3. Luka yang nyata

44 6 0
                                    

Mata nya terpejam. Namun bahu mungil nya naik turun tidak karuan, napas nya juga tercengang hebat. Cairan bening meluncur halus di wajah mulus nya, walaupun mata cantik nya yang masih tertutup rapat.

Delta tidak mengerti dengan gadis dihadapan nya, seolah melupakan hal yang barusan ia lakukan pada Iselda. Tangan kekar nya mencengkram erat tangan mungil Iselda.

Gadis dihadapan nya belum terbangun, penjaga uks sudah tidak ada ditempat. Jam menunjukan pukul 16.25. Sudah hampir dua jam Delta menunggu, namun Iselda belum juga membuka mata nya.

Delta mendekat ke indra pendengaran Iselda. "Bangun Iselda, gue nunggu lo." Benar-benar ini seperti bukan Delta sesungguh nya, diri nya terasa lembut.

Iselda mencengkram erat tangan kekar Delta, tak lama Iselda terbangun tiba tiba dengan wajah yang ketakutan, Iselda melihat ke segala arah, mata nya berkedip cepat. "Gelapp." Lirih nya gemetar.

"Gue takutt."

Iselda melihat ke arah Delta duduk, mata nya membelalak cepat walau dengan fisik yang sedang lemah. Tak lupa dengan mata nya yang melihat tangan nya yang mengenggam satu sama lain. Dengan kasar Iselda melepaskan genggaman itu.

"LO!!"

Delta mengerutkan kening.

"Lo yang ngurung gue di gudang gelap itu hahh!!" Suara nya gemetar, tetap saja Iselda memaksakan berteriak.

Iselda turun dari ranjang uks, bersiap pergi dengan langkah yang sedikit tertatih.

Pergelangan tangan Iselda ditarik kasar oleh cowok garang didepan nya.

Iselda diam. Menatap marah mata Delta.

"Lepas! Sebelum tangan gue nampar wajah lo!" Iselda berontak.

Hening.

Kini, Delta menarik tubuh mungil itu kedekapan nya.

Pelukan erat dan nyaman itu menggelayuti tubuh Iselda. Iselda merasakan hal itu, terlepas dari itu ia sangat membenci Delta sang perusak ingatan nya.

Pelukan itu semakin erat.

Iselda mendorong kencang dada bidang milik Delta. Mengusap kasar wajah nya yang berantakan.

Iselda tersenyum miring. "Menurut lo, gue cewek murah yang dipeluk langsung luluh hah!!"

"Bego kalo lo beranggapan kaya gitu!" Iselda pergi dari dalam uks. Tepat nya berlari.

Langkah nya kalah telak dengan langkah Delta yang panjang, Delta menghalangi jalan di koridor dekat parkiran sekolah.

Iselda berdecak kesal.

"Tunggu!" Suara berat itu membuat Iselda mendelik sempurna.

"Gue antar lo."

Iselda mengerutkan kening, "Gak butuh!"

"Gue tetep antar lo!"

"Orang maksa! Gila emang!!"

Iselda berjalan cepat menuju mobil silver nya. Membuka resleting tas nya untuk mengambil kunci mobil nya.

Delta merebut kunci mobil itu dengan paksa, tentu tangan mungil Iselda kalah telak dengan tangan kekar Delta yang mencengkram kunci mobil nya.

"Ck, balikin!"

Delta tak merespon.

"Sekarang masuk! Atau tangan gue yang maksa lo masuk!!"

Wajah santai Delta membuat Iselda muak.

CRACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang