PART 20

4 3 0
                                    

Aku duduk di kursi meja makan sambil memandang layar ponselku yang mati. Dipikir pikir apa yang harus aku lakukan hari ini ?? Hari libur memang sangat membosankan dibanding hari sekolah karna bisa bertemu dengan teman teman. Tapi jika ada Rian pasti aku akan bermain dengannya. Oh iya lebih baik aku pergi ke makamnya saja. Pasti rumput liar sudah memenuhi tanah makamnya.

Aku melangkah ke arah makamnya yang memang sudah banyak rumput liar dimana mana. Aku sangat merindukannya , mengapa kau meninggalkanku secepat ini,Rian ?? Kau tahu..bahwa aku masih membutuhkanmu. Aku belum siap ditinggalkan olehmu tapi kau pergi seperti diterpa oleh ombak dan terbawa arus yang besar. Aku sungguh merindukanmu,Rian...

Tanganku memegang batu nisan yang terdapat tulisan Rian. Air mataku terjatuh karna mengingat kenangan kecil dan indah bersamanya. Aku masih ingat pada saat aku kecil bahwa aku terjatuh dari sepeda dan menangis , bukannya menolongku dia malah tertawa lepas. Diriku tertawa sendiri jika mengingat semua itu. Tidak peduli jika aku dikira orang gila. Aku memang merindukan masa masa itu bersama Rian.

"Laura..."

Kepalaku menoleh ke belakang melihat fahmi yang sedang berdiri agak jauh di belakangku sambil membawa bunga bewarna ungu. Bunga yang indah menurutku.
Aku bangkit dari jongkok-ku dan menatap matanya yang indah.
Fahmi berjalan menghampiriku dan berdiri di sebelah kananku lalu dia berjongkok , memegang batu nisan. Aku hanya bisa memandanginya dari sini .

Fahmi : " lu pasti selalu mikirin dia kan?"

Tanya fahmi padaku yang masih terdiam memandanginya. Aku ikut berjongkok disebelahnya.

Laura : " setiap hari.."
Fahmi : " lu harus lupain dia atau Rian gak bakalan tenang disana karna ngeliat keadaan lu begini.."

Aku mengangguk pelan. Benar apa kata fahmi bahwa aku memang harus melupakannya. Aku kembali berdiri dan berjalan menjauh dari fahmi. Tapi langkahku terhenti pada saat fahmi memegang lenganku , kepalaku menengok ke belakang tapi tidak dengan tubuhku.

Laura : " kenapa?"
Fahmi : " apakah aku pantas untuk dicintai?? "

Mataku menyipit . Mengapa fahmi bicara seperti itu ? Apakah dia sedang mengalami patah hati ? Tapi jika dilihat lihat wajahnya dia memang seperti sedang memendam perasaannya itu. Ini pasti soal Lyra. Aku sudah bisa merasakan itu..

Laura : " what you talking about ? Tentu saja fahmi...lu pantes buat dicintai sama orang lain..."

Termasuk diriku yang mencintaimu,fahmi...

Fahmi terdiam tidak merespon perkataanku. Aku berharap jika dia akan bicara sesuatu tapi ternyata tidak. Dia memilih untuk tetap diam.
Kumohon lontarkan satu kalimat padaku...
Aku hanya bisa menunggunya membuka mulut . Mulut fahmi terbuka seperti ingin mengatakan sesuatu tapi tertutup lagi.

Laura : " ada yang mau lu sampaikan ke gua?"
Fahmi : " gu...gua..."

Aku menaikkan satu alisku. Ayolah fahmi jangan membuatku mati penasaran seperti ini.
Ekspresinya sangat susah untuk ditebak.

Laura : " yah ?? "

Baru saja Fahmi ingin berkata sesuatu lagi tapi dinda sudah datang duluan. Alah kelamaan tu anak mah kayak drama .
Dinda melambaikan tangannya kearahku dan juga fahmi dari jauh aku pun melakukan hal yang sama kepadanya.

Dinda : "hey..berdua aja nih,,oh iya..Lu ditunggu lyra tuh di cafe,mi.."

Oh jadi fahmi sama lyra akan makan siang bersama. Fahmi melirik kearahku sekilas dan mendelik. Dia pergi meninggalkanku dan juga dinda tanpa pamit begitu saja. Aku memperhatikan tangannya yang mengepal , rasanya ingin ku genggam tapi sepertinya itu tidak akan terjadi.

Dinda : "Well...kita nunggu siapa lagi disini?"
Laura : " gua mau langsung balik aja.."
Dinda : " gak maen dulu gitu?"
Laura : " mungkin gua mau mampir ke cafe sebentar..."
Dinda : " okey..gua mau ke makam temen gua dulu."

Aku tersenyum lalu pergi meninggalkan dinda . Sesampainya di cafe yang terdapat di daerah padjajaran. Aku duduk didekat jendela. Pelayan pun menghampiriku sambil membawa buku menu minuman dan makanan. Aku menerimanya dan mulai mencari Minuman yang menurutku menarik. Aku pun memesan Cokelat panas dan terdapat ice cream vanilla diatasnya. Pelayan pun kembali ke tempatnya.

Aku mengalihkan pandanganku ke arah jendela. Melihat beberapa orang yang berlalu lalang disana . Cuaca sekarang sangat dingin. Untung saja aku memakai jaket tebal . Pintu berbunyi itu tandanya ada pengunjung yang baru saja datang. Aku seperti mengenali sosok itu. Pria yang memakai jaket dan juga memakai topi. Dia duduk di dekat mini bar dan memesan sebuah minuman.

Surya ??

Pria itu adalah surya. Aku ingin memanggilnya tapi tidak. Ku urungkan niat itu biar saja dia yang duluan . Benar,dia yang menghampiriku duluan dan duduk di hadapanku tanpa aku persilahkan.

Surya : " hey..sendirian aja?"
Laura : " iya ..kamu juga?"
Surya : " iya..tumben gak sama fahmi."
Laura : " dia ketemuan sama gebetannya."

Surya mengangguk pelan dan tidak ada lagi yang memulai pembicaraan. Tak lama kemudian pelayan datang membawa pesananku dan juga surya. Aku mulai meminum minumanku dan pikiranku terasa sangat tenang sekali.

Surya : " kamu suka ya sama fahmi?"

Aku mengintip surya melalui bulu mataku. Kedua alisnya dinaikkan. Ya tuhan kenapa dia sangat terlihat tampan jika ekspresinya seperti itu ?? 😧

Laura : " ngapain aku suka sama dia..lagian dia udah mau ada yang punya."
Surya : " kamu gak marah gitu?"
Laura : " buat apaan aku marah..aku gak ada perasaan apapun ke fahmi."

Untuk kedua kalinya surya mengangguk. Kumohon berhentilah membicarakan tentangnya. Aku sedang tidak ingin mengingatnya. Perlahan tangan surya menyentuh tangan kananku lalu menggenggamnya. Surya memberikan senyuman kecilnya kepadaku...Bisakah dia melepaskan tanganku ?? 😑

Surya : " aku mau kamu balik lagi ke aku...kumohon."

Dia meminta agar aku bisa balik lagi kepadanya ?? Itu tidak akan terjadi. Aku sudah tidak menyimpan perasaan padanya. Ya walaupun cuman sedikit. Tapi tetap saja aku tidak ingin memberikannya kesempatan untuk kedua kalinya.

Laura : " sorry i can't.."
Surya : " but why ?"
Laura : " aku belum siap."
Surya : " maka dari itu aku bakalan nunggu kamu sampai kapanpun...kamu tahu?aku gak bisa lupain kamu sama sekali."

Wajah surya berubah menjadi sedih. Sebenarnya aku sangat benci melihat ekspresinya yang seperti anak kecil itu. Tapi tetap saja perasaan tidak bisa dipaksakan. Pendirianku tetap tegak. Bahwa aku tidak akan kembali lagi padanya.

Surya : " kamu denger aku kan?"
Laura : " can we change topic ?! Kalau obrolan kita begini terus lebih baik kamu gak ush deketin aku lagi."

Aku langsung bangkit dari dudukku dan berjalan kearah parkiran mobil. Sepertinya aku sedikit menyentaknya. Masa bodoh. Aku tak peduli jika dia akan marah padaku atau tidak itu bukan urusanku sama sekali.








Vote guys sebelum atau sesudah.
Yang vote  moga jd anak sukses Aamin 😂😂

Say you LOVE meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang