「3」Yang Ada Padaku Karna Dia

247 7 0
                                    

Aku meletakkan pen ku diatas meja, aku benar benar merasa lega setelah menyelesaikan tugas ku. Aku membawa buku ku meja guru, lalu mengumpulkannya. Sekarang pelajaran bahasa inggris, jam pelajaran yang lumayan sulit. Yang sulit sebenarnya bukan lah pelajaran nya tapi guru nya yang lumayan killer. Aku sangat bersyukur aku sudah bisa mengerti pelajaran nya, atau tidak nasib ku akan seperti mereka.

"Ah, lebih baik tidak perlu di kumpul." Keluh Vinka.

"Lebih baik kamu pelajari lagi, jangan pantang menyerah."

"Aku lelah, lebih baik ku kumpulkan begini saja. Daripada sudah berjuang lalu tidak dianggap. Sama seperti mu."

Deg

Aku bosan, aku teringat masa masa indah saat itu. Dan kini sudah jadi abu beterbangan. Aku menatap Vinka, mengkodekan untuk tak berbicara lebih banyak lagi. Ini di kelas, bukan ruang kamar yang isi nya hanya ada aku dan Vinka. Nama ku masih baik di sekolah ini. Aku tak ingin siapapun tau tentang masa lalu ku.

"Udah selesai semuanya?"

Terdengar suara sir yang mengajar bahasa inggris dari depan meja guru. Hampir setengah dari murid di kelas menjawab nya.

"Belum sir."

Termasuk Vinka yang masih menggaruk garuk kepalanya. Apa daya ku, dia memang tidak suka bahasa inggris dan sulit baginya untuk mempelajarinya.

Bel berbunyi menandakan jam pelajaran telah usai. Semua murid yang terpaksa mengumpulkan tugas mereka yang belum selesai pada sir. Ketua kelas menyiapkan kelas, lalu sir melangkah keluar dari kelas. Semua murid berhamburan keluar. Namun dari pintu kelas nampak seorang laki-laki, yaitu Farrel Mervyn.

Dia berjalan ke arah Vinka. Aku diam sambil menatapnya. Aku harap dia tidak menoleh kearah ku lalu mengatakan sesuatu yang tidak aku inginkan.

"Gimana rasanya sekolah disini ka?" Tanya Farrel sambil merangkul Erina.

"Seru kok beb." Jawab Erina, sambil tersenyum manis kearah Farrel.

Farrel Mervyn, anak kelas 11 IPA. Dia sebenarnya kakak kelas kami, tapi bagiku dia bukan lagi kakak kelas. Kami sudah akrab sejak lama, dia adalah penghubung ku dengan dia yang pernah mengisi kekosongan hatiku. Terlebih lagi, dia adalah pacar Vinka. Dia melihat kearah ku, lalu bersuara.

"Eh... kamu sudah daftar disini. Bagaimana dengannya ?"

Hal yang takut kan terjadi, dia menanyakan nya. Aku melihat ke jendela, tiba tiba aku teringat bayangan nya yang kemarin muncul diatara jendela kelas. Dia, Arley.

~📒~

"Namaku, hm... Arley." Ucap laki-laki itu dengan ragu ragu.

"Aku... seseorang."

Aku masih ingat jawaban ku yang malu malu saat itu. Entah aku terlalu gugup atau aku baru mengenalnya, bahkan memperkenalkan diripun aku masih merahasiakan namaku. Aku masih ingat saat itu aku bertemu dia disebuah acara yang ramai. Namun aku masih mengingat suara nya, ditengah keramaian.

Aku selalu berdiri tidak pernah jauh darinya, aku selalu melihat kearahnya. Sepulang aku dari acara itu, aku mencari media sosialnya dan mencari tau lebih tentang nya. Dan ternyata dia adalah teman dari pacar Vinka, Farrel.

Aku mulai meminta Vinka bertanya pada Farrel tentang Arley. Berbuah hasil, aku mendapatkan akun sosial media lainnya, tips mendekatinya dan lain lain. Saat itu aku masih SMP, dia lebih tua satu tahun dariku. Karna perbedaan sekolah, membuat ku jarang sekali bertemu dengannya namun hati ku tetap terasa hanya ada dia. Di hari ulang tahun nya, aku mengirim coklat untuknya lewat Farrel. Jelas dengan se izin Vinka.

Cinta Larutan KimiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang