Ia yakin Rafi baik-baik saja di dalam. Menarik nafas sangat dalam, menenangkan dirinya.
"Maaf, tuan Rafi tak dapat tertolong. Tuan Rafi sudah pergi sekitar setengah jam yang lalu. Semua terjadi di luar dugaan. Tuhan berkata lain. Keluarga harap tabah atas kepergiannya." ujar dokter panjang lebar.
Viola mematung. Semua penuturan dokter tak didengarnya seutuhnya. Masuk kuping kanan keluar kuping kiri. Otaknya masih tak berjalan normal.
Semua seakan waktu berhenti berputar. Ia masih tak bisa menerima kenyataan pahit. Semua pasti hanyalah mimipi. Yang ia lakukan terus menampar dirinya sendiri, mencubit kaki dan tangannya. Berharap ia segera bangun dari mimpi buruknya.
"Ayolahh Vio, bangun... Keluarlah dari mimpi burukmu ini."
Arghhhh ia kesal. Apapun yang dilakukannya tak mempan. Sakitt... Ini kenyataan.
Sampai akhirnya bulir-bulir air jatuh dari manik indahnya. Viola menangis dengan posisi terduduk. Sakit yang ia rasakan.
Derain air mata turun tak ada hentinya. Benteng pertahanan sudah hancur berkeping-keping. Sesak. Sangat sesak.
Hiksss apalagi ini??? Berita yang amat buruk di dapatnya. Tuhan apa alasanmu mengambil orang yang sangat berarti baginya? Kenapa kau ambil dia secepat itu?? Dirinya baru saja akan menjadi tunangan dan pendamping hidupnya. Namun, kenapa ini terjadi? Kalaupun kau tak mengizinkan bersamanya, kenapa kau pertemukannya dengannya?
Viola terus menangis, masih mengacak rambutnya kasar. Bahkan beberapa helaian rambut sudah rontok di lantai. Menangis seperti orang gila.
"Rafi... Kamu gak mungkin kan pergi. Kenapa kamu pergi tanpa pamit?? Hikss... Kenapa kamu tega tinggalkan aku."
Rafa berusaha menenangkan Viola yang menjerit, dengan racauan gilanya.
"Huaaa Rafi, kumohon bangunlah. Aku disini, lihat aku. Boneka barbiemu ini. Aku sudah sangat cantik. Dress hitamku, riasanku, aku berdandan berjam-jam hanya untuk hari ini. Kumohon bangunlah,"
"Ayolahh kau pasti bisa bangun. Yang diucapkan dokter bohong. Ku mohon bukalah matamu,"
"Hikss... Rafi jahat. Rafi ninggalin Vio gitu aja. Rafi pergi tanpa pamit. Aku ingin berada disampingmu saat di detik akhirmu,"
Apa yang dilakukan Rafa?? Ia masih tak bisa membuat Viola tenang. Justru Viola semakin menjadi.
Nasi telah menjadi bubur. Segila apapun Viola menangis. Rafi tak akan bangun. Dia sudah pergi dengan tenang. Bersama kenangan manis.
Viola melirik secarik kertas pink di atas nakas. Mengambilnya secara perlahan. Membukanya dan membaca detail isi didalamnya.
Untuk wanita sebagian milikku. Aku tak tahu kapan waktuku akan habis. Yang jelas, diriku mungkin tak dapat bertahan lama. Ku mohon jangan paksa diriku. Semua sudah rencana Tuhan.
Kuucapkan terimakasih atas segala kenangan manis, cintamu, kepedulianmu. Terimakasih atas semuanya. Aku merasa menjadi lelaki beruntung di dunia ini.
Semua itu sudah cukup bagiku. Sekarang ku harus pamit pergi. Kau tak perlu khawatir, walaupun diriku sudah berada di dunia berbeda. Kita selalu mengakhiri hari bersama-sama bukan?
Aku memang pergi, namun bisakah kau menganggapku tetap ada? Diriku selalu ada, namun hanya berada di dimensi lainnya.
Pesanku padamu, jangan salahkan siapapun atas kepergianku. Apalagi dirimu sendiri. Aku pergi dengan perasaan senang. Kumohon jangan meratapi kepergianku. Iklaskan diriku. Ada seorang laki-laki yang akan selalu melindungi dan menjagamu. Ya, ku harap laki-laki itu yang nantinya akan menjadi pembimbingmu, menggantikan diriku.
Tetaplah pancarkan senyum indahmu.
Setelah musim gugur adalah musim semi. Dimana bunga-bunga kembali bermekaran. Dan setelah hujan timbulah pelangi indah.
Ya anggap saja begitu. Tangisan hanyalah awalan. Tanpa tangisan tak akan pernah adanya kebahagiaan. Seperti pelangi yang muncul setelah langit meneteskan air mata.
Ku yakin kau akan mendapatkan kebahagiaan. Nantinya kau harus merancang masa depanmu.
Aku minta maaf karena tak bisa menepati janjiku padamu. Aku tak bisa salahkan Tuhan atas takdir ini. Sekali lagi diriku minta maaf harus pergi tanpa mengucapkan kalimat selamat tinggal secara langsung kepadamu.
Ini suratku untukmu. Ku harap kau memaafkan diriku. Ku ucapkan selamat tinggal~~
Viola menitihkan air matanya kembali. Tunangannya telah pergi. Dia benar-benar menghilang dari dunia ini. Viola tak akan bisa melihat wajahnya lagi. Viola juga tak bisa merasakan pelukan hangat darinya. Hari-harinya tidak akan terisi bahagia. Warna dalam hidupnya sebagian lenyap. Entah Viola dapat hidup dari kesengsaraan ini atau tidak.
Tbc
Lohaaa.... Yeyyy akhirnya bentar lagi udah mau ending. Shasha sendiri rada bingung mau up bagian ini gimana. Lagi mentok-mentoknya kalimat. Kemungkinan nanti shasha revisi guyss...
Makasih banyak udah mampir ^^
Happy reading
Jangan lupa yaa kritik dan sarannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe [COMPLETE]
Short StoryCover by : AnhGraphic Everything must be precious time One by one, everything is special for me Although tired because it is difficult I get my strength back When you remember who saw me with a smile Wherever I am, I remain yours I'll always give yo...