Rumania
Seokjin duduk di kasur kamarnya sambil mengingat perkataan Sooyoung tadi.
"Oppa tahukan, Soulmate tidak akan bisa melihat satu sama lain?"
Soulmate.
Dia sebenarnya benci dengan kata itu. Mengingat bagaimana Ayahnya, yang meninggalkan keluarganya karena menemukan soulmatenya, ibu namjoon, dan memilih untuk meninggalkan keluarganya karena sistem soulmate itu, walaupun endingnya ibu namjoon yang merupakan manusia akhirnya meninggal karena harus melahirkan Namjoon dan ayahnya kembali kepada keluarganya.
Mendengar Sooyoung menyebut Soulmate, sebenarnya membuat Seokjin jengkel. Apa Sooyoung juga seseorang yang menganut sistem Soulmate? Soulmate sendiri bukan mengenai bisa melihat atau tidak, tetapi Soulmate merupakan tameng. Bagaimana sepasang soulmate, tidak akan bisa menggunakan talentnya terhadap soulmatenya sendiri atau bagaimana Soulmate dapat membuat pasangannya tidak dapat menggunakan talentnya. Layaknya Yoongi dan Seungwan yang bisa membuat Yoongi tidak dapat menggunakan talentnya saat mereka bersentuhan.
Klik, suara kunci di depan pintu membuatnya tersadar dari lamunannya, pintu terbuka dan Namjoon bersama Joohyun memasuki rumah.
Joohyun.
Dia memang tidak melihat Joohyun di talentnya, atau setiap kali Joohyun bertanya tentang masa depannya, Seokjin memang tidak bisa melihat. Jadi Joohyun adalah Soulmatenya?
"Hei Joohyun," Tegur Seokjin, sementara Joohyun melirik sebelum terlihat gusar.
"Jangan tegur aku dulu, aku sedang gusar. Jung Hoseok itu, pergi untuk menghilangkan sebagian ingatannya, dan kini entah di mana. Lalu ba—" Perkataan Joohyun terhenti saat melihat Taehyung ada di ujung ruangan. "—sedang apa kamu di sini?"
"Wow, aku merasakan cinta." Kata Taehyung lalu tertawa. "Kalau kalian mencari Hoseok hyung, dia akan balik tiga hari lagi. Ke rumah. Seoul. Dia menghubungiku."
Joohyun mendekati Taehyung, "Kamu jangan bohong,"
Taehyung kembali tertawa, "Aku bisa membuktikan," Lalu Taehyung mengeluarkan handphonenya, mengetik sebuah nama dan menelpon. Menekan loudspeaker, sebagai bukti.
"Yoho Taehyung, whats up?"
Suara Hoseok di ujung telpon. Joohyun segera merebut telepon itu, dan berseru di telpon. "Hoseok!"
"Wih, Joohyun-ssi. Sudah lama aku tidak mendengar suaramu. Dua tahun?" Ceria, seakan tidak ada apa-apa.
"Di mana kamu?" Tanya Joohyun
"Thailand. Aku berlibur."
"Hai Hoseok." Namjoon mendekati speaker, dan tertawa. "Bagaimana Thailand?"
"Menyenangkan, aku merasa seperti di dunia baru. Tiga hari lagi aku akan pulang, jadi harus sambut aku dengan makanan enak, ok."
"Tentu saja, ka—"
"Oh, maaf. Aku harus pergi. Nanti ku telpon lagi." dan tiba-tiba telepon berhenti.
Taehyung menatap Joohyun dengan mukanya yang super santai, "see, aku tidak bohong. Aku kecewa tunanganku tidak percaya padaku."
"Kenapa kamu tidak bilang dari awal?" Tanya Joohyun.
Taehyung mengerutkan alis, "Memang ada yang bertanya padaku? Kalian membicarakan ini sendiri, mana aku tahu. Baiklah, aku harus pergi ke bandara sekarang."
"Oppa kan bisa teleport langsung ke bandaranya,"
Taehyung hanya tersenyum mendengar perkataan seseorang barusan. Itu Sooyoung yang datang dari belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rewrite The Star
FanfictionKim Yerim (20), harus tinggal di sebuah mansion di pinggiran kota seoul, tanpa Yerim tahu bahwa mansion itu menyimpan banyak rahasia