TCLI - 6

7.6K 639 9
                                    

Jam menunjukan pukul 10 malam saat Asami sampai di apartemen. Tadinya dia berniat pulang lebih awal, supaya masih bisa menyelesaikan masalahnya dan Akihito. Tapi ternyata dokumen-dokumen yang menumpuk di atas meja, menghambat dia untuk pulang lebih awal.

Dia tidak mengharapkan Akihito menunggunya pulang ataupun memasakannya makan malam seperti biasa, dia tau Akihito masih tidak merespon niat baiknya untuk berbaikan. Terbukti dari tadi siang ketika Asami menelpon.

Asami dibuat terkejut ketika dia akan mengambil air putih di dapur, Asami melihat berbagai macam makanan kesukaannya tertata dengan rapi di atas meja makan. Apa Akihito yang menyiapkannya, tapi bukankah tadi siang dia masih menjawab dengan dingin setiap pertanyaannya, tapi ini.

Tidak ingin dihantui rasa penasaran, Asami segera berjalan atau lebih tepatnya berlari kearah kamarnya dan Akihito, melupakan niat awalnya untuk minum. Sekarang yang lebih penting adalah segera menemui kekasihnya itu.

Ketika membuka pintu kamarnya, Asami bisa melihat Akihito yang sudah terlelap tidur. Ia tidak ingin membangunkan Akihito, tapi dia juga tidak sabar jika harus menunggu jawabannya sampai besok pagi. Dan Asami memilih untuk membangunkan Akihito, daripada harus menahan rasa penasarannya.

Berjalan kearah Akihito, duduk disisi ranjang disebelah Akihito. Asami mengusap dengan lembut pipi Akihito, memberinya kecupan di kening, berharap usapan dan kecupannya membangunkan Akihito.

Merasa tidurnya terganggu, perlahan Akihito membuka kedua matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah wajah tampan Asami yang sedang menunduk menatap dirinya. Mengusap kedua matanya, mencoba untuk lebih memfokuskan pandangan, agar dia yakin bahwa itu bukan hanya halusinasi semata.

Ketika pandangan matanya lebih fokus, barulah Akihito yakin bahwa apa yang dia lihat nyata. Tadinya dia pikir Asami masih marah padanya, memilih untuk tidak pulang dan menghindarinya. Kenyataannya Asami pulang dan sekarang berada didepan matanya, ditambah dengan elusan lembut di pipinya oleh Asami.

"Maaf membangunkan mu."

"Tidak apa-apa. Jam berapa sekarang?"

"Jam 10."

"Dan kau baru pulang?"

"Ya."

Diam. Mereka bingung untuk memulainya darimana. Melihat Akihito tidak lagi bersuara, Asami kembali membuka percakapan diantara mereka.

"Kau memasak makan malam?"

"Ya. Tadinya aku mengira kau akan pulang saat makan malam."

"Maaf. Tadi aku cukup sibuk, jadi pulang terlambat."


"Tidak apa-apa. Apa kau sudah makan malam?"

"Belum."

"Tunggu sebentar, aku kan menghangatkan kembali makanannya. Selagi menunggu lebih baik kau mandi dulu."

Akihito beranjak bangun dan turun dari kasur, saat akan keluar kamar, Asami menariknya membuat Akihito menghadap Asami. Asami memeluk pinggang Akihito lalu mendekatkan wajah mereka, berniat untuk memberi sebuah ciuman selamat datang, seperti yang biasa mereka lakukan. Tapi saat bibirnya sedikit lagi hampir menyentuh bibir Akihito, Akihito menghindar dan segera keluar setelah melepaskan pelukan Asami pada pinggangnya.

Melihat Akihito keluar kamar setelah menolak ciumannya, Asami hanya bisa mengehala napas. Ia kira dengan Akihito memasakannya makan malam seperti biasa, Akihito sudah melupakan niat untuk berpisah darinya. Tapi melihat Akihito menolak ciumannya tadi, Asami tidak terlalu yakin jika Akihito sudah melupakan niatnya itu. Lebih baik dia mandi sekarang, mungkin dengan air dingin bisa sedikit meredakan kekesalannya.

The Crime Lord and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang