1. The Other World

1.9K 96 52
                                    

Author's POV

Seorang peri perempuan berpenampilan maskulin, berambut pendek seperti potongan rambut laki-laki dan bersayap warna coklat berjalan mondar-mandir dan tatapan matanya awas mengamati wajah-wajah lima ratus pengikutnya yang tampak bersemangat dan siap untuk berdemo di depan istana. Selama tujuhbelas tahun menjadi peri, baru kali ini dia nekat mengambil keputusan paling berani, mengumpulkan peri-peri yang satu suku dengannya untuk mengajukan protes kepada pemerintah tentang ketidakadilan perlakuan pemerintah yang didominasi pejabat dari suku Anchiornis the fairy terhadap suku Archaeopteryx the fairy.

"Pokoknya hari ini juga kita harus bergerak. Semakin cepat semakin baik sebelum kita menjadi budak di tanah sendiri." Amber berorasi dengan berapi-api,  menggetarkan siapapun yang mendengarnya.

"Setuju...!" Laki-laki bermata biru dan bertampang lumayan cute mengepalkan telapak tangannya dan mengangkatnya tinggi-tinggi. Dia bernama Troye Sivan, sahabat masa kecil yang sudah soulmate banget dengan si peri tomboy bernama Amber Josephine Liu, yang tadi berorasi dengan semangat meledak-ledak, ledakannya jauh lebih dahsyat dari pedasnya cabai terpedas di dunia tahun 2013 The Carolina Reaper.

 Dia bernama Troye Sivan, sahabat masa kecil yang sudah soulmate banget dengan si peri tomboy bernama Amber Josephine Liu, yang tadi berorasi dengan semangat meledak-ledak, ledakannya jauh lebih dahsyat dari pedasnya cabai terpedas di dunia tahun ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Peri-peri yang lain mengikuti langkah Troye, mengepalkan telapak tangannya dan dan berteriak lantang, "hidup Archaeopteryx..!"

Mereka terbang bersama menuju istana dengan kepercayaan diri yang begitu tinggi. Amber tersenyum, sejarah akan mencatat, untuk pertama kali sebagian peri dari suku Archaeopteryx berani melawan pemerintah setelah hampir satu dekade selalu menjadi kaum minoritas yang tertindas dan diperlakukan sewenang-wenang. Sudah sejak kecil, isi kepala Amber dipenuhi dengan pertanyaan tentang bagaimana memperjuangkan keadilan untuk kaumnya. Dan sekaranglah waktu yang tepat untuk merealisakan ide yang bertahun-tahun cuma bisa dipendam di kepala.

Setiba di depan pintu gerbang istana, Amber dan para pengikutnya berteriak lantang memperjuangkan haknya.
"Raja kami mohon beri kami keadilan..!"
"Kami punya hak yang sama dengan Anchiornis."
"Kami tidak mau ditindas dan diperlakukan semena-mena."
"Kami berhak untuk hidup sejahtera."

Para pengawal berusaha menahan pintu gerbang agar para pendemo tidak berhasil menembusnya.
"Hai pengawal, kalian sebagian besar berasal dari suku yang sama dengan kami. Ayo bantu kami, lawan pemerintah untuk memperjuangkan hak kita." Teriak Amber sambil terus mendorong pintu dengan kekuatan maksimal yang bisa ia kerahkan.
Semua partisipan demo berusaha sekuat tenaga mendorong pintu gerbang.

Sementara itu suasana di ruang pribadi Baginda Raja begitu tegang. Raja dan Ratu kerajaan peri mulai panik. Raut wajah sang Raja terlihat gusar seperti cacing disiram minyak tanah.

"Kerahkan semua pengawal! Jumlah pengawal istana kita jauh lebih banyak dibanding jumlah para pendemo. Amankan semua pendemo, tangkap dalangnya dan bawa ke hadapanku." Intonasi suara sang Raja terdengar menggelegar bagai halilintar yang menyambar-nyambar.

Sang panglima perang membungkukkan badannya, "baik yang mulia, titah Baginda Raja akan segera dilaksanakan." Sang panglima yang berwibawa dan berperawakan tinggi besar berlalu dari hadapan Raja untuk segera menjalankan perintah sang Baginda.

Sweet Cupcakes (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang