Chapter 2

4.1K 575 83
                                    


SEOUL

Yerim membuka pintu rumah, dan berjalan keluar. Kampusnya mengirimkan email agar dia segera ke kampus dengan membawa berkas untuk mencairkan beasiswanya. Dengan cepat dia berjalan menuju pagar rumah, sebelum akhirnya berusaha mengunci pagar. Yerim mendongak sekali dan melihat seseorang melihatnya dari jendela. Yerim mengerjabkan mata untuk memastikan bahwa yang dilihatnya benar, tetapi orang itu sudah tidak ada. Yang terlihat hanyalah gorden yang menutupi jendela. Kalau Yerim tidak salah ingat, seharusnya kamar itu milik si pintu merah. Mungkin tadi dia menutup gorden setelah melihat Yerim. Lucu juga penghuni kamar pintu merah.

☆☆☆

Pulang dari kampus, Yerim melangkah masuk ke dapur, berniat mengambil segelas air. Namun langkah Yerim terhenti saat dia melihat seseorang yang tinggi, dengan badan yang tidak bisa dideskripsikan olehnya, sedang berdiri di depan pintu lemari pendingin.

Yerim membuka mulut, berniat menyapa saat seseorang tersebut berbalik arah dan berjalan keluar dapur. Yerim memiringkan kepalanya, berpikir pernah lihat di mana orang tersebut. Ah, benar. Pria ini yang tadi melihatnya dari jendela. Yerim mencoba mengabaikan tapi pikirannya beralih ke obrolannya dengan Seungwan semalam. Bukankah pria itu baru pulang dari wajib militer? Tetapi kenapa rambutnya—Yerim kembali mengabaikan. Mungkin dia mengambil pelayanan umum, sehingga dia bisa memanjangkan rambutnya. Yerim mencoba mengabaikan lagi, dan mengambil gelas di pantry dan mengambil air dari lemari pendingin.

Yerim menutup pintu lemari pendingin, dan melihat si laki-laki dengan badan yang tinggi besar tersebut kini ada di belakang pintu. Sejak kapan laki-laki ini ada di sini.

"Kamu." Suara laki-laki itu terdengar gusar. "Kamu sedang datang bulan." Laki-laki itu mengeretakkan giginya, dan membuat Yerim menyerngit.

"Aku tidak datang bulan." Jawab Yerim tetapi laki-laki itu kelihatan sangat gusar. Yerim bisa melihat pria itu mengenggam tangannya keras-keras. Seakan menahan sesuatu.

"Itu sebabnya aku tidak suka manusia tinggal di sini." Ucap si laki-laki. Dia menutupi hidungnya dengan tangannya. Yerim bisa melihat si laki-laki juga menutup hidungnya lalu meninggalkan dapur.

☆☆☆

Yerim heran bagaimana laki-laki itu tahu kalau dia sedang datang bulan. Kalau dia tidak berganti baju tadi, dia pasti tidak tahu kalau dia sedang datang bulan. Yerim menggosok dagunya sendiri. Orang yang tinggal di rumah ini aneh-aneh. Satu si Min Yoongi dengan telinga yang bisa mendengar suara kecil, seperti telinga kelelawar. Lalu si pintu merah yang sepertinya bisa mencium bau-bau aneh. Yerim ingin pindah. Sungguh. Tadi dia sudah mencoba mengurus kepindahannya ke dorm, semoga saja ada tempat tinggal yang kosong. Yerim baru tinggal di sini sehari, dan dia sudah tidak betah.

☆☆☆

Jungkook menatap langit-langit kamarnya. Dia bosan. Dia sudah bermain game seharian, dia juga sudah makan di bawah, tapi dia tetap bosan. Seokjin bilang dia tidak boleh keluar rumah, padahal dia ingin bertemu teman-temannya setelah keluar dari tentara. Karena kejadian empat hari yang lalu itu, dia jadi harus tetap di rumah, sampai minggu depan. Kalau tidak, efek talent Joohyun tidak akan berhasil.

Dia mengambil handphonenya, membaca ulang pesan-pesan yang masuk ke handphonenya.

Taehyung

Sorry Kook. Hyung harus terbang hari ini. Kamu mau ku bawakan apa?

Dia membuka pesan lain

Sooyoung

Kookie, Noona kembali minggu depan bersama Joohyun Eonnie.  Sudah kangen

Rewrite The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang