Chapter 7

2.6K 508 41
                                    

Rumania

Seulgi belum pernah merasa seperti ini sebelumnya. Antara memang karena dia habis mendapatkan telpon dari Jimin, ataukah memang dia jauh lebih baik? Dalam waktu dua hari dia sudah bisa menerima asupan makanan, tidak ada lagi cairan infus di tangannya. Seokjin sendiri kagum melihat semua ini, dalam waktu dua hari dan Seulgi sudah bisa berkembang pesat.

"Besok ku belikan tiket untuk pulang." Kata Namjoon, seraya keluar kamar.

Mendengar itu Sooyoung menghadap kearah Seulgi dengan senyumnya yang merekah "Eonni, dengar itu, kita besok sudah pulang. Eonni bisa bertemu dengan Jim—" Ucapan Sooyoung terhenti. Kesepakatannya, Jimin pulang jika Hoseok pulang. Sementara kabar terakhir yang dia, Jimin belum kembali ke rumah.

"Dibanding itu, ingatkan kata Taehyung bahwa kita akan pergi ke Everland." Ingat Seokjin sementara Seulgi mengangguk.

"Ya, aku menantikan masa itu." Jawab Seulgi dengan senyum.

"Good."

"Aku akan menghubungi Jungkook, supaya saat kita sampai semua sudah siap." Kata Sooyoung lalu keluar ruangan.

Ia mengambil handphonenya. Menghubungi Jungkook.

"Ada apa lagi?" Jawaban dari seberang membuat dahi Sooyoung mengerut.

"Kenapa kamu?"

"Mau nyuruh aku bersihkan kamar kuning lagi?"

Sooyoung terkekeh. "Ya, dan kamar Hoseok oppa dan kamar Jimin oppa juga."

"HA? NOONA TAHU TIDAK ADA BERAPA ORANG ISI RUMAH INI? HANYA 4. OH TIDAK, HANYA AKU."

Sooyoung kembali tertawa "Maafkan aku. Bagaimana kalau kamu mengajak perempuan yang tinggal di sebelah kamarmu itu untuk membantu? Nanti ku belikan oleh-oleh."

"NOONA PIKIR OLEH-OLEH BISA—"

"PS5, XBOX, anything. Kalau kamu sudah bisa keluar dari rumah akan ku ajak beli semua perlengkapan game yang kamu mau,"

Diseberang hanya diam.

"Deal Jungkook?"

"Baiklah."

Dasar murah pikir Sooyoung sambil menahan tawa. "Taehyung oppa belum pulang?" Lanjutnya

"Belum, aku hubungi juga tidak bisa."

"Iya deh, sampai jumpa di Seoul, Jungkook"

Dan telpon terputus.

☆☆☆

Seoul

Jungkook menutup telponnya dan membanting diri di kasur. "Terus. Sekarang. Aku. Harus. Bagaimana?" Dia mengucap dengan penggalan terputus. Dia belum minta maaf dengan benar, dan tidak mungkin dia meminta tolong perempuan di sebelah kamarnya.

Dia tidak mungkin juga meminta tolong Yoongi dan Seungwan karena setiap hari sabtu mereka selalu pergi jalan-jalan dan akan kembali hari Minggu malam. Artinya tinggal mereka berdua (dia dan Yerim) saja di rumah.

Jungkook kemudian bangun dari kasurnya. Memberanikan diri mengetuk pintu kamar pastel ungu.

Lama, sampai akhirnya pintu itu terbuka. Mengintip. "Si—" ucapan Yerim terhenti saat melihat siapa dibalik pintu "Apa? Mau apa?" Lanjut Yerim dengan nada yang ketus.

"Aku mau minta tolong bantuanmu."

"Tolong apa?"

"Besok orang-orang yang dari Rumania itu akan datang. Bantu aku merapikan rumah. Termasuk kamar pintu kuning di ujung ruangan sana, dan kamar pintu hijau yang itu."

Rewrite The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang