Palestina

3.8K 188 4
                                    

"Apa?! Palestina?" Tanya Rafifa pada Refand sambil mengubah posisinya yang tadinya duduk disamping Refand kini ia berdiri

Refand pun ikut berdiri, dipegangnya pundak Rafifa "Duduk dulu, biar kakak jelasin semuanya"

Rafifa kembali duduk, begitupun dengan Refand. Ada rasa heran dalam benak Refand, belakangan ini semenjak Refand berangkat ke Bandung Rafifa terkesan lebih manja pada Refand. Mudah marah, kadang menangis, tapi terkadang ia pula bersikap seperti biasanya. Namun semua itu tak Refand ambil pusing ia hanya berfikir bahwa semua itu semata mata karena ketakutan Rafifa ditinggalkan oleh Refand.

"Maafin kakak, semalem kakak mau Kasih tau Fifa, tapi kakak rasa semalem waktunya belum tepat" Refand mulai menjelaskan tapi dengan cepat Rafifa menyanggahnya

"Fifa gak nanya itu. Yang Fifa tanyain itu kenapa kakak tugasnya jauh banget? Padahalkan kakak bahkan belum lama pelatihannya"

Refand tersenyum kearah Rafifa, diraihnya tangan Rafifa, ia mainkan jari jari langsing Rafifa "Palestina bener bener lagi membutuhkan bantuan, dan Negara kita akan membantunya melalui para tentara. Dan kakak ditunjuk karena mereka rasa kakak sudah cukup bisa melakukannya. Ayolah Fa, ini amanah dari Indonesia, ini juga dibutuhkan oleh saudara kita di Palestina, ini jihad Fa, kamu fahamkan?"

Tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut Rafifa. Rafifa terus menatap mata Refand. Ia tak dapat berkata apapun lagi. Semua yang Refand katakan memang benar, sangat benar, mengenai Amanah, Tolong menolong, dan Jihad. Perlahan setetes air mata keluar dari kedua mata Rafifa tetapi pandangannya tetap Setia mengunci mata Refand. Ketika isak tangis mulai Refand dengar, segera ia raih tubuh Rafifa dan dipeluklah olehnya guna memberikan sedikit ketenangan pada Rafifa.

"Maaf kalo hari ini kakak lagi lagi nyakitin Fifa, maaf tugas kakak gak sesuai sama keinginan Fifa. Percayalah, jika Allah berkehendak maka kakak akan segera kembali kesini, kerumah ini. Untuk Rafifa" jelasnya sambil mengusap punggung Rafifa.

---

Refand dan Reno juga Risa kini ada di sebuah cafe. Ketiganya sengaja bertemu tanpa Rafifa karena Rafifa sendiri yang memilih pergi ke rumah Bundanya diantar oleh Refand dengan alasan ia sangat merindukan bundanya apalagi ayahnya. Refand pun menurutinya dan akan kembali menjemput Rafifa saat urusannya dengan Risa dan Reno telah selesai.

"Jadi intinya gimana nih? Tumben lu ngajak ketemuan gini ? Tanpa Rafifa lagi" Ucap Reno kembali memulainya pembicaraan setelah ketiganya cukup lama berdiam

"Ok, jadi gini Ren, Ris. Gw kan besok mulai berangkat tugas, kemungkinan sekitar 2 mingguan. Nah selama gw tugas gw minta tolong lu berdua sering tengokin Rafifa kalo kalian ada waktu. Soalnya dia sendirian dirumah, gw khawatir juga. Gw  percayain sama kalian" jelas Refand

"Tugas kemana?" Tanya Risa

"Palestina"

Mendengar jawaban Refand, Risa dan Reno kompak berkata "hah? Palestina?" Mungkin karena terkejut

"Biasa aja kali gak usah kompakan gitu" ucap Refand

"Elaahh, beneran lu?" Tanya Reno lagi yang hanya dibalas anggukan oleh Refand

"Kalo gw nginep boleh?" Tanya Risa meminta izin

"Boleh aja" Jawab Refand

"Kalo gw?" Tanya Reno ikut ikutan

"Elu kan suaminya Risa, ya berarti sepaket sama Risa koplakk"

"Oiya ya" jawab Reno seperti orang bloon

Saat sedang asik bercengkrama dengan teman sekampusnya dulu itu tiba tiba ponsel Refand berbunyi menandakan ada pesan masuk, dibukanya kunci layar ponselnya dan tertera nama Rafifa disana.

Cinta Dalam Doa [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang