•boy•

338 46 1
                                    

"Ahh... pelan."

"Sakit--Ahh!"

"Lu mau ngobatin apa ngebunuh sih?" ucap Dirga kesal.

Dirga menutup matanya. Mencoba menahan perih. Sedangkan Bintang tetap fokus mengobati luka Dirga.

"Aduh...pelan Bint. Sakit bego!"

Bintang berdecak kesal lalu menekan kapas yang berisi obat pada luka di dahi Dirga dengan sengaja.

"Monyet! Sakit aduhh!! Jangan diteken" racau Dirga sambil memukul pelan lengan Bintang.

Bintang hanya memutar bola matanya sambil lanjut mengompres dahi Dirga.

"Bint.."

"Hmm?"

"Kak Arden mana?"

"Gue suruh pulang. Nggak enak ngerepotin."

"Gue belum bilang makasih ke dia." kata Dirga.

Ia memplester pipi Dirga yang tergores.

"Terus lo kenapa di sini?"

"Pake nanya? lo kecelakaan makin bego, jangan-jangan otak lo kena ya?"

"Maksud gue. Kenapa nggak lanjut jalan sama Kak Arden aja. Gue bisa ngobatin diri gue sendiri. Terus lo tau darimana gue kecelakaan?"

Bintang menghela nafas lalu ikut duduk di sofa bersama Dirga setelah selesai mengobati semua luka Dirga.

"Lona nelfon gue. Katanya lo kecelakaan. Yaudah gue buru-buru jemput lo."

"Terus kenapa nggak lanjut jalan aja sama Kak Arden?" Dirga ingin mendengar jawaban Bintang.

"Sekarang kak Arden nggak begitu penting. Sekarang itu lo yang penting. Gue mana bisa tenang, kalau lo sakit kaya gini?"

Dirga senang mendengarnya.

"Lagian lo, kenapa bisa kecelakaan?" tanya Bintang.

"Ditabrak. Gue nggak liat ada mobil. Salah gue sih ngga fokus bawa motor."

"Nggak fokus? Mikirin apa"?"

"Mikirin lo." ucap Dirga pelan tapi Bintang bisa mendengarnya.

"Hah?"

"Gue kepikiran lo. Gue cemburu lo jalan sama Kak Arden." lanjut Dirga sambil menatap mata Bintang.

Bintang diam. Tidak tau harus bagaimana menanggapi omongan Dirga.

"Gue suka sama lo Bint. Dari dulu. Dari pas kita lulus SMP. Atau sebelum lulus ya? Gue lupa, pokoknya udah lama."

"Lo bercanda ya?" tanya Bintang pelan.

"Emang muka gue keliatan kaya lagi bercanda?"

"Selama ini gue nyimpen rasa sama lo, Bint. Gue nggak berani bilang karena gue takut nantinlo malah ngejauh." jelas Dirga sambil menatap Bintang.

Bintang benar-benar diam seribu bahasa. Mau membalas perkataan Dirga, tapi bingung.

"Ini serius?"

"Gue tanya sekali lagi. Emang muka gue keliatan kaya bercanda?"

Bintang menatap wajah Dirga yang bener-bener keliatan serius. Datar banget.

"Dirga..."

"Duh, sorry Bint." potong Dirga. "Gue malah bilang gini di saat lo jelas-jelas suka sama orang."

Bintang terdiam. Jujur, dia bingung atas perasaannya sendiri.

"Lupain aja ya yang tadi." kata Dirga.

"Gue bingung, Ga." sahut Bintang.

"Gue selalu bilang kalo gue suka Kak Arden, tapi pas tau dia juga suka gue, gue nggak terlalu seneng. Kenapa ya?"

Dirga berkedip. "Terus pas tau gue suka sama lo, gimana perasaan lo?"

"Deg-degan. Agak... seneng?"

Dirga tertawa kecil. "Lo lebih suka ada di deket gue atau ada di deket Kak Arden?"

Bintang terdiam sambil berpikir, "Di deket lo sih." sahut Bintang.

"Kak Arden belum nembak lo kan--"

Bintang menyerngit.

"--jadi gue masih bisa dong?" lanjut Dirga masih tersenyum menampakkan giginya. Sambil menaikkan sebelah alis.

Bintang bingung.

Dirga memegang kedua pipi Bintang.

Bintang diam, bergeming. Dia cuma menatap Dirga.

"Gue kasih waktu untuk mikir jawaban lo. Lo nggak harus jawab sekarang."

tbc
















Galaxy Messages ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang