CHAPTER 3 KEMBALI

108 6 2
                                    

....

......

Kubuka mata pelan menatap cahaya mentari yang sedikit terhalang oleh rimbunnya daun pepohonan.Saat ini kurasa aku sedang berada di tengah hutan,suara riak air sungai yang mengalir di dekatku dan angin yang berhembus pelan membelai rambutku membuatku merasa sangat nyaman.Jadi, aku benar-benar di bangkitkan kembali ya, pikirku.

Aku lalu mencoba berdiri dari tempatku itu, berhasil, namun aku merasa ada sesuatu yang aneh dari tubuhku, aku merasa tubuhku sangat ringan dan sepertinya aku..........memendek?? Jangan-jangan aku....!!?

Aku segera berlari menuju kearah sungai di dekatku, kemudian menatap lekat pantulan wajah kemudian tubuhku, wajahku memuda, rambutku yang dulunya berwarna emas yang karena efek dari auraku, menjadi berwarna hitam dengan sedikit warna emas yang tersisa, mataku pun menjadi dua warna, yang kanan berwarna kuning emas, sedangkan yang kiri berwarna hitam.Namun yang paling penting adalah tubuhku.......menyusut...?

Aku terdiam sejenak guna memahami situasiku saat ini.

"APUAAHHH!!!"

Teriakanku menggema di dalam hutan, bagaimana tidak, aku, Orang Yang Dipilih Oleh 12 Kesatria Bintang, Sang Pahlawan Besayap Emas, Garuda, sekarang menyusut menjadi anak-anak berumur sekitar 9 sampai 10 tahun.Ingatan, kemampuan, pemikiran, pengalaman dan puluhan bekas luka di tubuhku juga masih ada. jadi kurasa hanya tubuhku yang menyusut.

Aku lalu menfokuskan auraku di tangan kananku, cahaya emas terang mulai menyelimuti tangan kananku.Aura emasku pun masih ada walau sepertinya belum kembali total, mungkin ini efek samping dari kebangkitanku, tapi kalau masalah tubuhku yang menyusut, aku meragukannya.

Hah, Aku menepuk kepalaku pelan, sepertinya ini perbuatan dari 12 Kesatria Bintang, sehingga tubuhku menyusut seperti ini.Entah apa alasan mereka menyusutkan tubuhku, mungkin mereka ingin agar aku merasakan kehidupan masa kecilku lagi, atau mereka hanya ingin menjahiliku, atu mungkin kedua-duanya, hah.

Yah, sudahlah apa yang terjadi biarlah terjadi, lebih baik menatap kedepan tanpa membebani pikiran dengan masalah yang lalu.

Hampir beberapa lama aku tidak menyadari bahwa ternyata aku tidak mengenakan pakaian sama sekali, segera aku mengamati sekitar guna mendapatkan sesuatu untuk menutupi tubuhku.Beruntungnya, ada sebuah kain yang cukup panjang hanyut terbawa arus di sungai, tanpa tunggu lama aku segera mengambil kain tersebut kemudian memakainya layaknya sebuah jubah.Sekarang aku merasa beruntung karena tubuhku menyusut sehingga kain tersebut cukup atau malah sebenarnya lebih untuk kupakai sebagai jubah.

Hah, baiklah, sekarang prioritasku adalah menemukan perkampungan di hutan ini, karena kain yang kupakai saat ini hanyut terbawa arus sungai, berarti bila aku menyusuri sungai ini, pasti ada perkampungan.Aku tersenyum kecil, baiklah, ini adalah langkah pertamaku di 'dunia baru' ini.

Sudah cukup lama aku berjalan menyusuri sungai ini, suara desiran angin yang menerpa halus daun-daun yang rimbun, serta suara riak air sekali lagi membuatku merasa nyaman.Saat aku masih menjadi Sang Pahlawan Bersayap Emas, Garuda, aku sering melewati tempat-tempat dan suasana seperti ini, namun baru kali ini aku menyadari hal indah dan menenangkan seperti ini.Yah, memang bisa dibilang dulu aku agaknya sedikit terlalu terbebani dengan tanggung jawab untuk mengalahkan Arang dan membawa kedamaian bagi Benua Nusa dan dunia ini, sehingga aku mengabaikan hal-hal seperti ini disekitarku, haha.

Siang telah berganti malam, dan aku masih belum menemukan adanya perkampungan.Aku menghela nafas pelan, badanku mulai terasa sedikit panas, walau aku sendiri menggigil kedinginan.Nafas ku mulai memberat, mataku mulai berkunang-kunang, kepalaku pusing, tubuhku mulai kehilangan keseimbangan, menyebabkan aku tersungkur ke tanah, menggigil kedinginan.

GARUDA : kembalinya Sang PahlawanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang