#10 - Masa Lalu

4.1K 328 10
                                        


Waktu itu aku ingat di hari Minggu, kami mengadakan acara keluarga di rumahku yg baru ini. Ada bude, pakde, om, tante, sepupu, dan keponakan. Tapi, kakek dan nenek mereka tidak disini karena mereka tinggal di Yogyakarta.

Kami semua berkumpul disebuah ruangan, yaitu ruangan keluarga. Awalnya, semua terasa biasa saja. Kami berbincang-bincang menceritakan pengalaman sekolah, pekerjaan, masa kecil, dan lain-lain. Suasana saat itu bisa dibilang hangat, tidak ada sesuatu hawa negatif dari makhluk astral yg menganggu. Bahkan, Caca si penghuni rumahku pun ikut berkumpul di ruang keluarga, duduk manis memperhatikan kami sambil tersenyum lugu. Layaknya manusia biasa. Aku juga asik berbincang dengan bude dan pakdeku membahas akan meneruskan sekolah ke SMA mana nanti. Hmm... Masih biasa saja.

Sampai pada akhirnya, aku dipanggil oleh ibuku untuk mengambilkan kacamata di kamarnya. Aku pun pergi ke kamar ibuku yg letaknya dekat dengan dapur. Semua orang ada di ruang keluarga, berkumpul disana. Sekarang, kamar ibu rasanya sangat sunyi dan hampa. Entah mengapa aku merasa berada di dimensi yg berbeda. Aku merasa sedang berada di sebuah ruangan yg berbeda. Aku terdiam, duduk di kasur ibuku dan memikirkan "apa ini maksudnya?". Aku termenung memperhatikan rumah kosong itu.

Yg aku lihat saat itu adalah, kamar ibuku terlihat agak kumuh dan berdebu. Sebelah kamar ibuku adalah bagian rumah tetangga yg disekat dengan tembok. Tapi yg kulihat saat itu adalah ruangan yg dulunya menyatu. Mungkin, dulunya rumah ibu dan tetangga itu adalah satu rumah. Aku juga melihat ada pintu lain di sisi kamar ibuku yg menjadi tempat keluar masuknya 'mereka'. Apaa inii, pikirku. Kenapa bisa seperti ini? Ada yg salah sepertinya dengan pikiranku. Begitulah aku saat itu dan pergi meninggalkan kamar.

Setelah aku memberikan kacamata kepada ibuku, aku pergi ke kamarku. Eh tapi, belum sempat masuk aku melihat ada saluran air disana dari pintu kamarku. Aku melihat kamarku agak basah lantainya. Aku sedikit melompat menghindari air itu. Aku sadar, sepertinya budeku sedang memperhatikanku dengan keheranan. Aku lihat lagi saluran air itu masih ada. Disana juga ada bekas keran. Sepertinya dulu kamarku ini adalah taman samping rumah ya?.

Tapitapitapi. Wah lantai kamarku setelah aku fokuskan lagi, menjadi tanah. Ih, apa apaan sih ini. Aku benar-benar tidak mengerti. Aku hanya melongo saja dan naik ke atas kasur. Aku juga melihat ada dua pohon kelapa di kamarku. Dulu, pernah ada seorang lelaki yg memanjat pohon itu. Tapi saat itu lelaki itu mengalami kecelakaan, jatuh dari pohon itu dan kakinya patah. Dulu juga kamarku itu sebuah taman yg biasa dipakai main bola oleh beberapa anak, termasuk anaknya si Bibi itu, pengasuh Caca. Aku bingung melihat kondisi rumah yg menjadi aneh begini. Ku kira aku sedang berkhayal secara tidak sengaja. Yaaa aku berpikir kalau ini ada yg salah saja pada pikiranku.

Akupun berkelana lagi untuk memastikan. Kali ini aku pergi ke ruang tamu. Hmmm.. Ku melihat sosok pak tua. Eh, entahlah jenis apa aku tidak mengerti. Disana aku melihat juga ada sebuah pohon yg cukup besar. Apasih ini sebenarnya? Ada apa dengan otakku? Kenapa aku melihat dua jenis tempat di rumah ini.

Disaat keluargaku masih asik makan-makan, bercanda tawa riang gembira, saat itu aku malah bingung tak mengerti dengan apa yg kulihat. Aku pusing aku ingin tidur. Sepertinya aku kelelahan.. hmm mungkinkah?

Tapi aku memilih untuk berdiam diri ditengah-tengah keluarga. Entah kenapa, ini rasanya sungguh melelahkan. Padahal aku tidak melakukan aktivitas apa-apa. Daritadi aku hanya melihat rumah baruku ini yg akupun tidak paham kenapa rumahnya jadi berbeda. He? Gimana ini. Adakah yg bisa menjelaskannya padaku wahai keluargaku?. Ah sepertinya, kalau urusan keindigoanku ini, mereka tak akan paham.
Aku hanya duduk saja menyandarkan badanku ke tembok sambil memperhatikan mereka semua berbincang-bincang, entah apa yg dibicarakan aku tidak fokus.

Lebih tidak fokus lagi ketika aku melihat bude-budeku ada dua. Ohh yaampun, apa lagi ini? Seperti biasa. Disaat-saat ramai seperti ini aku justru sulit membedakan orang-orang. Entahlah, kurasa mereka ada bersama kami ikut berkumpul. Berada disela-sela kami. Hmm.. Ini melelahkan. Ku kira, di keramaian mereka justru akan tidak terlihat. Tapi perkiraanku salah, mereka justru sama banyaknya juga di keramaian ini. Sampai aku kadang sulit membedakan. Hal ini membuatku kurang suka pada keramaian. Bukan karna aku menarik diri dari keramaian. Tapi mengertilah, ini melelahkan. Menjadi seperti ini itu melelahkan jika harus mengeluh. Aku masih belum terbiasa.

*****

Aku : Bu, aku tadi lihat yg aneh lagi
Ibu   : Eh? Liat apaan?
Aku : Itu.  Diruang tamu ada penunggunya. Dulu ruang tamu itu bekas pohon ya? Sepertinya dia asli penunggu pohon itu yg sampai skrg tetap berada disitu.
Ibu : Iya, dulu katanya ruang tamu itu bekas pohon nangka.
Aku : Ohya, kamar ibu juga ada semacam sebuah jalan yg biasa dilewati oleh 'mereka'. Jadi, kalau pintu kamar ibu suka ngebuka sendiri, itu hanya ada yg numpang lewat aja.
Ibu : Hmm pantes aja pintu kamar ibu suka buka tutup sendiri. Tapi katanya dulu kamar ibu tuh nyatu sama rumah tetangga sebelah.
Aku : Iyaa. Dulu rumah ini posisinya nyatu sama tetangga sebelah Bu, dan kamar Ibu dulunya adalah bagian depan ruang tamu. Terasnya ada di musholla itu. Kalau ruang keluarga ini dulunya adalah luar rumah. Di kamarku, dulu ada sebuah keran gitu untuk taman, kadang aku suka mendengar suara percikan air. Dapur itu jalan juga, makanya suka ada yg bolak balik.
Ibu   : kamu bisa liat masa lalu?
Aku : Oh? Jadi yg aku lihat itu flashback ke masa lalu rumah ini?
Ibu   : Hmm ibu rasa begitu.

Kok bisa? Jadi apa yg aku lihat tadi itu memang benar adanya? Lalu bagaimana kalau aku harus ke tempat baru? Sekolah baru di SMA nanti bagaimana? Apa aku juga akan melihat masa lalu seperti ini juga? Bukankah ini akan melelahkan. Apakah kemampuan ini akan menggangguku?

-------

Seperti inilah kurang lebih keadaan rumahku di masa lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti inilah kurang lebih keadaan rumahku di masa lalu. Entah di tahun berapa itu, yg pasti ini sudah sangat jauh ke belakang dari taun 90 atau 80an.
Aku bisa melihatnya, tapi aku tidak tau detail waktu waktunya. Dan begitulah aku ketika berada ditempat baru. Tak jarang, penyesuaian itu membuatku terlihat menjadi seperti murid yg lemah saat pertama kali berada di tempat baru. Karna buatku ini menguras energi dan sungguh melelahkan tanpa kusadari. Hal ini membuatku mudah tumbang atau mudah sakit akibat kelelahan yg tidak bisa dijelaskan.

******

Indigo Crystal 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang