CHAPTER 2 KENYATAAN

92 6 0
                                    

.....

....Bangun....

Bangunlah Garuda......

Suara itu menggema pelan, membangunkanku dari tidurku yang terasa amat panjang itu. Keadaanku masih sama, terikat puluhan rantai emas dan membuatku tidak dapat bergerak barang satu jaripun, mataku menerawang ke sekeliling tempat yang mampu kulihat, samar-samar dari kejauhan kulihat beberapa cahaya emas yang sangat terang di sekitarku, perlahan namun pasti mendekat kearahku, hingga sekarang tepat berada di depanku.Aku sedikit kaget melihatnya, cahaya itu tak lain adalah Kesatria Bintang Pertama, Ain, beserta dengan Kesatria Bintang lainnya dibelakangnya.

Aku tersenyum pelan melihatnya, yang dibalas anggukan darinya, ia kemudian maju lalu mengusap kepalaku pelan.Hangatnya, pikirku.

"Maafkan aku, karena menggunakan segel yang kalian larang ini...."

Ucapku pelan, menundukkan kepalaku.

"Tak perlu meminta maaf Garuda, kami paham betul bahwa kau mencoba melakukan segala yang kau bisa untuk dunia ini..."

Ucap Ain, kembali mengusap kepalaku.

"Justru kamilah yang ingin meminta maaf padamu Garuda, karena kami telah memberikan beban yang begitu berat kepadamu..."

Ucap Kesatria Bintang Kedua, Bintarti.

Aku sedikit terperanjat mendengar permintaan maaf dari mereka, baru kali ini aku mendengar mereka meminta maaf.

"Ti-tidak apa aku-"

"tak apa Garuda, ini memang salah kami, karena kesalahan dan ketidak mampuan kami inilah, sehingga membuat dirimu menanggung beban kami,"

Ucapanku dipotong oleh Kesatria Bintang Ketiga, Astra.

"Kami belum memberi tahukanmu, bahwa sebenarnya Arang adalah murid pertama kami.."

Sekali lagi aku terperanjat kaget, jadi Arang juga adalah Murid dari 12 Kesatria Bintang, tapi kenapa mereka baru menceritakannya sekarang.

Astra menarik nafas pelan, lalu mulai berbicara.

"Kami melatihnya seperti halnya kami melatihmu.Arang merupakan murid yang sangat hebat, namun ia sedikit terlalu ambisius.Setelah selesai dari latihannya dengan kami, ia lalu keluar ke dunia dimana ia dipaksa melihat begitu banyak peperangan di depan matanya.Tak lama setelah itu, ia mulai bertindak semaunya, ia bahkan menghancurkan 1 kerajaan sendirian.Aura emas yang ia milikipun kian lama memudar berganti dengan aura hitam kelam, kami pun juga menarik kembali kembali Senjata Emas darinya, setelah itu ia menciptakan kerajaannya sendiri lalu mulai meneror dunia ini.Kami yang hanya merupakan roh dari gugusan bintang yang hanya mampu memperhatikan dunia yang mulai hancur dari kejauhan tidak dapat berbuat apa-apa, maka dari itu, kami kemudian mengangkatmu sebagai murid kami Garuda, sebagai Pahlawan Besayap Emas yang akan menghentikan Arang dan membawa kembali kedamaian di Benua Nusa dan di dunia ini.."

Cerita panjang Astra,sekali lagi ia menghela nafas pelan, kedua belas Kesatria Bintang itu lalu mundur beberapa langkah sejenak, Ain menundukkan kepalanya di depanku.

"Sekali lagi, maafkan kami Garuda..."

Kali ini kedua belas Kesatria Bintang menundukkan kepala mereka kepadaku.Aku sekarang betul-betul tak tau harus berkata apa.Ada beribu pertanyaan yang ada di kepalaku, tapi tak dapat aku keluarkan.Pada akhirnya aku hanya menghela nafas pelan, tertawa kecil, lalu bekata,

"Sudahlah, apapun alasannya aku tetap berterima kasih kepada kalian yang telah mengajariku mengenai banyak hal, dan lagi kalian jangan kebanyakan minta maaf, kalian kan guruku.Biarlah aku menanggung beban ini, lagipula ini adalah pilihanku sendiri...."

Mereka terdiam sejenak, tak lama kemudian mereka maju hingga mereka mengelilingiku.

"Kau sudah berkorban terlalu banyak Garuda, maka dari itu sekarang giliran kami yang melakukannya...."

Cahaya emas yang sangat terang mulai memancar dari mereka, perasaan hangat mulai merasuk kedalam diriku.

"Kami akan membangkitkanmu kembali ke dunia, dunia damai yang telah susah payah kau perjuangkan dengan nyawamu, Garuda.Hingga tiba waktu dimana kami tak dapat lagi menahan segel ini dan Arang akan bangkit kembali ke dunia, sekali lagi kami meminta padamu untuk menghentikannya"

Mereka memegang rantai emas yang mengikatku, melepaskanku dari ikatan rantai emas tersebut, namun sebagai gantinya merekalah kini yang terikat oleh rantai emas tersebut.

"Baiklah aku berjanji atas nama Pahlawan Bersayap Emas, Garuda..."

"Kami percaya padamu Garuda, Murid Kebanggaan kami..."

Cahaya emas mulai menyinariku, kembali perasaan hangat merasuk kedalam diriku, membuatku sangat nyaman.

Kemudian semua menjadi putih.

GARUDA : kembalinya Sang PahlawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang