PROLOG

343 8 2
                                    

18 JUNI 565

........

....

..

Hah, kuhela nafas pelan sembari menyeka darah yang mengalir dari mulutku.Penglihatanku mulai sedikit kabur, sepertinya aku mulai kehabisan tenaga dan Aura, haha.Ku tengadahkan kepalaku menatap bulan purnama yang samar-samar tertutup awan.Ini merupakan bulan purnama ketiga yang kulihat semenjak pertarungan ini dimulai.Tak kusangka, akan selama ini aku menghadapinya,

"ADA APA!? APA KAU SUDAH KEHABISAN NAFAS, ORANG YANG DIPILIH OLEH 12 KESATRIA BINTANG, PERISAI PELINDUNG LANGIT DAN BUMI , SANG PAHLAWAN BERSAYAP EMAS, GARUDA!?"

Ucapan atau mungkin lebih tepatnya teriakannya menggema seantero hutan ini.Aku tersenyum kecil mendengarnya mengucapkan nama beserta julukanku.

Kuputar pelan tongkat berbalutkan emas, Tongkat Langit di tanganku, kemudian menghentakkan ujungnya di tanah, menghasilkan cahaya emas yang sangat terang di sekitarku.Kemudian kutatap orang itu dengan tajam, orang yang saat ini berdiri diatas kastilnya yang sudah hancur setengahnya, orang dengan zirah hitam gelap layaknya malam hari itu yang nampak mulai rusak mungkin karena seranganku itu, aura hitam gelap menyelimutinya, kemudian bekata,

"Bukankah kau juga sudah kelihatan babak belur begitu, Kurasa keadaan kita saat ini tidak lah jauh berbeda, Kaisar Kegelapan, Sang Penebar Teror, Raja Malam Hari, Arang!?"

Dia menyeringai tajam, aura di sekitarnya semakin hitam.

"HAHAHAHA!! INI BUKANLAH APA-APA MELAINKAN HANYA SEBUAH GORESAN KECIL!!"

Sekali lagi tawa dan teriakannya menggema seantero hutan ini.Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal, tertawa kecil, kemudian berkata,

"Kau tahu Arang, aku benci mengakuinya, tetapi sepertinya aku memang tidak bisa mengalahkanmu tanpa mengorbankan nyawaku.."

Ucapanku itu membuatnya terdiam sejenak, namun tak lama tawanya kembali menggema,

"HAHAHA!! DARI AWAL KAU MEMANG TAKKAN PERNAH BISA MENGALAHKANKU!! BAHKAN APABILA KAU MENGORBANKAN NYAWAMU SEKALIPUN!!"

Aku tersenyum kecil mendengarnya, kutatap Arang dengan penuh percaya diri,

"MARI KITA LIHAT KALAU BEGITU!!"

Kutancapkan Tongkat Langit di tanah di depanku.Aku lalu menunduk menempelkan telapak tanganku ke tanah.Persiapanku sudah selesai.Tepat saat kutempelkan telapak tanganku ke tanah, segel emas muncul di sekitarku, begitu pula di beberapa titik di hutan ini, dengan Arang dan Kastilnya berada di pusatnya.Ia tersentak kaget sementara aku tersenyum kemenangan.

"Selama pertarungan kita yang memakan waktu sampai 3 bulan purnama, aku meletakkan Senjata Emas, Senjata dari 12 Kesatria Bintang yang mereka berikan padaku di beberapa titik di hutan ini"

12 segel emas di beberapa titik yang ada di hutan ini saling bersambungan, membentuk seperti bentuk Perisai.Cahaya emas menyelimuti tempat itu, membuat Arang tertarik ke tanah, layaknya langit menekannya, membuatnya tak bisa bergerak barang sedikitpun.Aku tahu saat ini ia pasti akan menatapku dengan tatapan penuh amarah.

"KAU!! JANGAN BILANG KAU-"

"YA!! AKU AKAN MENYEGELMU DISINI, ARANG!!"

Perlahan-lahan 12 Senjata Emas terbang melayang menuju ke arah Arang, kemudian menancap di sekitarnya.

"INI ADALAH SEGEL TERKUAT YANG BAHKAN KAU SENDIRI TIDAK AKAN MAMPU MELEPASKANNYA!!"

Darah segar mulai mengucur dari segala mulut, hidung, telinga, bahkan mataku.Tekanan ini sangatlah kuat, seluruh ototku lemas dan tulangku terasa remuk.Haha, segel ini bisa kubilang sebagai senjata terakhir yang bahkan 12 Kesatria Bintang melarangku untuk memakainya.Sebagai ganti penyegelan yang sangat kuat ini, aku harus menukarkan jiwa atau nyawaku sendiri.Sebuah harga yang kurasa murah, demi kedamaian di dunia ini.Haha.

"TERKUTUK KAU GARUDA!!"

"MATILAH BERSAMAKU ARANG!!!"

Cahaya terang menyelimuti kami berdua.

Cahaya yang amat terang.

Kemudian semua menjadi sunyi.

.........

....

..

GARUDA : kembalinya Sang PahlawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang