chapter 8

2.4K 142 9
                                    

"Eomma maaf aku belum menjadi anak yang eomma mau,aku selalu mengabaikan perkataanmu dan terlebih aku belum bisa membahagiakan mu, dan aku tidak bisa menyelamatkan mu eomma, saat kau di pukul appa aku hanya diam waktu itu, karena aku masih kecil dan aku tak tau harus bagaimana. Saat aku tau kau di pukul sampai terluka oleh appa aku ingin memelukmu erat, tapi aku tak bisa eomma karena aku takut pada appa. Kau tau sebelum hari itu kau memeluk ku kau menciumku seperti kau akan meninggalkan ku, ternyata itu benar. Itu adalah pelukan terakhir dan ciuman terakhir. Tapi senyum mu selalu di ingatan ku eomma. Aku mencintaimu. Kau masih hidup eomma di sini, di dalam hatiku, di dalam diriku"

Hellena langsung memeluk jimin dari belakang.
"Jimin.....hiks hiks, lo pasti kuat"

Jimin hanya menangis dan memeluk gundukan tanah tersebut.

"Jimin ayok pulang"

Jimin hanya membalas dengan anggukan "eomma jimin pulang dulu, nanti jimin kembali lagi. Dah eomma"

Hellena menggandeng jimin yang lemas untuk berjalan. Mereka berjalan menuju taxi dan kembali ke rumah sakit.
.
.
.
sesampainya di rumah sakit jimin berbaring di ranjangnya. Hellena mengelus lembut rambut jimin, tak sengaja air matanya turun karena hellena iba dengan jimin.

"Jangan nangis di depan gue, gue gak suka liat lo nangis dan jangan kasihani gue. Gue baik baik aja" jimin tersenyum menatap hellena

"Lo gak baik baik aja. Lihat diri lo sekali lagi"

Hellena lalu keluar dari ruangan jimin. Dan jimin hanya bisa melihat punggung hellena yang semakin menjauh.

"Kenapa? Kenapa jimin harus seprti itu. Dia begitu tegar dengan keadaan ini tapi di sisi lain hatinya hiks.. hatinya begitu hancur. Jimin kenapa lo masih bisa senyum di saat seperti ini?" Hellena berlari menyusri kolidor yang sepi.

Jimin hanya melamun dan mengungkapkan semuanya di ruangan sepi ini.

"Hah.... kali ini gue sendiri? Kalo lo tau hell, gue kayak ini karea gue gak mau lo nangis gara gara gue, karena hidup gue yang berantakan ini. gue gak mau liat lo sedih, gue sayang lo hell gak tau kenapa secepat ini. Entah sejak kapan perasaan tumbuh" jimin hanya menatap kosong jendela di depannya.

Dengan tidak diduga seseorang sedang memeluk jimin dari belakang.

"Maafin gue, gue gak bermaksud"

Seseorang itu adalah hellena.

"Kenapa lo balik lagi?" Tanya jimin

"Gue salah ninggalin lo tadi hiks..hiks"

"Don't cry"

"Gue dengar semuanya "

Tangan jimin membalikkan badan hellena sehingga mereka berdua berhadapan.

Jimin memendekkan tubuhnya dan mencium pipi hellena sambil membisikkan kata "i love you"

Hellena yang terkejut dengan ciuman di pipinya dan kata i love you itu langsung memeluk jimin "i love you to"

Jimin yang mendengarnya tersenyum lebar dan membalas pelukan hellena.

Di balik pintu terdapat jungkook yang sedang menyaksikan kedua manusia yang sedang bercinta "adik gue udah dewasa, lo berhak memilih cinta mu sensiri. Dan gue yakin jimin adalah orang yang baik, gue harap jimin tidak melukaimu. Jika dia melukaimu aku tidak akan memaafkannya"
.
.
.
Jimin dan hellena pergi ketaman rumah sakit bersama.

"Hei... lo sakit? Wajahmu pucat" jimin menanyakan pertanyaan tersebut ke hellena tapi hellena tak menjawabnya.

"Lo baik baik aja?"

Hellena memegang kepalanya yang saat ini sangat pusing. "Ah kepalaku sakit" setelah mengatakan hal itu tiba-tiba badan hellena terjatuh dan pingsan.

Dengan sigap jimin langsung menggendong hellena walau dia tau luka di perutnya belum begitu kering.

"Dokter tolong periksa dia" jimin berteriak ke arah seorang dokter.

Lalu jimin kembali ke kamarnya karena seorang suster menyuruhnya kembali karena lukanya belum sembuh total dan jahitan yang berada di perutnya sobek dan harus dijahit kembali.

Setelah hellena siuman, hellena mencari dokter yang memeriksanya "dokter sebenarnya saya sakit apa? Akhir-akhir ini kepalaku sangat sakit"

"Begini nak, apa sudah siap?" Tanya dokter itu.

"Siap? Siap untuk apa?"

"Untuk mendengar kenyataan ini"

Hellena makin tidak paham dengan teka teki dokter tersebut.

Dokter tersebut memegang pundak hellena dan berbicara terus terang "kau memiliki penyakit kanker otak stadium 2, ini masih termasuk jinak tapi jika sudah menginjak stadium 3 berarti kanker tersebut sudah termasuk kanker ganas"

Hellena yang mendengar perkataan dokter hanya bisa menangis. Sedangkan seseorang yang sedang berdiri mendengarkan semua perkataan dokter tersebut.

Brakk....

Sebuah kresek terjatuh dari tangan seseorang yang sejak tadi berdiri di pimtu.

"Oppa hiks..hiks... apa ini mimpi? Oppa" hellena memanggil jungkook yang saat ini masih mematung di dekat pintu.

 apa ini mimpi? Oppa" hellena memanggil jungkook yang saat ini masih mematung di dekat pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jungkook masih shock dengan perkataan dokter. Jungkook mendekat ke arah hellena dan memeluk adiknya dengan erat. Hellena menangis dengan histeris karena tidak menyangka dirinya mengidap kanker.

"Oppa tutupi ini dari jimin"
Hellena membisik ke telinga jungkook.

Jungkook hanya mengangguk dan masih memeluk erat adiknya tersebut. Dunia jungkook kali ini runtuh karena malaikatnya saat ini sakit. Bukan sakit biasa, dia memiliki penyakit kanker yang susah di obat i dan jika sudah menginjak stadium 4 harapan hidupnya mungkin kecil. Dan jungkook akan menyalahkan dirinya sendiri jika adiknya tersebut pergi dari dunia ini.




.
.
.
Stop!
Sampe sini dulu para readers cu❤
Maafkeun kalo banyak taipoh :v

Author ale -,- biarin yaw
.
.
.
Makasih yang udah baca
Next ga nih?
Next? Coment ya
.
.
.
~mandachimchim

Don't Leave Me || JIMIN X YOU (ff jimin❤)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang