PART 21

6 3 0
                                    

Hari ini para siswa kelas 12 sangat heboh karna 2 hari lagi akan melaksanakan TO yang kedua. Ada yang bilang bahwa TO yang kedua pasti sangat sulit dan bla bla bla. Aku hanya bisa mendengarkan gosippan mereka. Enggan bergabung , lagi pula untuk apa bergabung jika membicarakan tentang hal itu dan aku juga sudah siap dari jauh jauh hari untuk menghadapi TO. Aku harap hasilnya memuaskan.

Aku menyenderkan bahuku di sofa yang terdapat di UKS. Jika kalian bertanya tanya mengapa aku di UKS ?? aku menemani dinda yang sedang terkulai lemas. Dia sangat lemas dan badannya cukup panas. Aku menyuruhnya untuk pulang tapi dia cukup keras kepala. So...aku menemaninya disini. Jika dia meminta bantuan aku bisa menolongnya.

Nabila : " halo laura.."
Laura : " nabila ?!"

Aku langsung bangkit dari dudukku dan memeluk nabila erat. Sekarang aku sudah jarang bertemu dengannya,semenjak aku tidak sekelas lagi dengannya. Apalagi olivia..aku sudah tidak mendengar kabarnya lgi.

Nabila : " dinda masih sakit ya?"
Laura : " iya..gua suruh pulang tapi dia gak mau tetep masih mau disini."

Nabil menghampiri dinda yang sedang tertidur pulas lalu mengelus puncak kepala dinda. Tidak biasanya Nabila melakukan hal yang jarang seperti tadi.

Laura : " lu kenapa,bil...?"

Matanya langsung melirik ke arahku. Nabila menatap wajahku sedih. Entah apa yang dia rasakan saat ini setahuku dia sedang menghadapi cobaan berat.

Nabila : " gua bakalan pindah sekolah.."
Laura : " ha ?! Pindah kemana ?"
Nabila : " paris."
Laura : " sejauh itu ?! Lu mau ninggalin gua disini ? Sendirian?! "

Aku mundur beberapa langkah dari nabila yang masih menatapku kecewa. Baru saja aku kehilangan Rian sekarang aku sudah ditinggalkan oleh sahabatku sendiri.

Laura : " kenapa lu pindah ?! "
Nabila : "ini udh keputusan ortu gua,ra..gua gak bisa nolak."

Air mataku jatuh. Dengan segera aku memeluknya erat. Kapan lagi aku bisa memeluk teman terbaikku yang selalu membantuku pada saat aku sedang menghadapi kesulitan ? Aku pasti akan selalu merindukannya.

Nabila : " gua janji...gak bakalan putus komunikasi. Kan kita bisa video call."

Aku mengangguk pelan yang kutahu bahwa dia tidak menyadarinya. Nabila menarik diri melepaskan pelukannya, oh iya..apakah Olivia sudah tahu tentang ini?

Laura : " oliv udah tahu?"
Nabila : " udah..dia juga sama kayak lu gak mau ditinggal."
Laura : "yah maklum lah bil...lu kan temen deket kita pasti ada rasa kecewa mah."
Nabila : " iya gua tahu kok,ra."

Tanganku menepuk bahu kiri Nabila. Aku tahu pasti nabila juga sangat terpaksa menerima tawaran dari keluarganya. Aku hanya bisa mendukung dirinya agar bisa menjadi lebih baik lagi.

***

Aku membantu Dinda berjalan keluar gerbang sekolah. Dimana sih fahmi?! Sepupunya sakit juga dia gak muncul muncul. Wajah dinda sangat pucat sekali,dia harus dibawa ke rumah sakit.. tak lama kemudian fahmi datang dengan mobil hitamnya yang mulus dan mengkilau. Tidak biasanya dia membawa mobil semewah ini.

Laura : " lama bgt sih !! Liat nih si dinda udah lemes bgt tahu.."
Fahmi : " bawa dia masuk."

Aku membawa dinda masuk kedalam mobil. Dinda duduk dibangku belakang lalu tertidur lagi. Ya tuhan aku sangat kasihan padanya...

Fahmi : " bareng gak?"
Laura : " gua balik sendiri aja."
Fahmi : " gak..lu harus ikut."
Laura : " tapi.."
Fahmi : "kata gua ikut ya ikut."

Say you LOVE meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang