Apa kau juga sama rasa ?

76 39 26
                                    


"Haruskah aku terus memendam tanya?

menduga-duga bahwa kau juga sama rasa ?

dan berimajinasi seakan-akan kelak kau menemaniku?

teka-teki macam apalagi yang kau berikan untuk aku tebak?

beribu kata manis tanpa kepastian darimu,

bukan aku tak ingin mengikuti permainanmu,tapi sungguh itu melelahkan.

Membuatku seperti seorang idiot yang mengikuti alur tak jelas."

~Sunny~

Hari-hari Sunny semakin resah setelah pertemuan kala itu bersama Wildan. Dia bertanya-tanya apakah Wildan punya rasa yang sama sepertiku? Apakah kata-katanya waktu itu menunjukan bahwa dia memang punya rasa tidak hanya sekedar teman? Apa arti dari kata-kata yang kau lontarkan itu seperti Kita akan happy ending? dia menyatakan bahwa dia adalah juara kedua ? dia berharap akan terjadinya konspirasi alam semesta? dan tidak akan menjadikan gebetannya sebagai pacar? apa arti dari sikap itu? entahlah beribu tanya yang membuat hari-hari Sunny seakan-akan di hantui oleh perasaannya.

Wildan kini menghilang seperti biasanya. Dia bisa datang dan pergi sesukanya tanpa tau aku disini selalu menantikan pesan darinya. Aku galau? Iya. Aku mencari kesibukan untuk menghilangkan beribu pertanyaan itu tapi tidak bisa. Selalu melihat Instagramnya, WA nya dia online atau tidak, seperti itulah kebiasaanku setiap hari. Sampai akhirnya sahabat laki-lakiku Boy menyadari itu.

"Sun lo kenapa sih akhir-akhir ini jadi pendiem?" Boy penuh tanya.

"Gue lagi bingung Boy, bingung sama cowok yang deketin gue tapi ga ada kepastian" Jawabku.

"Lah bukannya lo udah punya pacar si Fajar? Ko bisa lo deket sama cowok lain?" Tanya Boy heran.

Dan aku pun menceritakan semua kepada Boy siapa Wildan dan kenapa aku bisa suka padanya.

"Gue ngerti sekarang Sun, menurut gue lo harus mastiin dari sekarang, sebenarnya perasaan dia ke lo itu sebagai apa" Ucap Boy serius.

"Mastiin gimana?" Tanya ku bingung.

"Ya pastiin lah, lo tanya langsung aja dia suka ga sama lo" Jawab Boy bersemangat.

"Elah gamau malu gue Boy gue kan cewek masa aja gue yang nanya gitu harusnya dialah Boy" Ucapku kesal.

"Nunggu dia ngomong mau sampe kapan Sun? Sampe lo ga bisa lupa sama dia? Emang lo ga cape kaya gini terus?" Tanya Boy kesal.

"Sejujurnya gue cape Boy nunggu dia peka mulu." Ucap Sunny sambil melihat ke jendela.

"Tapi lo harus konsisten apapun jawabannya lo harus terima misal dia suka atau engga. Even engga berarti lo harus lupain dia, kasian pacar lo si Fajar" Ucap Boy tegas.

Akhirnya, karena anjuran Boy itu aku memberanikan diri untuk menanyakan hal itu kepada Wildan.

"Wil,lagi sibuk ga?" Kataku gugup.

Setelah beberapa jam kemudian Wildan membalas tapi aku serahkan kepada Boy untuk melanjutkan chat karena aku cukup malu menanyakan hal seperti itu.

"Baru kelar nih. Ada apa Sun? mbb ya" Jawab Wildan jutek.

"Kamu suka ga sama aku?" Kata Sunny tiba-tiba.

"Suka" Jawab Wildan singkat."

"Dalam hal?" Tanyaku.

"Ya lumayan banyak, kenapa?" Tanya Wildan balik.

"Kenapa bisa?" Tanya ku dengan penuh rasa malu.

"Kenapa nanya hal kaya gini. Jarang-jarang kamu nanya kaya gini" Jawab Wildan bingung.

"Gatau deh baru berani nanya sekarang aja. Makasih kalo emang kamu suka sama aku." Jawabku sambil senyum.

"Sebelumnya berarti udah pengen nanya gini dong?" Tanya Wildan.

"Menurut kamu?" Sunny balik tanya.

"Itu dugaan aku, makannya aku nanya agar benar" Jawab Wildan.

"Dugaan kamu benar, suka sebatas teman aja kan?" Sunny dengan penuh harap.

"Bisa jadi lebih dari itu kalo kamu masih sendiri mah" Jawab Wildan.

Setelah dia bilang suka sama aku, jujur aku seneng banget berarti pertanyaan yang selama ini aku pendem terjawab. Sebenarnya malu takut Wildan menyangka aku wanita murahan yang bilang begitu kepada laki-laki, tapi menurutku itu hal wajar ketika seseorang ingin tau bahwa orang yang ia suka itu punya rasa yang sama atau engga. Tapi setelah chat itu Wildan seperti mengira itu lelucon dan aku tidak suka. Seketika mood ku berubah jadi sebal.

"kamu kenapa bisa suka sama aku si untuk dasar apa?" Tanya Wildan.

"Ya karena sikap kamu baik bikin aku nyaman dan kata-kata kamu ke aku yang menjadi dasar aku untuk bilang kaya gini. Emang kamu ga nyadar udah bikin nyaman?" Jawabku.

"engga? Aku baik ke semua temen cewek dan cowok, aku aneh sama kamu di saat temen-temen aku bilang aku so asik,rese tapi ko kamu beda." Jawab Wildan.

"Lah emang aku harus sama pendapatnya kaya temen kamu? Bagus deh kalo gitu aku jadi ga usah mikir yang aneh-aneh lagi tentang kita" Sunny mulai bingung.

"Ya engga sih aneh aja kamu bisa suka sama aku haha. Bukan gitu ih kamu offside Sun,ga nyambung haha." Jawab Wildan menjengkelkan.

"Menurutmu aku lawakan? Apanya yang ga nyambung sih Wil?" Tanyaku mulai kesal dengan sikap Wildan.

"Bukan begitu abisnya kamu aneh ga nyambung ibarat nonton theater sedih pas nonton ketawa haha."

Sumpah aku makin sebal dengan sikap Wildan yang menganggap perkataan ku yang serius sebagai lawakan. Mood ku berubah seketika.

"Lupain aja kata-kata aku anggap aja aku ga pernah ngomong kaya gitu" Kataku kesal.

"Okey forgotted haha" Jawab Wildan singkat.

"Its 0kay" Jawabku kecewa.

"ok ok" Jawab Wildan dengan singkat. 



"Kecewakan dengan sikap Wildan kaya gitu, mau tau kelanjutannya gimana ? tunggu next part nya ya, kritik dan saran sangat di terima terimakasih untuk yang sudah mampir membaca dan vote ceritaku ya."

Pusat SemestakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang