8. Bertemu Kembali

222 39 2
                                    

Bisakah kita memulai cakap tanpa ada satu pun kenangan masa lalu antara kita yang menjadi penghalang pertemanan?

Ah rasanya canggung sekali ketika aku harus bertemu kamu yang dulu pernah mengisi ruang di hati. Kamu sapa aku dengan 'hai' dan senyuman khas yang cuma kamu punya.

Jahat sekali kamu tersenyum seperti itu, seolah masa lalu hanya kamu jadikan mainan. Yang ketika kamu bosan, boleh kamu abaikan, bahkan dibuang.

Ada gejolak yang menggerumul meminta sebab 'karena' atas tanda tanya 'mengapa' yang tercipta.

Mengapa ada rasa cinta yang bercampur dengan emosi marah dan benci?

Aku benci kamu yang bilangnya sayang tapi akhirnya pergi tanpa alasan. Aku marah karena kamu yang bilang pisah hanya dalam sebuah pesan singkat. Tapi bodohnya setelah semua itu terjadi, aku tetap punya rasa yang 'menjijikan' untuk mustahil aku tunjukan.

Mungkin takdir mempertemukan kita kembali dengan membawa dua buah pilihan.

Satu, untuk menyelesaikan segala permasalahan yang terjadi antara kita berdua.

Atau yang kedua, untuk saling membunuh cinta hanya untuk meninggalkan kebencian pada sesuatu yang sudah tak termaafkan.

Yah, yang tidak aku sadari bahwa cinta dapat membunuh hati seseorang hanya karena perasaan bodohnya terhadap orang tersebut.

Fatamorgana RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang