Chapter 9

2.8K 491 77
                                    

Rumania, 6 Tahun yang lalu

Seorang perempuan berambut panjang dengan dress putih berdiri di balkon mansion milik keluarganya. Angin malam yang tidak terlalu kencang, menerbangkan ujung dress beserta rambutnya yang digerai manis.

"Nona Sooyoung, sedang apa di luar sendirian?"

Perempuan yang dipanggil Sooyoung tersebut menoleh, "Memperhatikan kapan terjadinya Red Moon. Jimin oppa sendiri? Kenapa di sini? Mana temannya? Yang rambutnya seperti batok kelapa."

Jimin tertawa, "Batok kelapa." Ulang Jimin seraya menutup mulutnya.

Mendengar tawa Jimin, Sooyoung ikut tertawa. "Benarkan? Rambutnya seperti batok kelapa."

"Jangan sampai dia dengar, nona."

Sooyoung mengerucutkan bibirnya, "Hei, jangan panggil aku nona."

Jimin tersenyum, "Para tetua park, menyuruhku memanggil nona, nona."

"Bukan berarti karena aku Dracula darah murni, lalu oppa sebagai vampire harus memanggilku Nona. Kita setara kok oppa. Terutama karena oppa sekarang anggota klanku." Kata Sooyoung sambil tersenyum.

Jimin membalas senyum Sooyoung, kemudian mengajak Sooyoung kembali turun.

Saat kaki Sooyoung menginjak pelataran Ballroom, matanya terpaku pada seseorang dengan jas abu-abu. "Oppa, siapa dia?"

Jimin memperhatikan orang yang ditunjuk Sooyoung. "Kim Seokjin, anak tertua dari klan Kim. Yang disampingnya, pendampingnya. Bae Joohyun."

Sooyoung memperhatikan kedua orang tersebut. Berjalan berdampingan. Sungguh serasi. "Tampan sekali." Gumam Sooyoung.

"Ya nona,"

"Aku ingin punya pendamping seperti dia." ucap Sooyoung.

Raut muka Jimin terlihat ragu-ragu. Ia melirik ke pinggir ruangan, tempat temannya berada. Mengangguk, terlihat memaksa. "Ehm, nona."

"Ya oppa?"

"Nona bisa melakukan Cupid spell,"

"Cupid spell?" Ulang Sooyoung dan Jimin hanya mengangguk mengiyakan,

"Saya diajari untuk melakukan cupid spell oleh para tetua, tetapi kalau saya yang melakukan efeknya tidak akan sedasyat nona."

Sooyoung melihat Jimin yang terlihat panik. "Memang, spellnya seperti apa?"

☆☆☆

Seoul

"Sooyoung."

Sooyoung tersadar dari lamunannya. Seokjin memanggil namanya. Sejak kapan dia melamun? Dia tidak tahu. Ruang makan mulai kosong, kapan perginya dia juga tidak tahu.

"Apa yang kamu pikirkan?"

Sooyoung menggeleng, "Oppa."

"Waduh, jantungku."

Sooyoung terkekeh.

"Sooyoung, aku ingin bicara padamu."

Sooyoung menatap mata Seokjin. Membiarkan Seokjin melanjutkan pembicaraannya.

"Aku tetap ingin melanjutkan pertunangan kita, walaupun kita bukan Soulmate. Aku tidak peduli itu. Banyak orang di dunia ini yang menikah bukan karena dia adalah Soulmate."

Sooyoung kemudian tersenyum, memegang tangan Seokjin. "Duduk dulu." Katanya. Karena Seokjin sekarang posisinya memang berdiri.

Seokjin duduk tepat di sebelah Sooyoung dengan tangannya yang digenggam Sooyoung. Mereka saling tatap, sebelum Seokjin sadar tiba-tiba Sooyoung menggunakan talentnya. Kilatan mata biru sapphire milik Sooyoung membuat Seokjin tidak bisa mengalihkan perhatian.

Rewrite The StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang