30 Juli 665
...........
Tak....ctak...
Suara kayu yang dimakan api cukup untuk memecahkan kesunyian di tengah hutan sunyi ini.Kutatap perempuan biru yang tengah terlelap di sampingku itu, tak kusangka ia akan melakukan hal ceroboh seperti tadi.
Sekitar 7 jam yang lalu...
'AKU DATANG UNTUK MENYELAMATKANMU GARUDA!!!'
Ombak besar itu menghantam Batang Pohon Raksasa tempat kami saat ini berada menciptakan gemuruh suara air yang cukup keras serta mendorongnya hingga miring.Sontak suara teriakan, isak tangis dan derapan langkah kaki bercampur menjadi satu, menciptakan keriuahan dan kegaduhan yang amat keras pula.
Para pengawal segera bertindak membukakan jalur keluar dari tempat itu, namun para penduduk yang ingin menyelamatkan nyawa mereka membuat mereka kewalahan. Para pengawal kerajaan pun sibuk mengamankan Keluarga Kerajaan, membawa mereka pergi dari tempat itu.
Melihat kesempatan ini, aku, tanpa pikir dua kali segera menggunakan Perwujudan Harimau putih ku, kemudian menghancurkan rantai-rantai yang mengikat tubuhku.
"KAUPIKIR KAU DAPAT KABUR DARI SINI HAH! HARIMAU PUTIH!! " Baru saja aku melakukan sedikit peregangan, suara Teriakan Sang Raja itu kembali terdengar, padahal kukira ia telah pergi dari tempat ini.Ia menatapku tajam, bola matanya penuh dengan amarah dan dendam, yang hanya kubalas dengan tatapan malas.
Hnn? Sedari tadi aku tidak terlalu memperhatikan tapi di matanya seperti ada sesuatu yang menempel? Berbentuk lingkaran di mata kirinya dan berwarna kuning, bukan, itu...Emas!? Tunggu dulu, Jangan jangan itu adalah Kaca Penglihatan!!? Salah satu dari 12 Senjata Bintang!!? Kaca Penglihatan milik Kesatria Bintang, Bintarti!?
Bagaimana bisa Ia mendapatkannya!?
"PENGAWAL KERAJAAN!! PRIORITAS KALIAN SAAT INI ADALAH MENANGKAP SI HARIMAU PUTIH ITU!! JANGAN BIARKAN DIA LOLOS!!" Secepat kilat, sekitar 20 Pengawal Kerajaan langsung menerjang ke arahku.Aku tidak punya banyak waktu untuk mereka, aku harus mencari Airi! Bertubi-tubi tusukan tombak dan sayatan pedang mampu kuhindari dengan mudah, aku melompat kesana dan kemari menghindari mereka dengan mudah, terima kasih untuk Cakara dan latihannya.
Sementara menghindari serangan para pengawal, aku juga mencari keberadaan Airi yang pastinya tidak jauh dari sini.Namun dimana dia!?
Dimana kau Airi? Aku tak melihatnya dimanapun, baunya tidak tercium sama sekali, mungkin karena ia terkena air .Aku juga tak merasakan Warna nya, apakah Ia jadi tidak sadarkan diri setelah mengendalikan ombak sebesar itu!? Mungkin saja.
Woah! Hampir saja aku terkena sayatan pedang dari salah satu pengawal, untungnya aku dapat segera melompat berputar kebelakang, dan juga semakin lama para pengawal ini semakin banyak mengerumuniku.Baiklah akan kucoba cara itu!
Aku melompat kebelakang cukup jauh melebarkan jarakku dan para pengawal itu, melepaskan Perwujudan Harimau Putihku.
Fuh, fokuskan diri, di setiap tubuh manusia terdapat listrik yang mengalir dari gesekan, sangat kecil namun ada.
Warna Biru, Kemampuan Pengendali, aktifkan. kujentikkan jari di tangan kiriku, menciptakan sebuah gesekan yang menghasilkan percikan listrik kecil yang lalu kuperbesar dengan energi dan kini tangan kiriku diselimuti oleh listrik.
"KAU!? TANGANMU!? LI-LISTRIK!! BUKANKAH KAU PENGGUNA WARNA KUNING DENGAN WUJUD HARIMAUMU ITU!? UGH!! JA-JANGAN BILANG KAU ADALAH CITRA!!?" Para pengawal yang sedari tadi hendak menyerangku kini mundur perlahan.Aku tak mengira menjadi Citra, pengguna 2 Warna cukup mengagetkan mereka, bagaimana nanti jika mereka tau kalau aku juga bisa menggunakan Warna Merah, entah mereka akan pingsan di tempat, haha.
Dengan senyuman kecil aku menyentuhkan tangan kiriku ke permukaan, dan.
ZAPP!!
Seketika para pengawal di depanku telah roboh terkena sengata listrik yang merambat dari permukaan batang pohon yang basah itu.
Yosh! Para pengganggu itu sudah tidak dapat bergerak lagi, sekarang waktunya fokus mencari keberadaan Airi!
Criing.......
!! Suara lonceng itu! Airi!
Ku melayangkan pandanganku ke ke sekitar, menggunakan Perwujudan harimau Putihku kembali, ku menemukan Airi sedang bersandar sepertinya ia tidak sadarkan diri di salah satu tribun yang telah kosong itu cukup jauh dari tempatku.Dengan gesit aku berlari menuju ke tempatnya berada kemudian menggendongnya menuju ke pinggiran permukaan ini.
"HARIMAU!!!!!" Teriakan Sang Raja itu masih saja terdengar, ternyata dia masih belum pergi dari sini juga, kini hanya kami yang berada di tempat ini, kecuali pengawal-pengawal yang sekarang tidak sadarkan tadi.Aku dapat saja menyerangnya sekarang, namun keselamatan Airi lebih penting, jadi, aku hanya melayangkan tatapan tajam serta senyuman kecil kepadanya.
'Aku akan memburumu....' kurang lebih itulah maksudku, kurasa ia pasti akan memahaminya.
Ia nampak kaget sekejap, kemudian tersenyum licik kembali, Tak mau berlama-lama aku segera melompat pergi dari tempat itu.
Setelah itu aku berlari dari tempat itu sejauh mungkin, sampai akhirnya matahari pun terbenam aku sampai di sebuah hutan yang nampak sunyi.Aku memutuskan untuk beristirahat di tempat itu.
Menyandarkan Airi, yang masih tidak sadarkan diri, di sebuah pohon yang cukup besar, aku kemudian mengumpulkan kayu-kayu, dedaunan kering dan ranting kecil di sekitar tempat itu, kemudian menggunakan percikan listrik dari jentikan jariku menciptakan api yang segera membesar memakan kayu dan dedaunan kering itu.
Dan disinilah aku,duduk bersandar di sebuah pohon yang cukup besar, di samping gadis biru yang ceroboh ini, memastikan ia tetap hangat.
Hah.... betul betul hari yang melelahkan, di penjara selama 2 atau 3 hari, hendak dieksekusi, dihantam ombak besar dan melarikan diri dihari yang sama, haha.
Tapi siapa itu Raja Ijo Harita? Aku rasanya pernah mendengar namanya 100 tahun yang lalu, namun ia nampak muda untuk orang namanya yang ku tahu 100 tahun yang lalu.Dan lagi Ia memiliki Salah Satu Senjata Bintang ku, Kaca Penglihatan, tidak mengherankan ia mengetahui diriku.
Namun, senyuman liciknya yang terakhir itu, membuatku merasa tidak nyaman, ia sepertinya merencanakan sesuatu yang buruk.
Namun sebelum sesuatu yang buruk terjadi, aku harus segera memburunya dan menghentikannya!!
KAMU SEDANG MEMBACA
GARUDA : kembalinya Sang Pahlawan
Fantasy100 tahun yang lalu, terjadi pertempuran besar antara Sang Pahlawan Garuda melawan Kaisar Kegelapan Arang yang berhasil di menangkan oleh Sang Pahlawan Garuda, namun dibayar dengan harga mahal, yaitu nyawa Sang Pahlawan.Dunia kembali aman dan damai...