PART 22

10 3 0
                                    

Setelah hujan reda aku dan fahmi langsung berlari kearah mobil. Syukurlah diriku sudah duduk di mobil. Kaki-ku pegal sekali rasanya. Fahmi yang sedang mematikan AC mobilnya membuatku terus memandangi wajahnya yang serius itu. Matanya melirik kearahku dan menatapku bingung. Shit , aku menatapnya cukup lama dan dia menyadari hal itu.

Fahmi : " kenapa lu ngeliatim gua begitu?"
Laura : " ha ? Emh..gua..gua cuman mikirin hubungan lu sama Lyra. Gimana?"
Fahmi : "gua ada perasaan dia. Dan gua bakalan ngejalanin hubungan yang serius sama dia."

Jleb..

Tubuhku kaku tidak bisa bergerak. Sekarang apa yang harus aku lakukan ?senang atau sedih ? Senang jika fahmi sudah mendapatkan wanita yang menurutnya baik. Sedih karna aku tidak mempunyai harapan apapun lagi untuknya. Apakah aku harus melupakannya ? Tapi bagaimana cara nya ? Ini yang aku takuti. Aku takut untuk mencintai dan menyimpan perasaan terlalu dalam.

Fahmi : " lu kenapa?"
Laura : "ha?g-gak...gua cuman pusing doank."
Fahmi : " gara gara keujanan?"
Laura : " yeah mungkin.."
Fahmi : " menurut lu gimana gua nembak dia apa gak?"

Sebenarnya  mataku sudah panas tapi aku tahan untuk tidak menangis. Aku menghela nafas aku merasa tenang dan tidak emosi . Agar terlihat tenang seperti biasanya.

Laura : " ya lu harus nembak dia lah....jangan...jangan kasih dia harapan."

Kayak kamu ngasih harapan ke aku dan ujung ujungnya begini. Sungguh itu membuatku sakit.

Fahmi mengangguk pelan dan tersenyum kecil. Dia pun menyalakan mesinnya lalu fokus menyetir. Aku melempar pandanganku ke jendela agar tidak terlihat oleh fahmi bahwa aku menahan isak tangis. Aku harus kuat. Aku tidak boleh menangis. Untuk kedua kalinya aku merasakan patah hati. Pertama Surya dan kedua Fahmi . Lalu siapa yang ketiga ?? Aku harap yang ketiga tidak ada.

Entah apa jadinya aku jika membayangkan fahmi dan Lyra berpacaran dan mereka merupakan pasangan yang sangat bahagia. Itu pasti membuat fahmi sangat senang sekali. Tapi aku bersyukur jika fahmi mendapatkan yang terbaik. Fahmi senang aku ikut senang. Apapun yang dia mau aku akan selalu mendukungnya bukan sebaliknya.

Sesampainya dirumahku , fahmi menahan diriku untuk tidak keluar dari mobil terlebih dahulu. Ya tuhan...apalagi yang akan dia katakan ?

Fahmi : " tunggu."
Laura : " ada apa?"
Fahmi : " Umm...Lu gpp kan?"
Laura : " emang gua kenapa?"
Fahmi : " ah gak ko..gak jd."

Aku mengernyit bingung . Aku pun keluar dari mobil. Diriku sempat berdiri didepan pagar rumahku menunggu mobil fahmi menjauh. Setelah bayangan mobilnya menghilang Air mataku langsung mengalir deras. Buru buru aku masuk kedalam rumah tapi langkah ku terhenti pada saat melihat Ardi yang sedang duduk di bangku yang berada di teras . Dia langsung menatapku khawatir. Kali ini aku tidak bisa menahan air mataku dan akhirnya aku menangis sejadi jadinya.

Ardi langsung memelukku erat. Menenangkanku agar merasa lebih tenang. Ardi membawaku masuk lalu kami duduk di sofa. Wajah ardi masih belum berubah tetap memasang tampang khawatir.

Ardi : " ini pasti karna fahmi ya?"

Aku mengangguk ragu.

Ardi : " udah gak ush dipikirin...Denger ya kata kata gua. Biarin dia pacaran sama siapa aja asalkan nikah nya sama lu."

Diriku terkekeh pelan mendengar perkataan Ardi. Perasaanku sedikit tenang jika mendengar kalimatnya yang barusan di lontarkan kepadaku. Apa yang dia katakan benar bahwa aku tidak usah memikirkannya. Toh fahmi memang berhak untuk bahagia. Selagi  aku hanya sekedar temannya aku tidak bisa melarang apapun kepada fahmi.

***

Kakiku berlari kecil ke arah kelas. Yang laen sudah masuk kelas tinggal diriku yang belum. Mataku melirik kearah jam tangan dan sudah menunjukkan pukul setengah 8 . Matilah aku jika sampai terlambat.
Aku pun sampai di depan kelas dan mengucapkan salam. Sudah ada Bu Rahmi didalam .

Say you LOVE meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang