TCLI - 3

9.4K 672 13
                                    

Warning : Terdapat part kekerasan.

.

.

.

Sore itu sesuai jadwal Asami berangkat menuju Fukuoka. Meskipun sebenarnya dia sangat tidak ingin meninggalkan kekasihnya disaat seperti ini. Walaupun Akihito sudah berjanji dia akan baik-baik saja, tetap saja Asami merasa khawatir. Kalau saja bawahannya tidak melakukan hal bodoh, saat ini dia pasti bisa menemani kekasihnya. Setelah berpesan pada Rui dan Achi untuk menjaga Akihito dengan baik, Asami pergi menuju bandara bersama kedua orang kepercayaannya.

Fukuoka. Gudang nomor 2 yang berada dipinggiran kota, yang biasanya terlihat sepi, malam ini terlihat ramai dengan adanya semua pengawal Asami. Mereka yang sedang bekerja ataupun tidak bekerja hari itu, semua berada di gudang atas perintah atasan mereka. Mereka bisa menebak apa kiranya yang akan terjadi selanjutnya, hanya dengan melihat kedua mantan rekan mereka yang berada ditengah-tengah gudang dalam keadaan terikat dan tidak sadarkan diri. Kabar tentang kebakaran yang terjadi di gudang beberapa hari yang lalu sudah menyebar hampir ke seluruh pengawal Asami. Kerugian yang ditimbulkan akibat kebakaran mungkin tidak ada apa-apanya bagi boss mereka, tapi kabar kebakaran tersebut karena disengaja membuat mereka bisa menebak kemarahan sang crime lord.

Beberapa menit mereka menunggu dengan saling bercengkrama, namun seketika keadaan gudang langsung berubah menjadi hening. Saat mereka mendengar suara mobil lalu tidak lama kemudian pintu gudang terbuka, masuklah sang crime lord bersama kedua orang kepercayaannya. Dengan setelan jas rapi, aura yang mengintimidasi cukup membuat semua pengawal Asami Ryuichi menunduk memberi hormat dengan takut. Asami berjalan menuju kursi yang sebelumnya sudah disiapkan oleh pengawalnya dan segera duduk, Kirishima berdiri dibelakan Asami sedangkan Suoh berjalan menuju kedua mantan pengawal Asami.

Dengan dibantu kedua orang pengawal yang lain, Suoh menyiramkan air dingin ke arah keduanya, yang membuat mereka terbangun seketika. Ketika kesadaran mereka kembali dan melihat Asami berada di depan mereka, mereka langsung tau bahwa neraka benar-benar akan mendatangi mereka sebentar lagi. Dengan ketakutan yang luar biasa, keduanya berusaha untuk memohon ampun pada Asami.

"As... Asami-sama."

Asami bangkit dari duduknya dan melepaska coatnya yang langsung diterima oleh Kirishima, berjalan kearah kedua orang penghianat yang sudah membakar gudang penyimpanan barang-barang berharganya. Saat tiba di depan keduanya, Asami dengan tangan yang masih memakai sarung tangan mahalnya menjabak atau menarik kebelakang rambut keduanya. Sehingga mereka menengadah menghadap Asami langsung ke kedua matanya.

"Berikan alasan kenapa kalian berkhianat, aku memberikan waktu 1 menit untuk kalian menjawab." Ucap Asami lantas melepaskan rambut keduanya dengan kasar.

"Kami terpaksa melakukannya Asami-sama, kami membutuhkan uang untuk melunasi hutang kami." Jawab -Morimoto Kouji- dengan suara ketakutan.

"Kami awalnya tidak akan menerima tawaran itu, tapi mereka - Koda-kumi - mengancam akan membunuh kami jika kami tidak menerimanya. Kami mohon, maafkan kami Asami-sama." Mohon -Saito Yasuka- dengan suara bergetar.

"Jadi karena kalian takut Koda-kumi akan membunuh kalian, kalian memilih untuk berkhianat. Kalian pikir aku akan melepaskan kalian begitu saja? Koda-kumi mungkin akan membunuh kalian hanya dengan satu kali tembak, sedangkan aku. Aku akan membunuh kalian dengan perlahan, sehingga kalian akan merasakan apa itu neraka dunia. Jadi, nikmatilah."

Usai mengatakan itu Asami segera kembali ketempat duduknya, mengabaikan permohonan maaf keduanya. Dengan menyesap whisky yang Kirishima berikan, Asami menyuruh Suoh untuk memulainya. Pukulan demi pukulan mereka terima dari Suoh -Ketua pengawal seluruh pengawal Asami-, yang berawal dari menggunakan tangan hingga pemukul baseball mereka rasakan. Beberapa menit kemudian keduanya mulai terlihat tidak sadarkan diri dan Asami menyuruh Suoh untuk berhenti.

The Crime Lord and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang