5. Perang Yang di Nantikan

628 50 1
                                    

Inuyasha POV

"ya, harapan itulah yang membuat ibumu mati" Kata Naraku dengan mempertegas kata mati. "aku mengusulkanmu untuk jadi anak buahku dan membalas dendam atas doa yang di ucapkan sesshomaru.  Ayolah"

"tidak" kataku pelan

"apa katanya? "kata Goshinki

"Tidak!! "kataku lantang dan keras "walaupun ia berharap seperti itu, aku, aku,aku tak bisa marah. Itu juga mungkin salahku. Semua salahku. "

Suasana disana tiba tiba canggung.

"kurasa kami harus pergi" kata Byakuya.

Mereka pergi tanpa di hentikan oleh Naraku. Kini hanya ada dua orang di ruangan ini.

Inuyasha POV end

Hanya ada inuyasha dan Naraku di sini. Suasana semakin canggung. Dengan inuyasha yang menunduk ke bawah dengan posisi berdiri. Naraku dengan tatapan seperti melihat orang paling menyedihkan di dunia. Semua orang telah pergi. Membuat keleluasaan untuk mereka bicara.

"Kau menyedihkan Inuyasha" kata Naraku.

"..." inuyasha masih terdiam

"kalau adiknya semenyedihkan ini, bagaimana dengan kakaknya"

"..." inuyasha masih terdiam. Menahan amarah yang ingin mencuat keluar.

"Mungkin kakaknya terus menerus menyedihkan selamanya"

"cukup" kata inuyasha pelan

"apa aku tak bisa mendengar.... "

"kubilang CUKUP!!! " kata inuyasha memotong ucapan Naraku

"apa maksudmu? " tanya Naraku pura pura tidak tau.

"Kau boleh melakukan apapun. Menghina aku atau apapun,tapi jangan kakakku. " kata inuyasha. "kau mengejek kakakku tanpa tau apapun"

Benda benda di ruangan itu mulai mengapung, seperti tak ada gravitasi.
Muncul kenangan kenangan yang ada di kepala inuyasha. Ketika sesshomaru membencinya. Naraku mulai tersenyum licik. Kenangan itu tiba tiba menghilang bersama munculnya gravitasi kembali.

"wah.... Wah.... Betapa beruntungnya aku. Menangkap jaminan dan menangkap kekuatan" kata Naraku
Inuyasha terkejut dan langsung menatap pada Naraku dengan tatapan tajam.

"Kenapa Inuyasha? Aku tidak mengejek kakakmu lho" pancing Naraku

'oh jadi ini orang yang menyekap mereka. Aku baru sadar kalau namanya Naraku' batin Inuyasha.

"Jakotsu aku punya tugas untukmu" panggil Naraku.

"ada apa Tuan Besar? " Tanya Jakotsu seorang laki laki yang berdandan seperti perempuan. Inuyasha di buat merinding olehnya.

"Bawa dia ke sel terkuat dan ikat tangn dan kakinya di tiang yang ada di sel tersebut. " kata Naraku memperjelas. "ku tak mau tangkapan bagus ini lepas. "

"Baik Tuan Besar" kata Jakotsu

"satu lagi berhenti memanggilku Tuan Besar"

"tapi tahanan kita kali ini adalah anak kecil yang tampan. Bagaimana aku bisa berkata seperti itu Otak Besar" Kata Jakotsu

Naraku menatap puas karena jakotsu memanggilnya dengan panggilan seperti itu. Naraku pun keluar dari ruangan tersebut. Jakotsu mencoba membawa Inuyasha. Namun Inuyasha mencoba melawan. Tapi tak bisa ia malah di peluk oleh jakotsu dan di suntikan suatu obat bius. Sebelum inuyasha pingsan ia sempat memukul Jakotsu. Inuyasha pingsan dalam waktu sebentar dan di bawa ke sel tersebut.

Karena ini pingsan obat bius ia tidak mimpi bersama teman temannya. Ia pun sadar dalam waktu 5 menit.

Inuyasha melihat sekeliling. Tangannya terikat tak bisa di gerakkan. Kakinya pun sama. Tubuhnya di lilit tali agar tak bisa kabur. Pandangannya masih melihat sekeliling. Inuyasha melihat tak ada jendela dengan pintu yang hanya mempunyai lubang kecil. Inuyasha merasa sesak karena ikatan tali dan lubang yang kecil. Ia mengatur nafasnya.

"kau sudah bangun " kata Naraku yang berada di depan pintu. Ia masuk kedalam dan menemukan anak yang tadi melawan sudah diikat begitu kuat.

"Naraku dimana yang lainnya" kata inuyasha tiba tiba.

"Siapa? Oh anak yang punya kekuatan juga. Aku tak akan memberi tahumu."
Kata Naraku. "baiklah aku pergi dulu. "

Naraku pergi dan meninggalkan inuyasha sendirian. Inuyasha masih merenung. Apa kekuatannya. Tadi muncul sekelebat ingatan mungkinkah kekuatannya adalah waktu. Kalau iya, mungkin ia bisa membuat tali ini menjadi tua dan rapuh lalu ia bisa kabur. Inuyasha mencoba. Memfokuskan kekuatan, membuat tali itu lama lama menjadi tua.

Inuyasha memang berhasil tapi ia membuat semua yang ada di ruangan itu menjadi rapuh, tidak terkecuali atap yang ada diatasnya. Jika ia menghancurkan tali itu kemungkinan tempat ia diikat itu adalah penopang ruangan ini jika ia sampai memutuskannya dengan tenaga yang kuat mungkin saja tiang kayu tersebut ikut patah.

Tiba tiba sekelebat ide muncul dengan sendirinya. Ia melihat batu didekatnya. Dengan perlahan ia mencoba coba untuk mengendalikan kekuatannya. Berhasil. Batu yang asalnya rapuh berubah menjadi kuat. Tapi yang lainnya juga bertambah kuat. Sekarang ia mencoba lagi membuatnya menjadi tua. Jadilah tua. Jadi ia terus mencoba dan akhirnya berhasil hanya batu yang menjadi tua. Dan sekarang waktunya mencoba pada tali. Berhasil. Ia pun lepas dengan mudah karena ia memajukan waktu tali itu sekitar 100 tahun dari sekarang. Angka itu tiba tiba muncul.

Ia ingin keluar lewat pintu namun itu sangat aneh kan. Jadi ia menghancurkan tembok dan melihat ruangan lain. Ada seseorang yang ia kenal. Koga.

"Koga? "tanya inuyasha yang takut salah orang. Koga melihat kesamping. Ia kaget.

"inuyasha?! "tanya koga kaget. "bagaimana kau...? "

"aku tau kekuatanku sekarang. Biar aku bebaskan kamu" kata inuyasha dengan nada datar. Inuyasha mencoba lagi dan berhasil. Kata koga sango miroku dan Shippo juga ada di sini. Jadi kami pergi menyelamatkan mereka.

Sementara itu di Alun Alun kota.

"Sesshomaru. Lama tak jumpa" kata Naraku. Sesshomaru hanya diam saja

"Kau tau ayo mulai perang ini. " Kata Naraku di tengah alun alun yang sepi. Semua orang mengungsi, takut akan perang kedua orang ini.

Perang dimulai. Semua bertarung habis habisan, tak ada belas kasihan. Semua bertarung tak peduli berapa banyak darah yang menempel pada baju mereka. Ada yang dengan pedang ada juga yang dengan pistol. Semua bertarung. Hampir tak ada yan tersisa. Naraku bertarung dengan pistol. Dan Sesshomaru bertarung dengan anggun menggunakan pedang. Semua sangat tak terkendali. Bahkan ada tang sampai gila terkena racun dan menyerang temannya sendiri.

Dengan satu tembakan kepala mereka mati. Saru tebasan 3 orang mati. Hanya tinggal tersisa beberapa. Semua orang begitu hati hati namun gesit. Hanya tinggal mereka berdua. Tembakan di pentalkan oleh pedang. Satu tebasan menghindar dengan cepat. Semuanya terus begitu. Darah yang berada di baju mereka mulai mengering. Namun tak ada yang menyerah sama sekali. Tak ada yang mengeluarkan bendera putih. Tak ada yang menyerah tak ada yang mengalah. Hingga akhirnya Naraku membuka pembicaraan.

"Kau terlihat lemah " kata Naraku.

"....."

"kau tau walaupun aku menyerah aku tak pernah kalah. "

"..."

"karena aku punya senjata rahasia"

"Sesshomaru ini tidak peduli dengan rencana apapun itu"

"Kau mungkin akan berkata begitu. Tapi setelah aku keluarkan.... "Naraku menarik nafas panjang "kau memang tidak sepenuhnya peduli tapi kau mungkin masih memikirkannya"

"...."

"your otouto" kata Naraku Sesshomaru masih memakai wajah datarnya namun dalam hati ia terkejut.


Maaf baru Up
Lupa, biasa habis PAS (padahal pas udh lama)
Sorry
Maafkan aku

Inuyasha : One Story [Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang