PART 8 [UNCONTROLLABLE]

555 28 3
                                    

Erissa's POV

Hari yang ditunggu oleh penggemar si tua besar akhirnya datang. Setelah beberapa kali memikirkan untuk menghadiri atau tidak konser yang akan menampilkan lelaki itu sebagai bintang tamunya, akhirnya aku memutuskan untuk pergi. Sebenarnya hanya karena agar tiket gratisan tidak mubazir.

Sudah setengah jam aku mendekam di dalam kamar, tepatnya di depan lemari lantaran bingung memilih pakaian mana yang harus aku pakai agar tidak terlihat norak saat duduk di kursi VIP.

"Erissa, pak ojek sudah ada di bawah." Sosok mamah terpantul di cermin lemariku.

"Iya. Suruh dia menunggu sebentar lagi."

Pintu ditutupnya lagi.

Aku mengambil salah satu dress yang tergantung di dalam lemari, kemudian menghadap cermin. Apakah ini pantas dipakai sekarang? Baiklah, daripada mengulur waktu, aku memilih dress berwarna cream pastel dengan model lengan peasant untuk pakaianku sore ini. Rambutku hanya dikuncir bawah seadanya dan rapi. Ditambah dengan jepitan bunga di atas kepala bagian kanan, menjepit poni panjangku.

Setelah kurasa cukup, aku keluar menuruni anak tangga dan menyapa pak ojek yang masih setia menunggu.

"Ayo pergi, pak."

Dia memberi helm padaku.

"Erissa, tunggu!" mamah berlari dari dalam, "Stevan menelfon."

"Ah paling hal tidak penting. Nanti biar aku kirimkan pesan saja padanya."

"Oh, yasudah. Hati-hati, ya?"

Aku mengangguk dan duduk di belakang pak ojek mengadap samping, melambaikan tangan pada mamah ketika motor telah melaju.

***

Author's POV

Reyhan tengah berlatih di backstage bersama pemusik lain yang akan tampil. Jarinya pandai memetik senar-senar gitar, menciptakan instrumen sesuai dengan lagu yang akan dinyanyikan nanti. Sebenarnya hal yang mudah baginya untuk bernyanyi sambil memainkan gitar, namun karena akhir-akhir ini banyak fikiran, dia khawatir ada yang kelupaan.

"Na...na...na..na.." suara beratnya bergumam lirih, menyepadankan dengan suara gitar agar tidak fales.

Reyhan akan membawakan lagu sebanyak 3 kali. Pertama sebagai pembukaan, lalu saat break time, dan penampilannya berakhir pada penutupan acara. Jadi, dia harus konsentrasi.

Dia beralih dari gitar menuju piano yang disediakan oleh panitia untuk berlatih. Lalu melakukan hal yang sama dengan saat dirinya bermain gitar. Dia akan menampilkan bakat pianonya saat break time, jadi dia sedikit lebih acak-acakan karena dia pikir nanti akan bisa berlatih lagi setelah penampilannya yang pertama.

Lagu yang akan dibawakan dengan piano berjudul All Of Me milik John Legend. Well, ini merupakan lagu terbaik yang pernah ia cover hingga anak-anak di kampusnya meminta rekamannya. Pertama kali ia membawakan lagu ini ketika masih pada tingkat bawah perkuliahan.

Dia menikmati setiap nada yang ia ciptakan sendiri beriringan dengan suara beratnya. Lagunya selalu membuat ia larut karena memiliki makna mendalam tentang seorang pria yang sangat jatuh cinta pada pasangannya.

"Woahh! Kerja bagus, bro!" seseorang mendekatinya setelah ia sampai pada akhir lagu.

Reyhan hanya mengangguk dan tersenyum, mengucapkan terimakasi padanya.

"By the way, kamu guest, ya?" tanyanya.

"Iya, betul."

"Tidak heran panitia memilihmu. Sip! Semoga berhasil, bro! Tetap konsentrasi karena tanggung jawabmu lebih besar dari kami." Dia menepuk-nepuk pundak Reyhan.

TSILY [END] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang