Hidup Baru

5.1K 232 4
                                    

"Jangan mengedepankan amarah Fa, jangan biarkan syaiton menguasai dirimu, cobalah untuk lebih mengontrol emosi kamu yah" bisik Refand dengan lembut yang dibalas anggukan oleh Rafifa

Risa menghampiri Rafifa dan Refand, dengan seorang pria disampingnya. Refand merasa tegang sendiri, khawatir istrinya itu tak dapat menahan amarahnya pada Risa karena merasa dibohongi oleh Risa. Sangat terlihat wajah datar Rafifa saat dihampiri Risa, tak seperti biasanya yang selalu terlihat sumringah.

"Fa, lu udah sehat banget? Kok masuk kuliah sekarang sih?" Tanya Risa sambil menatap Rafifa lekat lekat.

Ketegangan yang Refand rasakan sirna seketika ketika melihat sebuah senyuman mengembang di bibir Rafifa "Alhamdulillah Ris, kamu gimana? Sehat kan?"

"Alhamdulillah Fa, oiya Fa kenalin ini mas Reno" Ucap Risa sambil mengalihkan pandangangannya dari Rafifa ke Reno.

"Iya, aku tau kok Ris" Jawab Rafifa sambil sedikit menoleh kearah Reno dan memanggutkan kepalanya sebagai tanda hormat.

"Refand udah cerita ya?" Tanya Risa lagi

Rafifa mengangguk mengiyakan "Kamu ambil jurusan apa Ris?"

"Gw jurusan psikologi, lu apa Fa?"

"Insyaallah Ekonomi, Ris"

"Ekhemm pada asik berdua aja nih" Ucap Refand yang membuat Rafifa dan Risa nyengir lebar

"Yaudah kita duduk dibangku sana aja yu, pendaftarannya juga dibukanya sekitar 40 menitan lagi" ajak Rafifa sambil menunjuk salah satu bangku yang ada ditaman.

Setelah keempatnya duduk mereka kembali melanjutkan ceritanya.
"Lu ngambil jurusan apa Ren?" Tanya Refand pada Reno

"Bisnis, lu?" Reno berbalik bertanya

"Sama"

"Seandainya Rizal masih ada, pasti kita berlima yakan?" Ucap Rafifa tiba tiba yang membuat suasana senyap seketika dan dirinya menjadi pusat perhatian sehingga Rafifa salah tingkah sendiri "Ehh aku salah bicara ya? Maaf ya"

"Eehh, udah udah. Kasian Rizal udah tenang disana. Gimana kalo sekarang kita keliling kampus ini? Sambil liat liat ruangannya, kan biar tau juga kalo ntar jadi kuliah disini" ajak Refand mengalihkan pembicaraan.

---

"Fa, minggu depan kan kita mulai ospek, nah kayanya minggu ini kakak bakalan kerja dikantor papa dulu" Ucap Refand dengan matanya yang masih fokus pada jalanan, kini keduanya sedang dalam perjalanan pulang.

"Iya kak"

"Fifa mau pindah rumah gk? Kalo mau, kita pindah ke rumah kakak. Walaupun gk sebesar rumah ayah sama papa tapi Insyaallah layak huni kok"

"Terserah kakak, Fifa ikut aja. Kan disini kakak lebih berhak ngambil keputusan"

"Kamu sanggup gk kalo tanpa bunda juga mama?"

Rafifa terlihat berfikir sejenak lalu malah nyengir dan sedikit terkekeh  "Hehe .. kalo gitu Fifa fikirin lagi deh"

"Yaudah, fikirin mateng mateng ya, biar kesananya nyaman" Jawab Refand sambil membelai pipi kanan Rafifa dengan tangan kirinya.

"Kalo gk mateng gimana?" Tanya Rafifa mulai konyol

"Ya gedein apinya" jawab Refand sekenanya

"Kalo kematengan?"

"Gk enak juga, buang aja"

Keduanya tertawa kecil bersama, sebuah kebahagian sederhana yang mereka rasakan saat menjalani pacaran setelah menikah.

Cinta Dalam Doa [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang