Seoul
Yerim menghentakkan kakinya saat berjalan menuju halte bus yang lumayan jauh dari mansion. Apa apaan orang bernama Jungkook itu, sudah melihat badannya, dan tidak meminta maaf. Lagipula pria bernama Yoongi itu, kenapa sih dia tidak menutup pintu kamarnya tadi? jadinya kan ada orang yang mendapat tontonan gratis. Kebodohan Kim Yerim yang lain adalah keluar kamar mandi dan seenaknya dengan balutan handuk bukannya mengecheck ada orang atau tidak di depan pintu kamarnya.
Dia berhenti di salah satu etalasi toko serba ada dan berkaca. "Emang aku sependek itu ya?" lalu dia berdesah pelan sebelum berjalan kembali menuju halte bus.
Dia mengingat kakaknya. Joonmyeon, yang juga tidak terlalu tinggi. Iya, sepertinya tinggi itu tidak ada di DNA keluarganya. Dia menghela napas, kemudian kembali berjalan.
Sesampainya di halte bus, dia duduk seraya memperhatikan mobil dan bus yang berhenti di halte bus. Belum saatnya busnya lewat, jadi dia menggerakkan kakinya selayaknya anak kecil, memperhatikan sepatu flat miliknya, yang sudah mulai rusak.
"Begitu aku mendapatkan uang beasiswa, aku akan segera membeli sepatu." gumamnya. Lalu memperhatikan lalu lalang kendaraan sekali lagi.
☆☆☆
Rumania
Namjoon memperhatikan rumah sederhana dengan atap coklat kemerahan di depannya.
"Di sini?" Suara Joohyun mengagetkan Namjoon. Namjoon menoleh hanya untuk mengangguk.
Tanpa basa basi, Joohyun segera mengetuk pintu kayu berwarna coklat tua. Tak berapa lama pintu itu terbuka sedikit, dan seorang perempuan berambut pendek sebahu membuka pintu tersebut.
"Ya?" Jawab perempuan tersebut. Melongok dari ujung pintu. Mengintip. Tidak membiarkan kedua tamu yang berdiri di pelataran rumah itu melihat isi rumah.
"Kami ingin bertemu Jung Hoseok." Lanjut Joohyun.
"Tidak ada yang namanya Jung Hoseok di sini, kalian mungkin salah." Lalu pintu itu ditutup, tapi sebelum pintu itu sepenuhnya ditutup Namjoon memegang pintu tersebut, menahan pintu itu tertutup sempurna.
Namjoon menatap mata perempuan tersebut, dengan kilatan perak khas klan Kim, tetapi perempuan itu membalas, dengan kilatan warna perunggu sempurna, yang mencerminkan warna bulan.
"Kenapa kalian berdua harus pamer talent? Haruskah saya juga?" Ucap Joohyun gusar. "Saya ingin berbicara dengan Jung Hoseok. Hobi, Jhope, atau siapapun nama samarannya. Ini penting." Lanjut Joohyun lagi.
Perempuan berambut pendek berwarna orange itu kini bergantian menatap Joohyun.
"Anda dari klan mana?" Katanya.
"Saya Bae, dia Kim dan melihat warna perunggu anda, anda pasti Moon."
Perempuan dari rambut pendek itu mengangguk. "Saya Moon, benar. Namun bukan berarti orang yang anda cari itu ada di sini."
"Bilang padanya kalau Kang Seulgi sudah sadar." Kini giliran Namjoon yang berbicara, membuat Perempuan bernama Moon itu memiringkan kepala.
"Lalu apa hubungannya Kang Seulgi sudah sadar dengan mencari Jung Hoseok?"
Joohyun menghela napas, "Saya juga tidak tahu. Namun saya harap, saya bisa bertemu dengannya untuk membicarakan sesuatu."
"Dia tidak ada di sini." Jawab Moon. "Anda," dia menunjuk Namjoon dengan matanya. "Bisa melihat mata saya, dan melihat saya berbohong atau tidak." Lalu Moon menatap mata Namjoon, sementara Namjoon menggunakan talentnya untuk mengetahui apakah itu benar atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Star
ФанфикKim Yerim (20), harus tinggal di sebuah mansion di pinggiran kota seoul, tanpa Yerim tahu bahwa mansion itu menyimpan banyak rahasia