5. Mimpi Semalam

322 46 3
                                    

Biarkan aku bercerita sedikit perihal mimpi semalam tentangmu. Sebuah mimpi yang takkan pernah engkau pedulikan seluk-beluk ceritanya.

Singkatnya, kemarin aku takut bertemu malam hari. Lebih tepatnya, aku takut tidur untuk terlelap nyenyak pada lelahnya awal hingga penghujung hari. Takut jika bermimpi indah.

Aku berada pada hamparan rumput hijau dan di bawah indahnya langit biru. Awan-awan putih bergerak perlahan mengikuti kemana angin berembus membawanya. Suasananya tenang dan damai. Yang aku ingat, kamu juga ada disampingku. Kita menatap langit yang sama. Tertawa juga bersama-sama. Sangat lepas dan bahagia. Berlarian kesana-kesini seperti anak kecil yang tak perlu mengerti urusan orang dewasa. Sangat bahagia sekali bersamamu disana.

Aku sangat bahagia dan tertawa lepas bersamamu. Sampai dimana aku teringat akan kenyataan yang menghantam jiwaku sejenak. Yang menghancur-leburkan sebuah harapan yang kupikir akan terwujud. Harapan yang dalam hitungan detik menjadi sebuah rasa yang menghancurkan hati.

Jika kamu mengerti, aku baru saja bercerita tentang mimpiku semalam. Aku yang bahagia bersamamu. Tentang dua hati yang akan menjadi satu-kesatuan. Kita.

Nyatanya, aku hanya bermimpi. Itu hanya ilusi yang aku buat dikala lelahku datang menghampiri. Sudah aku bilang bahwa aku takut jika tidurku sangat nyenyak dan berujung pada mimpi indah. Kenyataannya hidupku tak seindah mimpiku.

Sampai membuatku lupa bahwa aku adalah sang tokoh utama dalam kisah sedih ini.

Dan kamu adalah pelaku kesedihan kepada hati yang sudah dibuat remuk oleh realita kejam untuk yang kesekian kali.

~~~~~

fyi: bukan dari hasil kegalauan melainkan sebuah pemikiran di tengah larut malam.

Fatamorgana RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang