Bab 2 Balance

996 21 0
                                    

Ponsel Aisyah bergetar. Satu message muncul dilayar depannya. Ia buka pesan yang telah mengganggunya menikmati tausyiah cinta dari ratu cinta. Tak berselang lama, Aisyah menghela napas. dan memasukan kembali buku-bukunya kedalam tas.

"Kamu mau kemana,Ais?" ucap Raya mengetahui Aisyah yang terlihat terburu-buru.

"Oh, aku mau ngajar anak semester dua. Soalnya Bu Desi ada rapat dadakan jadi nggak bisa ngajar deh,. Oh, ya entar bilangin pak Parwoto kalau aku jalanin tugas, nggak masuk mata kuliahnya beliau, hehehe..." ujar Aisyah mengernyitkan senyum.

"Iya deh, bu Asdos,"

***

Aisyah memasuki ruang kelas, dikuti mahasiswa dibelakangnya. Ia mulai membuka pelajaran dengan salam dan membaca doa. Biasanya ia yang duduk di bangku mahasiswa, namun setelah satu tahun yang lalu, ia harus menjalankan dua perannya. Sebagai mahasiswa juga sebagai asisten dosen. Nilai IPK Aisyah yang bagus, serta kertampilanya dalam berkomunikasi menjadikan Aisyah sebagai Asdos dibeberapa mata kuliah. Kali ini, ia sedang menggantikan Bu Desi yang mengajar mata kuliah Akuntansi Pengantar.

Selayaknya Dosen, Aisyah menerangkan kepada mahasiswa. Dalam metode pembelajaranya, Aisyah lebih suka dengan metode diskusi. Jadi, mahasiswa yang aktif sedangkan dosen hanya mengamati dan memberikan masukan serta membenarkan apabila terjadi kekeliruan. Bagi mahasiswa, Aisyah adalah dosen favorit mereka. Cara mengajar yang nggak bikin ngantuk. Mudah dipahami ditambah lagi masih muda.

Walaupun bagi mereka, Aisyah tidak telalu cantik, tapi setidaknya masih sedap dipandang. Daripada dosen yang lain, yang sudah tua keriput, membuat mereka jenuh jika memandangnya. Maklum saja, sifat mahasiswa yang masih muda membuat mereka ingin sesuatu yang fresh. Setidaknya kehadiran Asdos membuat mereka bisa mengucek-ngeucek mata mereka.

"Jadi, yang dimaksud harga perolehan Asset tetap seperti kendaraan adalah harga beli ditambah dengan biaya-biaya lain yang dikeluarkan, sampai kendaaraan tersebut siap untuk dipakai. contohnya, biaya bahan bakar. Ada pertanyaan?" jelas Aisyah kepada murid-muridnya.

salah satu mahasiswa mengangkat tanganya.

"Iyah, silahkan tanya apa?'

"Saya mau tanya, kenapa kita harus menghitung dan mencatat setiap pengeluaran, selisih satu rupiah pun dicari sampai dapat?"

"Karena bagi perusahaan setiap penerimaan atau pengeluaran kas, adalah asset perusahaan. dimana akan berpengaruh dalam pembuatan laporan keuangan,"

"Jawaban ibu salah," ucap lantang mahasiswa.

Aisyah bingung. ia kembali membuka buku panduanya. Apa yang diterangkanya sesuai dengan buku.

"Ibu mau tau jawabanya?"

Aisyah mengangguk.

"Itu dikarenakan yang punya perusahaan pelit!"

Ucapan mahasiswa itu dikuti tawa mahasiswa yang lain. Termasuk Aisyah. Ia lupa bahwa salah satu kesabaran dari seorang Asdos adalah ketika menghadapi mahasiswa yang sedikit nyeleneh. Ini bukan kali pertamanya ia dikerjain muridnya. Suatu ketika ia juga pernah digoda dengan salah satu muridnya dengan modus sama-sama bertanya.

"Ibu, menurut ibu kenapa dalam akuntansi harus mengenal istilah balance? memangnya balance itu apa, bu"

"Balance itu seimbang atau sama. Jadi antara asset dengan kewajiban ditambah ekuitas hasilnya harus sama,"

"ouh gitu, berarti cinta saya juga harus balance dong sama ibu?"

Aisyah senyum-senyum sendiri. Mungkin bagi, dosen yang killer kelakuan mahasiswa yang nyeleneh akan dianggap tidak sopan. Namun baginya tidak. Kelakuan mahasiswa yang seperti itu, dianggap sebagai hiburan tersendiri. Anggap saja sebagai kreativitas mahasiswa. pikirnya.

Habibi QolbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang