CHAPTER 10 KEJUTAN

31 1 2
                                    


__________________

30 Juli 665

Tes....Tes.....

Butir demi butir air menyentuh halus pipiku, membutanya terasa sedikit gatal.Aku ingin sekali menggaruknya, tapi mau diapa, saat ini tubuhku penuh dengan lilitan rantai-rantai berduri, jadi cukup sakit jika aku bergerak.

Hnn, Kurasa sudah 2 atau 3 hari berlalu sejak insiden itu. Ku tengadahkan kepalaku ke atas, ke kanan, dan juga ke kiri, masih sama, hanyalah Kegelapan yang berada di sekitarku.'

Jika mau dibilang, cukup mudah untukku melepaskan diri dari lilitan rantai ini, kemudian melarikan diri dari tempat ini, tapi jika kulakukan hal itu, maka mereka pasti akan meratakan Desaku, jadi untuk saat ini lebih baik aku diam dan mengamati keadaan saja dulu.

Tak lama kemudian, beberapa cahaya api terang dari obor para penjaga mulai berkumpul di depan sel ku, seorang penjaga kemudian membuka pintu sel ku.Salah satunya maju ke depanku membuka sebuah gulungan kertas, kemudian membacanya.

"Tahanan 6666 alias Harimau Putih kami akan membawamu untuk di adili di depan Raja Rimba, dan seluruh Penduduk Kerajaan ini atas tuduhan melakukan penculikan anak-anak di desa Daun dan melakukan penyerangan atau percobaan pembunuhan terhadap bangsawan Akra, yang sampai sekarang masih belum sadarkan diri.."

4 Orang penjaga mula bergerak beriiringan membuka rantai yang tersambung di dinding belakangku, sementara 7 orang lainnya menghunuskan tombak mereka ke arahku.Kemudian satu orang lagi menutup kepalaku dengan sebuah kain, seketia semua terasa gelap dan sunyi kembali.Kain apa ini sebenarnya?

Dengan tubuh masih di lilit oleh rantai, kepala di tutupi oleh kain hitam sembari dikawal oleh sekitar 15 penjaga, aku mulai berjalan meninggalkan tempat itu.Berpuluh-puluh, atau mungkin ratusan pasang mata terasa menatapku dari dalam kegelapan dan kesunyian ini.Ditambah lagi ada satu perasaan aneh yang sangat menggangguku, aku dapat merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi.

........

Setelah cukup jauh berjalan dan juga menaiki tangga, pegawal di depanku menghentikan langkahnya, kemudian menundukkan kepalanya.Yah, walau dalam kegelapan dari kain di kepalaku ini, aku masih dapat merasakan aura atau warna di sekitarku, terima kasih atas latihan dari 12 Kesatria Bintang.

Hnn, mari kita lihat, saat ini aku di kelilingi oleh ratusan, tidak ribuan orang di sekitarku.Woah, pengawal ini tidak bercanda saat ia bilang aku akan di adili di depan seluruh penduduk kerajaan ini.

Kain di kepalaku kemudian dibuka, memperlihatkanku sebuah pemandangan fantastis, dimana saat ini aku berdiri di atas batang pohon raksasa, di atasku nampak ribuan orang duduk di tribun yang terbuat dari pepohonan.Sementara tinggi di depanku, sepertinya Keluarga Kerajaan Rimba duduk berjejer dengan ratusan pengawal kerajaan dengan zirah hijau emas lengkap berdiri di sekitar mereka.

Sang Raja Kerajaan Rimba duduk di tengah, atau tepat satu garis denganku.Rambutnya yang hijau dengan janggut tipisnya, ia menatapku tajam dengan sebuah senyuman aneh terukir di wajahnya yang nampak cukup muda untuk seorang Raja.

"Yang Mulia Raja Rimba Ke-Tujuh, Raja Ijo Harita, hamba membawakan Anda tahanan 6666 alias Harimau Putih untuk di adili dengan tuduhan penculikan anak-anak di Desa Daun dan Penyerangan dan percobaan pembunuhan terhadap Bangsawan Akra!!!"

Beragam riuh suara mulai pecah dari tribun penduduk Kerajaan, mulai dari ketidak percayaan mereka bahwa aku masih anak-anak, cemoohan, hinaan dan bahkan ada pula teriakan yang membelaku.

Para pengawal di sekitarku mulai meninggalkan tempat itu, membuatku sendiri di tengah-tengah keramaian ini.

Sang Raja berdiri, membuat suasana yang riuh mendadak menjadi sunyi.Ia kemudian berjalan ke depan beberapa langkah, mengangkat tongkat kayu di tangan kanannya.Kemudian berteriak lantang.

"Untuk kejahatan yang telah di sebutkan, Aku Raja Kerajaan Rimba Ke-Tujuh, Raja Ijo Harita, Raja kalian memutuskan......"

Ia berhenti sejenak membuat ketegangan memuncak.Kemudian melanjutkan.

"EKSEKUSI DI TEMPAT!!"

Teriakannya lantang, membuat semua orang, termasuk aku kaget.Aku tak mengira hal ini bisa terjadi.

Tanpa ada pembelaan, Ia telah memutuskan Eksekusi.

"Tu-Tunggu dulu Yang Mulia, bukankah seharusnya ia melakukan pembelaan terlebih dahulu sebelum Yang Mulia mengambil keputusan?"

Walau cukup jauh, aku masih dapat mendengar perkataan Menteri di samping Sang Raja itu.

Sang Raja menatap tajam ke arah sang Menteri itu, kemudian dengan cepat memukulkan tongkat kayu di tangan kanannya itu, membuat sang Menteri terpental jatuh ke arahku.Spontan aku menahan sang Menteri menggunakan tubuhku yang masih terlilit rantai membuatku ikut terpental ke belakang.

"PENGAWAL TANGKAP DIA!!DIA BERUSAHA MEMBUNUHKU!! DIA PASTI KOMPLOTAN SI HARIMAU PUTIH ITU!!"

"SIAP!!"

Dengan cepat Pengawal kerajaan menangkap kemudian menggeledah sang Menteri yang sudah tidak sadarkan diri itu.Dibalik jubahnya di temukan sebuah belati yang telah dilumuri racun, dan sepucuk surat.

Sang Pengawal dengan sigap membawa surat itu ke Sang Raja, yang kemudian membacanya lantang.

"INI ADALAH BELATI YANG TELAH KULUMURI RACUN UNTUK MEMBUNUH SANG RAJA, GUNAKAN SAAT IA LENGAH, TERTANDA HARIMAU PUTIH!!!"

Suara Riuh mulai terdengar kembali, Sang Raja lalu mengangkat kedua tangannya ke udara.

"DENGARLAH RAKYATKU!!! SURAT DARI SI HARIMAU PUTIH UNTUK MENTERIKU YANG KORUP ITU!! INI MERUPAKAN BUKTI YANG SUDAH JELAS UNTUKKU MENGHUKUMNYA!!"

Suara riuh semakin keras memekakkan telinga.

"DAN JANGANLAH KALIAN TERPERALAT AKAN TUBUHNYA YANG TERLIHAT SEPERTI ANAK-ANAK ITU!! IA SEBENARNYA SUDAH TUA!!"

.........."bukankah begitu Garuda....."

Kata-kata terakhirnya itu sangat kecil sehingga hanya aku yang dapat mendengarnya, aku terdiam betul-betul tak menyangka hal ini.Aku menatapnya tajam, mungkin mata orang biasa tidak dapat melihatnya tadi, namun aku dengan jelas dapat melihat bahwa Raja itu, Ijo Harita dengan kecepatan tangan menaruh belati dan surat itu ke sang Menteri saat ia memukulnya dengan tongkat kayunya.

ARGH!!SIAL!! AKU TAK DAPAT MEMIKIRKAN JALAN KELUAR UNTUK SITUASI INI!!

Aku menengadahkan kepalaku ke langit biru yang hampir seluruhnya tertutup awan.

Maafkan aku Ana, Ani, Ibu, Airi, tidak dapat kembali ke kalian....

Maafkan aku 12 Kesatria Langit, sepertinya ceritaku sekarang harus berakhir sesegera ini......

Maaf-

'GARUDA!!'

Aku mendengar suara yang familiar, dibalik suara riuh ini.

'AKU DATANG!! BERPEGANGANLAH PADA SESUATU!!!'

Hah? Airi? Apa? Berpegangan untuk apa?

Tiba tiba suasana riuh kembali menjadi sunyi, kali ini bukan karena sang Raja, melainkan hal yang lain.Aku menatap ke sekitar memperhatikan hal yang berhasil mendiamkan mereka semua.

Semuanya terdiam takkala nampak dari kejauhan gelombang air raksasa hingga menutupi cahaya matahari siap menerjang mereka dalam hitungan detik.

'AKU DATANG UNTUK MENYELAMATKANMU GARUDA!!!'

..................

GARUDA : kembalinya Sang PahlawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang