Viola tak sadarkan diri. Membuat panik semua orang. Bagaimana tidak? Dihari bahagia ini dirinya harus menerima kenyataan pahit bukanlah sebuah kebahagiaan.
Jauh dimana Viola berada, seorang lelaki dengan balutan perban di kepalanya tengah terbaring tak sadarkan diri. Tak lupa banyaknya peralatan medis memenuhi tubuhnya. Saat ini juga, dirinya tengah diambang antara kematian dan kehidupan.
Syukurlah, selama satu jam dokter berhasil mengembalikan lelaki itu. Walau untuk sementara. Entah bagaimana nasibnya. Yang pasti, semua hanya berserah pada sang skenario kehidupan.
"Eng..."
Kedua matanya membuka secara perlahan. Menetralkan cahaya yang masuk dan bayangan benda dilihatnya. Bau obat-obat menyeruak. Ahh ia benci tempat ini.
Dimana dia sekarang? Kenapa dirinya bisa ada disini? Lantas apa yang sudah terjadi pada dirinya?
Ohh dia ingat. Semua terjadi saat dirinya diterjang sebuah truk molen yang tak bisa dihindarinya.
Tubuhnya terasa sangat lemas. Sulit digerakan. Ia masih memakai baju yang sama. Kemeja hitam formal dengan jas biru donker bermotif bunga mawar. Bahkan, baju itu sudah berlumuran banyak darah.
Kemudian netranya mendapati seorang perempuan tengah tertidur pulas tepat disampingnya. Wajahnya tetap cantik. Walaupun dengan mata bengkak dan sembab.
Tangannya tergerak untuk menyelipkan beberapa anak rambut di balik telinga. Tak lupa ia mengelus pipi yang seperti pantat bayi dengan lembut. Dengan tenaga seadanya hanya itulah yang ia lakukan. Retinanya terus mengamati lamat-lamat paras cantik karya Sang Pencipta. Dia adalah tunagannya. Ralat-belum. Yaa setidaknya terdapat cincin emas putih dengan berlian yang mencolok bertengger di jari manis perempuan itu sehingga bisa dianggap wanita itu adalah sebagian miliknya.
Banyak pertanyaan bernaung di pikirannya. Apakah skenario hidupnya akan usai? Atau justru skenarionya masih berjalan? Lantas peran apa yang akan dimainkannya? Bagaimana dengan wanita yang ia cintai?
Lelaki itu tidak tau bagaimana rencana Tuhan selanjutnya. Ia juga tak dapat menebak dari semua pertanyaannya. Malah dikepalanya semakin menambah.
Apa dia akan hidup bahagia bersama wanita itu? Atau hidup bahagia di lain kehidupan?
Dirinya hanya menghembuskan nafasnya. Berusaha iklas akan rencana Tuhan. Sebuah takdir tak dapat dihindari. Kalau memang akan terjadi. Pasti terjadi.
Layaknya air yang mengalir. Terarah. Dari yang tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Hukum alam namanya. Jikalau ada yang membelokannya. Apa yang akan terjadi di kemudian hari?
Tidak ada orang yang tau. Hanya satu. Sang pembuat hukum alam. Tuhan tau, semua rencananya sudah tersusun apik. Tinggal diri sendirilah yang memilih jalannya. Entah itu ke kanan atau ke kiri.
Mengerti tidak??
Sama seperti lelaki itu. Ia hanya perlu menunggu keputusan tuhan. Yakin akan segala kejadian selanjutnya. Prinsipnya satu, dirinya tak mau menjadi orang egois, dan selalu mengikuti alur hidupnya. Hidup itu gak perlu neko-neko. Tuhan selalu memberikan kemudahan.
Ya, setidaknya saat ini ia harus membuat kenangan penting baginya. Layaknya ia sedang memakan es krim. Menikmati rasa manis menyelimuti mulutnya. Nantinya hanya sebatang stik yang tertinggal. Yang sering disebut kenangan.
Tak berselang lama, wanita tersebut bangun dari tidurnya. Matanya terbelalak. Terbuka sepenuhnya. Tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Apa ia masih berada dalam bunga tidurnya? Tidak, tidak. Kepalanya menggeleng. Semua nampak nyata. Lantas wanita tersebut langsung berhambur memeluknya.
Senyuman lebar terpampang di wajahnya. Sangat manis. Hati lelaki itu bergetar hebat dan merasa hangat.
.........
Yuhuuu shasha update. Hehehe maaf ya kalau ceritanya gak jelas gitu. Nanti kalau udah complete insyaallah shasha revisi. Masih banyak kesalahannya menurut shasha.
Happy readingss
Kritik dan sarannya yaa..Next or no?
Jangan lupa voment dan sarannya ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Universe [COMPLETE]
Short StoryCover by : AnhGraphic Everything must be precious time One by one, everything is special for me Although tired because it is difficult I get my strength back When you remember who saw me with a smile Wherever I am, I remain yours I'll always give yo...