PART 30

13 4 0
                                    

Entah sudah beberapa bulan atau minggu aku tidak bertemu dengannya. Dan sekarang aku bertemu dia dengan kedaannya yang sangat kacau. Ada banyak luka memar,jahitan di sudut bibirnya. Tangannya di perban. Bagaimana bisa surya menjadi seperti ini ?? Aku melirik ke arah lukanya satu satu. Itu pasti sakit sekali.

Laura : " surya ?? Kenapa kamu bisa begini? Kenapa kamu gak dateng ke sekolah? "

Tanyaku bertubi tubi. Sungguh aku sangat terkejut sekali. Aku jd ingat pada saat aku bertemu fahmi dengan keaadan banyak luka seperti surya. Dia masih terdiam tidak menjawab pertanyaanku. Tatapannya sendu membuat hatiku sedih. Bukan berarti aku masih menyimpan perasaan padanya. Aku hanya menaruh rasa simpati ku padanya karna aku dan surya pernah bersama.

Surya : " kamu gak tahu siapa yang ngelakuin ini ?"
Laura : " memangnya siapa?"
Surya : " fahmi."

Fahmi...???
Lututku lemas mendengar nama pria yang aku cintai. Tidak mungkin fahmi yang melakukan hal ini pada surya. Dia pasti ingin membuatku berpisah dengan fahmi. Haha sangat pintar. Aku tergelak remeh, tidak percaya apa yang barusan dia katakan. Mata surya menyipit bingung.

Laura : " fahmi gk mungkin ngelakuin hal ini ke kamu. Kamu mau buat aku benci sama fahmi ? Gak akan. Karna kamu belum ada bukti."
Surya : " Aku ngomong ada apa nya,laura..kalau kamu gak percaya kamu bisa tanya sama dia sendiri. Soal sekolah, aku udah pindah. Aku muak sama kelakuan fahmi. "

Surya maju selangkah mendekat ke arahku. Dia memegang salah satu tanganku dan menaruhnya di pipi kanan surya. Dia meremasnya pelan, ada ekspresi wajah lukanya. Tapi aku segera melepaskan tanganku darinya,takut jika fahmi melihat semua ini.

Surya : " kembali sama aku,laura..fahmi gak baik buat kamu."
Laura : " never."

Aku pun keluar dari apotek. Lebih baik aku mencari apotek yang lain saja dripd harus mendengarkan penjelasan surya. Aku masuk kedalam mobil, ternyata fahmi terbangun dan dia sekarang sedang memainkan ponselnya. Aku ingin bertanya pada fahmi soal surya. Apa benar dia yang melakukan ini semua ? Kenapa fahmi tidak memberitahuku ? Ini tidak adil. Fahmi terdiam menatapku bingung. Kuputuskan untuk langsung pulang kerumah. Tidak peduli dia akan marah atau tidak karna aku tidak mengeluarkan kalimat apapun padanya. Toh seharusnya aku yang marah bukan fahmi.
Setibanya di rumah, aku meletakkan tas kecilku di atas meja. Beringsut kearah dapur untuk meminum segelas air putih. Fahmi terus terdiam menatapku pada akhirnya dia menghampiriku.

Fahmi : " kamu kenapa diem aja daritadi?ada masalah yang sembunyiin?"
Laura : " bagaimana dengan kamu??apa ada yang kamu sembunyiin dari aku?"

Tanyaku yang membuat kedua alis fahmi bertautan. Pupilnya mengecil, dia pun duduk di bangku meja makan. Dengan wajah yang frustasi. Aku masih berdiri di tempat. Rasanya aku ingin sekali marah padanya. Tapi aku terlalu lemah untuk melakukan hal itu.

Laura : "kamu ngelakuin apa ke surya sampai dia jadi kacau ?"
Fahmi : " jadi kamu udah tahu semuanya?"

Aku mengangguk pelan. Fahmi langsung bangkit dari duduknya, menatapku garang. Hidungnya kempas kempis seperti  menahan emosi yang akan meledak. Aku berusaha memberanikan diri walaupun aku merasa sudah agak ketakutan.

Fahmi : " ya aku yang ngelakuin itu semua...aku yang bikin dia kacau. Dan bodohnya kenapa bajingan itu masih hidup ?! Seharusnya aku udah ngebunuh dia !! "
Laura : " tapi kenapa, fahmi ?! Kamu gak berhak buat ngelakuin itu...gimana kalau dia gak selamat? Untung saja dia selamat walaupun keadannya buruk. "

Fahmi kembali duduk. Menarik rambutnya kebelakang kasar. Aku pun ikut duduk disampingnya. Fahmi menatapku dengan lembut. Ekspresinya berubah seketika yang tadinya sangat marah sekarang menjadi lembut. Fahmi menangkupkan kedua pipiku dan mencium keningku lama. Bagaimana bisa ?? Bagaimana bisa ini terjadi ?? Padahal tadi aku marah sekarang hatiku menjadi amat tenang. Aku memejamkan mataku seraya menghirup aroma khas tubuh fahmi. Fahmi menarik dirinya, menatapku dengan tatapan sendu. Oh tidak tidak tidak. Kumohon jangan beri tatapan idiot seperti itu. Aku tidak bisa melihat. Aku tidak bisa sama sekali.

Fahmi : " kamu tahu kenapa aku ngelakuin ini?? Karna aku gak mau ngeliat kamu terluka sedikit pun..itu membuat aku sakit. Aku gak akan pernah bisa maafin diri aku kalau kamu terluka karna aku. Aku rela mati demi kamu,laura...kamu kehidupan aku. Dan sampai kapanpun aku gak akan pernah bisa hidup tanpa kamu."
laura : " oh fahmi...."

Aku menariknya kedalam pelukanku. Fahmi membalas pelukanku. Kata kata nya yang sangat terluka membuat hatiku ingin menjerit sekencang mungkin. Dia membuatku hatiku luluh. Dia seorang pria buruk menurutku tapi aku sangat mencintainya. Aku tidak peduli akan kekurangannya. Aku sama sekali tidak peduli tentang itu.










Short story. Maaf yaa telat update lagi. Maklum Gua banyak kesibukan. Kan gua lagi syuting film say you love me. Hahay sok banget gua:v apa si gak lucu.
Vote ya jan lupa . Oh iya satu lagi. Sebelum baca cerita gua di mohon follow WP gua terlebih dahulu. Itu juga kalau gak keberatan hehehe...oke lah thanks before.

~salam dari tiffan ✌

Say you LOVE meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang