Seoul
Hal yang Sooyoung selalu tidak suka adalah saat Jimin memanggilnya dengan Nona. Dia tidak ingin diingatkan bahwa dia adalah anak tertua kedua dari klan park. Di mana dia punya kekuasaan cukup tinggi, sehingga semua vampire di klannya harus memanggilnya Nona.
"Apa yang mau oppa bicarakan?"
"Cafe?" ulang Jimin.
"Aku lelah harus bekerja menjadi pramugari. Aku tidak mau bekerja di kantor juga. Aku tidak ingin melakukan apa-apa."
Jimin kemudian menatap mata Sooyoung "kalau aku lupa apa maksud punya cafe itu, aku akan diam saja, tapi aku tahu. Aku tahu apa yang ada dipikiran Nona."
"Oppa hentikan, jangan panggil aku Nona."
"Seorang klan Park diharuskan tidak menghindar. Tidak lari dari masalah. Bukannya itu yang Nona selalu bilang padaku, dulu, saat aku lari dari Seulgi?"
"Aku tidak berniat lari—" ucap Sooyoung berusaha tidak berteriak. "—Aku, aku sudah menghilangkan spell dari Seokjin oppa."
"Apa?"
"Jadi mungkin sebentar lagi pertunangan itu akan dibatalkan. Jadi aku berniat mengasingkan diri, untuk menenangkan pikiran."
Jimin menjambak rambutnya sendiri. Masalahnya kenapa bertambah panjang.
☆☆☆
Taehyung pulang dengan membanting pintu masuk, dan membuat Seulgi yang berjalan ke kamarnya kaget.
"Taehyung?"
"Ya." Lalu dia menghilang dengan cepat dari pintu depan masuk ke kamarnya, menggunakan teleport seperti biasa.
Hal yang berbeda dengan Taehyung ini, walaupun Soulmatenya itu ada di dekatnya, dia masih bisa berteleport dengan jarak pendek. Tidak seperti biasanya, yang membuat dia bisa kemana saja selama masih dalam satu jangkauannya. Itu sebabnya Sooyoung selalu merasa Taehyung bukan soulmatenya karena dia masih bisa menggunakan Talentnya walaupun sebenarnya jarak pendek.
Saat Taehyung menginjakkan kaki di kamarnya, dia kaget saat Jimin tiba-tiba menghampirinya. Sejak kapan Jimin ada di kamarnya?
"Seokjin hyung sudah kehilangan Spellnya. SOOYOUNG SUDAH MENGHAPUS SPELLNYA."
Taehyung tidak bergeming. Mencerna apa yang baru saja Jimin teriakkan di telinganya.
Sooyoung sudah menghapus spellnya.
Sooyoung. Sudah. Menghapus. Spell.
"WHAT?"
☆☆☆
Namjoon tahu ada yang tidak beres dengan kakak laki-lakinya. Pandangan matanya terlihat kosong, sejak kemarin. Biasanya dia akan mencoba mengobrol dengan Sooyoung, atau melakukan celotehan aneh. Sementara kali ini tidak seperti itu.
Namun saat dia tanya ada apa, sang kakak hanya tersenyum dan sambil lalu.
Hoseok juga sama saja. Saat sarapan tadi dia memang bersikap biasa saja tapi itu bukan Hoseok yang dia kenal. Dia berusaha tersenyum, tetapi senyumnya hanya keluar sebaris.
Namjoon pusing harus bersikap sebagai penengah dan pemecah masalah setiap hari, dan tidak ada yang membantunya. Dia ingin mempunyai Soulmate rasanya, jadi bisa berbagi, hanya saja tidak semudah itu.
"Hallo Namjoons!" Pintu kantornya terbuka lebar. Seorang perempuan tersenyum lebar dan berpose di depan pintu sebelum berjalan ke arahnya.
Perempuan ini, alias manusia ini, selalu heboh setiap masuk ke kantornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Star
FanfictionKim Yerim (20), harus tinggal di sebuah mansion di pinggiran kota seoul, tanpa Yerim tahu bahwa mansion itu menyimpan banyak rahasia